Hakikat, Pujian dan Celaan Harta

oleh Redaksi

01 Oktober 2025 | 08:21

Hakikat, Pujian dan Celaan Harta

HAKIKATو PUJIAN DAN CELAAN HARTA

Oleh: A. Zakaria



Hakikat Harta


يَقُولُ ابنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ. -رواه مسلم-


Ibnu Adam berkata: “Inilah hartaku, inilah hartaku, padahal tidak ada yang terhitung hartamu kecuali apa yang telah kamu makan kemudian hancur, atau apa yang kamu pakai kemudian akhirnya lapuk atau apa yang kamu shadaqahkan kemudian kekal abadi.” (H.R. Muslim)


عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ ر قَالَ؛ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِ وَارِثِهِ، قَالَ: اِعْلَمُوْا أَنَّهُ لَيْسَ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا مَالُ وَارِثِهِ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ، مَا لَكَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا قَدَّمْتَ وَمَالِ وَارِثِكَ إِلَّا مَا أَخَّرْتَ. -رواه البخاري-


Dari Ibnu Mas’ud r.a, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Siapakah di antaramu yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri? Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, tidak ada di antara kami seorangpun kecuali ia lebih mencintai hartanya daripada harta ahli warisnya. Nabi bersabda: “Ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun kecuali ia pasti lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya. Tiadalah yang terhitung hartamu kecuali apa yang telah kamu manfaatkan sedangkan sisa dari harta yang telah kamu gunakan adalah untuk bagian ahli warismu.” (H.R. al-Bukhâri)


أَتَدْرُوْنَ مَنْ اَلصُّعْلُوكُ؟ قَالُوْا: الَّذِي لَيْسَ لَهُ مَالٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ: اَلصُّعْلُوكُ كُلُّ الصُّعْلُوكِ الَّذِي لَهُ مَالٌ فَمَاتَ وَلَمْ يُقَدِّم مِنْهُ شَيْئًا.


Tahukah kamu siapakah yang terhitung sha’luk? Mereka berkata: “Sha’luk itu ialah orang yang miskin yang tidak punya harta. Nabi bersabda: “Orang yang betul-betul sha’luk itu ialah orang yang banyak hartanya tetapi tidak pernah tabanah sedikitpun.”


وَعَنْ عَائِشَةَ ر، أَنَّهُمْ ذَبَحُوا شَاةً، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ: مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَتِفُهَا، قَالَ: بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا. -رواه الترمذي-


Dari ‘Aisyah r.a, sesungguhnya mereka (keluarga Nabi) menyembelih seekor kambing lalu Nabi bersabda: “Apa yang tersisa? ‘Aisyah berkata: “Tidak ada yang tersisa kecuali pundaknya. Nabi bersabda: “Semuanya tersisa kecuali pundaknya.” (H.R. al-Tirmidzi)



Pujian Terhadap Harta


Harta itu disebut khairan (baik), seperti dalam firman Allah berikut ini;


كُتِبَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ إِن تَرَكَ خَيۡرًا ٱلۡوَصِيَّةُ لِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ. (البقرة: 180)


Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma´ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah: 180)


وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ لَشَدِيدٌ. (العاديات: 8)


Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Q.S. al-‘Âdiyât: 8)


...وَأَنفِقُواْ خَيۡرٗا لِّأَنفُسِكُمۡۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ. (التغابن: 16)


…dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. al-Taghâbun: 16)


وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡأَنۡهَٰرٗا١٢مَّالَكُمۡلَاتَرۡجُونَلِلَّهِوَقَارٗا.(نوح:12-13)


Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah.” (Q.S. Nûh: 12-13)


Doa Nabi terhadap Anas bin Malik


اَللهم أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْهِ. -رواه البخاري-


Ya Allah, perbanyaklah hartanya, anak-nya dan berkahilah padanya.” (H.R. al-Bukhâri)


Nabi pernah bersabda kepada ‘Amru bin al-‘Ash;


نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ. -رواه أحمد-


Sebaik-baik harta adalah apa yang ada di tangan laki-laki yang shaleh.” (H.R. Ahmad)


Nabi pernah bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqash;


إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ. -متفق عليه-


Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan minta-minta terhadap yang lain.” (H.R. al-Bukhâri dan Muslim)


Celaan Terhadap Harta


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ. (المنافقون: 9)


Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Q.S. al-Munâfiqûn: 9)


وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ.(الأنفال:28)


Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya lah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. al-Anfâl: 28)


 كَلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ ٦ أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ. (العلق: 6-7)


Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Q.S. al-‘Alaq: 6-7)


قَالَ النَّبِيُّ ص: تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَتَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ. -رواه البخاري-


Nabi SAW bersabda: “Celaka hamba dinar dan celaka hamba dirham.” (H.R. al-Bukhâri)


يَقُولُ ابنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ. -رواه مسلم-


Ibnu Adam berkata: “Inilah hartaku, inilah hartaku, padahal tidak ada yang terhitung hartamu kecuali apa yang telah kamu makan kemudian hancur, atau apa yang kamu pakai kemudian akhirnya lapuk atau apa yang kamu shadaqahkan kemudian kekal abadi.” (H.R. Muslim)



BACA JUGA:

Fungsi Harta Dalam islam

Reporter: Redaksi Editor: Gicky Tamimi