Bandung, persis.or.id - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Persis mengecam keras terhadap segala bentuk kekerasan seksual yang mengancam keamanan perempuan pada Kamis (17/04/2025).
Sepanjang tahun 2025 ini terjadi banyak kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan, baik dalam institusi pendidikan maupun kesehatan, yang dilakukan oleh oknum akademisi juga oknum praktisi kesehatan.
Berdasarkan data yang terdapat pada website resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI) menunjukkan bahwa perempuan mencapai angka tertinggi sebagai korban kekerasan seksual. Pasalnya, data statistik berdasarkan usia, angka korban kekerasan seksual tertinggi itu ada pada rentang usia 13-17 tahun, dengan kata lain anak di bawah umur.
Hal tersebut merupakan jumlah yang terdata saja. Belum lagi korban yang enggan melapor karena faktor psikologis maupun ancaman dari eksternal. Maka perlunya tindakan konkrit dan cepat untuk memutus rantai terjadinya kembali hal serupa yang mengancam keamanan para perempuan.
Zihan Siti Nurhaliza, Ketua Umum PP IPPi PERSIS menyampaikan “Kami, Ikatan Pelajar Putri Persis, dengan tegas mengecam segala bentuk kekerasan seksual yang merusak masa depan dan kehormatan perempuan. Kami mengecam segala upaya untuk merendahkan atau mengintimidasi perempuan yang berani melawan dan mengungkap kejahatan ini.”
Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa kita harus menghormati serta melindungi mereka, dalam hal ini para perempuan yang memiliki keberanian untuk melawan. Bukan justru diabaikan bahkan disalahkan.
Ketua Umum IPPi PERSIS itu pun menyampaikan harapannya “Kami berharap agar aparat penegak hukum memberikan perlindungan maksimal kepada para korban yang berani bicara, serta memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman setimpal.”
“Sebab perempuan adalah rahim peradaban yang patut dijaga dan dihormati keberadaannya. Kita suarakan bersama keadilan untuk perempuan!” Tegasnya.
Ikatan Pelajar Putri Persis sebagai organisasi pelajar perempuan tersebut, berkomitmen untuk senantiasa memberi ruang aman bagi perempuan yang hendak mengembangkan potensi tanpa adanya stereotip negatif. “Aktivitas yang hanya melibatkan perempuan merupakan salah satu upaya kami dalam menciptakan ruang aman bagi para perempuan.” Pungkas Zihan.
BACA JUGA: Pembaharuan persis.or.id, IPPi: Langkah Signifikan Perluas Jangkauan Dakwah PERSIS