Fungsi Harta Dalam islam

oleh Redaksi

30 September 2025 | 08:34

Fungsi Harta Dalam islam

FUNGSI HARTA DALAM ISLAM

Oleh: A. Zakaria


1.Untuk memenuhi kebutuhan pribadi


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ر، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي دِينَارٌ ؟ قَالَ: أَنْفِقْهُ عَلَى نَفْسِكَ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: أَنْفِقْهُ عَلَى وَلَدِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: أَنْفِقْهُ عَلَى أَهْلِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: أَنْفِقْهُ عَلَى خَادِمِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: أَنْتَ أَعْلَمُ. -أخرجه أبو داود-


Dari Abi Hurairah r.a, ia berkata: “Seorang laki-laki telah datang kepada Nabi kemudian ia bertanya: “Ya Rasulullah, jika saya punya satu dinar? Nabi menjawab: “Sedekahkan untuk dirimu sendiri, kemudian ia bertanya lagi: “Jika saya punya satu dinar lagi? Nabi menjawab: “Sedekah-kan untuk anakmu, kemudian ia bertanya lagi: “Jika saya punya satu dinar lagi? Nabi menjawab: “Sedekahkan untuk istrimu.” kemudian ia bertanya lagi: “Jika saya punya satu dinar lagi? Nabi menjawab: “Sedekahkan untuk pembantumu.” kemudian ia bertanya lagi: “Jika saya punya satu dinar lagi? Nabi menjawab: “Kamu lebih tahu kepada siapa kamu harus menginfaqkannya.” (H.R. Abû Dâwûd)


2.Untuk memenuhi kebutuhan keluarga


لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍۢ مِّن سَعَتِهِۦ ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُۥ فَلْيُنفِقْ مِمَّآ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَا ۚ سَيَجْعَلُ ٱللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍۢ يُسْرًۭا ٧


 “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Q.S. al-Thalâq: 7)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ر قَالَ؛ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ ص : دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ. -رواه مسلم-


Dari Abi Hurairah r.a, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Satu dinar yang engkau infaqkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau infaqkan untuk membebaskan hamba sahaya, satu dinar yang engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau infaqkan untuk istrimu, maka yang paling besar pahalanya adalah dinar yang engkau infaqkan kepada istrimu sendiri.” (H.R. Muslim)


عَنْ عَائِشَةَ ر قَالَتْ: دَخَلَتْ هِنْدُ ابْنَةُ عُتْبَةَ امْرَأَةُ أَبِي سُفْيَانَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ص فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ شَحِيحٌ لَا يُعْطِيْنِي مِنَ النَّفَقَةِ مَا يَكْفِيْنِي وَيَكْفِي بَنِيَّ إِلَّا مَا أَخَذْتُ مِنْ مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمِهِ، فَهَلْ عَلَيَّ فِي ذَلِكَ مِنَ جُنَاحٍ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: خُذِي مِنْ مَالِهِ بِالْمَعْرُوفِ مَا يَكْفِيكِ وَيَكْفِي بَنِيْكِ. -متفق عليه-


Dari ‘Aisyah r.a, ia berkata; telah datang Hindun binti ‘Utbah anaknya Abi Sufyan kepada Rasulullah kemudian ia bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang lelaki yang kikir, tapi tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan kepada anak-anakku kecuali aku mengambil sebagian hartanya tanpa sepengetahuannya, apakah saya berdosa? Rasul menjawab: “Ambillah hartanya dengan cara yang ma’ruf sebanyak yang dibutuhkan olehmu dan anak-anakmu.” (H.R. al-Bukhâri dan Muslim)


3.Untuk infaq kepada orang tua


يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍۢ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَـٰمَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍۢ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌۭ ٢١٥


 “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkah-kan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesung-guhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Q.S. al-Baqarah: 215)


عَنْ طَارِقٍ اَلْمُحَارِبِيِّ قَالَ: قَدِمْنَا الْمَدِيْنَةَ، فَإِذَا رَسُوْلُ اللَّهِ ص قَائِمٌ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ النَّاسَ وَيَقُوْلُ: يَدُ الْمُعْطِي الْعُلْيَا، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ؛ أُمَّكَ وَأَبَاكَ وَأُخْتَكَ وَأَخَاكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ. -رواه النسائي-


Dari Thâriq al-Muhâribi, ia berkata; kami datang ke Madinah sedangkan Rasulullah SAW berdiri di atas mimbar sedang berkhutbah kemudian beliau bersabda: “Tangan si pemberi adalah yang atas dan mulailah kepada orang yang di atas kamu; ibumu, bapakmu, saudara istrimu dan saudara lelaki kamu kemudian orang yang di bawah kamu (kedudukannya).” (H.R. al-Nasâ`i)


4.Untuk membantu kebutuhan faqir dan miskin


وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًۭا وَيَتِيمًۭا وَأَسِيرًا ٨ إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءًۭ وَلَا شُكُورًا ٩


Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Q.S. al-Insân: 8-9)


لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَـٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَـٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَـٰمَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَـٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّـٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ ١٧٧


 “…dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya…” (Q.S. al-Baqarah: 177)


5.Untuk mempererat ukhuwwah


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الْقَرَابَةِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ. -رواه الترمذي-


Rasulullah SAW bersabda: “Shadaqah kepada orang miskin adalah shadaqah, sedangkan shadaqah kepada keluarga memiliki dua keutamaan, yaitu shadaqah dan silaturrahmi.” (H.R. al-Tirmidzi)


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: تَهَادَوْا تَحَابُّوْا.


Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah saling memberikan hadiah di antara kamu niscaya akan saling mencintai.”


6.Untuk modal fi sabilillah


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَـٰرَةٍۢ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍۢ ١٠ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ١١


 “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menye-lamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. al-Shaff: 10-11)


ٱنفِرُوا۟ خِفَافًۭا وَثِقَالًۭا وَجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ٤١


 “…dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. al-Taubat: 41)


7.Untuk Tabanah (Tabungan Akhirah)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ر أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ص قَالَ: إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. -رواه مسلم-


Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara: 1) shadaqah jariah, atau 2) ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau 3) anak yang shaleh yang mendo’akan kedua orangtuanya.” (H.R. Muslim)



BACA JUGA:

BAHAYA DAN MANFAAT CINTA HARTA (PART 01)

Reporter: Redaksi Editor: Gicky Tamimi