Gratiskan Para Santri, Pondok Tahfizh Wadil Qur’an Gelar Wisuda Akbar Huffadz 30 Juz Perdana

oleh Reporter

30 Desember 2019 | 14:29

Tangerang - persis.or.id, Sebanyak 90 santri dan santriwati Pondok Tahfizh Wadil Qur’an PD Persis Tangerang mengikuti Wisuda Akbar 30 juz ke satu (1) di masjid Al-Itisom Ciputat Tangerang Selatan, Ahad (29/12/2019).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) KH. Aceng Zakaria, Pimpinan Wilyah Persis Banten, Motivator Qur’an Syeikh Abdullah As Sajarah, Pemda dan Kapolsek setempat dan para orang tua santri turut menghadiri acara wisuda tersebut.
Wisuda kali ini merupakan wisuda Akbar yang pertama yang diadakan oleh Pondok Tahfizh Wadil Qur’an PD Persis Tangerang.
"Harapannya semoga membawa keberkahan tidak hanya kepada santri dan keluarganya tetapi bagi lingkungan dan negeri yang kita cintai ini", ungkap Mudir Pondok Tahfizh Wadil Qur’an, Arif Husni Majid M Pd. I ketika membuka sambutan pada Wisuda Akbar Tahfizh 30 juz.
Alhamdulillah, terhitung sudah memasuki tahun ke 4 pondok tahfizh Wadiil Qur’an memfasiltasi para santri dan santriwati menghafal Qur’an secara gratis.
"Karena begitu antusiasnya para santri yang pendaftar maka kami dipaksa membuka tempat baru", ujar Arif.
Saat ini pondok tahfizh sudah ada di 4 tempat, pertama di Pondok Rizky, ke 2 pondok khusus putri di Sragen Jawa Tengah, di masjid As-Sajadah Vila Melati Mas Serpong Tangerang Selatan dan yang ke 4 baru 2 Ahad kita buka di Gunung Sindur.
Keberadaan pondok tahfiz ini tidak terlepas dari pemikiran, kontribusi materi dan tenaga para tasykil PD Persis Tangerang serta bantuan atau infaq dari pada muhsinin yang telah menyisihkan hartanya untuk kberlangsungan pondok ini.
"Dengan makin banyaknya para anak-anak penghafal Al-Qur’an semoga bisa menyatukan umat. Mari kita satukan ummat Islam dengan Al-Quran", tandas Arif.
Ia juga menjelaskan saat yang paling bahagia pada santri adalah, kebahagian yang paling mendasar adalah ketika mereka bisa menghafal ayat-ayat yang palin sulit untuk dihafal.
Kepada orang tua, Arif berpesan jangan beranggapan mempunyai rasa kasihan kepada anak ketika anaknya ingin masuk dipondok untuk menghafal Qur’an. Kasihan anaknya masih kecil nanti kehilangan masa anak-anaknya.
"Al-Quran tidak membuat stres pada anak-anak. Karena sudah ratusan santri kami tidak ada yang stress atau gila karena menghafal Qur’an", ungkapnya.
Dan semoga kita istiqomah memperbaiki moral generasi muda dengan Al-Qur'an.
"Mulai dari belajar membaca-menghafal-memahami-mengamalkan dan menda'wahkannya", pungkas Arif. (HL/TG)

Reporter: Reporter Editor: admin