Menghadapi situasi tersebut, menurutnya, retorika idealis semata tidak cukup. Langkah prioritas yang harus dipikirkan adalah penghentian segera pemusnahan massal dan penyelamatan warga sipil menyelamatkan yang tak berdosa, merawat yang luka, dan memenuhi kebutuhan pangan dasar, walau langkah itu mungkin bukan solusi ideal jangka panjang.
Ustaz Jeje lalu membandingkan pilihan pragmatis semacam gencatan senjata atau bahkan menerima sementara konsep “two‑state solution” sebagai pintu darurat penyelamatan dengan kebijakan Nabi Muhammad ketika menerima perdamaian sementara demi mempersiapkan kekuatan yang lebih besar.
Ia menekankan bahwa keputusan taktis seperti itu bukan pengabaian terhadap cita‑cita akidah, melainkan bagian dari prinsip siyasah syar’iyah: strategi perjuangan yang mempertimbangkan kondisi nyata, bukan sekadar respon emosional.
Menutup khutbahnya, Ustaz Jeje menyerukan agar upaya penyelamatan kemanusiaan dilakukan segera sambil tetap mempertahankan cita‑cita ideal pembebasan penuh Palestina. Ia mengingatkan agar kritik terhadap keputusan pragmatis tidak mengesampingkan niat ikhlas para pejuang dan pemimpin yang bekerja untuk keselamatan rakyat Palestina. []
BACA JUGA:PERSIS Mengutuk Kebiadaban Israel terhadap Palestina
