Jakarta, persis.or.id - Edisi hari pertama Umrah Sakinah, menghadirkan satu refleksi penting yang jarang disadari banyak orang: apalah arti sebuah nama? Ungkapan ini mungkin terdengar ringan dan akrab di telinga kita. Namun bagi para pendiri Karya Imtaq, nama bukan sekadar simbol. Ia adalah doa, visi, dan cita-cita.
Nama Karya Imtaq bukan hanya sekumpulan huruf. Di baliknya tersimpan harapan besar agar setiap langkah dalam ibadah haji dan umrah menjadi sarana untuk berkarya dalam meningkatkan iman dan takwa umat Islam. Sebuah orientasi spiritual yang dikonkretkan dalam layanan nyata.
Wakil Sekretaris Umum PP Persatuan Islam (PERSIS), Ir. H. Muhammad Faisal Nursyamsi, MM, menegaskan bahwa Karya Imtaq hadir bukan semata sebagai biro perjalanan, tetapi sebagai bagian dari dakwah pelayanan.
"Karya Imtaq lahir untuk menyelamatkan ibadah haji dan umrah umat, sekaligus menyelamatkan umat dalam menjalankan ibadah haji dan umrah," ungkapnya, Sabtu (05/04/2025).
Menurutnya, Ada dua tagline yang dipegang teguh menjadi semacam manhaj sekaligus semangat juang bagi seluruh stakeholder dan karyawan Karya Imtaq.
"Pertama, menyelamatkan Ibadah Haji dan Umrah Umat, dan Menyelamatkan Umat dalam Berhaji dan Umrah. Kedua, kalau sesuai sunnah itu simpel, mengapa dibuat ribet?" ungkapnya.
Tagline kedua itu menjadi kritik halus atas praktik-praktik yang kadang membuat ibadah menjadi rumit karena jauh dari spirit kesederhanaan yang dicontohkan Rasulullah ﷺ. Karya Imtaq berusaha menghadirkan solusi yang sesuai dengan sunnah—tanpa mengurangi esensi, dan justru memperkuat nilai-nilai tauhid serta adab dalam setiap ritualnya.
Namun perjalanan mereka bukan tanpa ujian. Karya Imtaq pernah melewati masa-masa sulit, bahkan nyaris berada di titik nol. Puncaknya terjadi saat pandemi COVID-19 melanda, mengguncang seluruh sektor termasuk biro perjalanan umrah dan haji. Tapi dengan kerja keras dan kerja cerdas, tim Karya Imtaq mampu bertahan dan bangkit perlahan.
"Alhamdulillah, semua itu jadi bekal berharga untuk terus memberikan pelayanan yang lebih baik ke depan," ujar Ustaz Faisal penuh optimisme.
Ia menggarisbawahi bahwa keberhasilan Karya Imtaq bukan hanya ditopang oleh strategi bisnis, tapi juga oleh keikhlasan dan kekuatan doa dari semua pihak yang peduli dan mencintai jalan dakwah ini.
Kini, Karya Imtaq terus menatap masa depan dengan penuh harap, namun tetap berpijak pada prinsip. Bahwa ibadah bukanlah komoditas, melainkan amanah yang harus dijaga. Melalui inovasi, profesionalisme, dan ruh dakwah yang tak lekang oleh zaman, Karya Imtaq ingin menjadi pelayan umat yang benar-benar menghantarkan bukan hanya secara fisik ke Tanah Suci, tapi juga secara ruhani kepada kedekatan dengan Allah Swt. []
BACA JUGA:Direktur PT. Karya Imtaq H. Andi Sugandi Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya 6 Jemaah Umroh di Arab Saudi