Bandung - persis.or.id, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menjadi salah satu trend yang hari ini terus dikampanyekan.
Menurut Ketua Siaga Bencana (Sigab) PP Persatuan Islam dr. Sony Ramdhani, Adaptasi Kebiasaan Baru adalah cara kita merubah perilaku, gaya hidup, dan kebiasaan. Keadaan dimana ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dilonggarkan, protokol kesehatan tetap dilakukan sehingga kita tetap bisa produktif dengan tetap mencegah terjangkit virus corona Covid-19.
Menurutnya, dengan diberlakukannya Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) di saat masa pandemik Covid-19, bukan berarti hidup kita sudah normal dan bebas melakukan apa saja, demikian kata dr. Sony yang juga diamanahi Ketua Gugus Tugas Covid-19 Persatuan Islam, Senin (20/7/2020).
Lebih lanjut dr. Sony menjelaskan Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai upaya menyelaraskan kegiatan atau aktivitas dimasa Pandemi Covid-19 tentunya agar tujuannya tercapai yaitu tetap sehat maka diperlukan Aturan Baru, Gaya Hidup Baru, dan Kebiasaan Baru.
"Adaptasi Kebiasaan Baru itu artinya tetap beraktivitas dengan memperhatikan protokoler kesehatan Covid-19 antara lain; tetep stay at home bagi yang tidak mempunyai kepentingan untuk keluar rumah, dan bagi yang sudah beraktifitas harus tetap bermasker dan jaga jarak minimal 1 meter, selalu cuci tangan dengan sabun memakai air mengalir, meningkatkan imun tubuh dengan berolahraga dan makan makanan dengan gizi seimbang, serta menjaga/memantau kondisi kesehatan bagi yang mempunyai komorbid", ungkapnya.
Tentu dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini diharapkan happy ending, kondisi masyarakat sehat, aman, dan Pandemi Covid-19 segera berlalu.
Upaya ini membutuhkan kerjasama setiap sektor, bukan hanya pemerintah dan tenaga kesehatan tetapi keikutsertaan seluruh warga negara.
“Kesadaran akan pentingnya menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar agar tetap sehat serta disiplin dalam menjalankannya merupakan kunci keberhasilan AKB dan untuk meminimaslisir angka penularan Covid-19, tutup dr. Sony. (HL/TG)
