Info Haji 2024: Jelang Puncak Haji di Armuzna, Ini Imbauan Kabid Akomodasi, Zaenal Muttaqin Soal Barang Bawaan Jemaah

oleh Reporter

11 Juni 2024 | 05:46

Makkah, persis.or.id - Kepala Bidang Akomodasi Zaenal Muttaqin Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjelaskan barang apa saja yang harus dibawa saat pelaksanaan puncak ibadah haji saat di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Ia meminta jemaah membawa perbekalan yang cukup selama berada di Armuzna mulai 14 Juni 20204 nanti.

"Saat berangkat pada 14 Juni nanti, jemaah laki-laki harus sudah memakai pakaian ihram, jadi bawa pakaian ganti secukupnya saja. Kalau diperlukan membawa pakaian ihram cadangan. Dan kaum ibu-ibu harus memakai pakaian yang menutup aurat," ujar Zenal di kepad Medai Center Haji di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Senin, 10 Juni 2024.

Kemudian, lanjut Zaenal, jemaah membawa tas yang digunakan untuk membawa semua dokumen antara lain, passport, visa dan kartu nusuk.

“Selain itu, obat-obatan, dan perlengkapan pribadi,” tambah dia.

Zaenal mengingatkan, jamaah juga jangan lupa membawa smart card atau kartu nusuk. Kartu yang diterbitkan pemerintah Arab Saudi itu akan di-scan sebelum naik ke bus. 

“Bagi Jemaah yang tidak bisa menunjukkan smart card tidak bisa masuk ke Armuzna,” tegas dia.

Zaenal menambahkan, jamaah haji diminta membawa pakaian ganti yang cukup untuk dua hingga tiga hari. Mulai pakaian dalam dan pakaian sehari-hari. Juga jangan lupa membawa perlengkapan untuk mandi seperti handuk kecil, sabun, shampo, dan sikat gigi. 

"Kalau bantal tidak usah dibawa karena di tenda sudah disiapkan kasur dan bantal meskipun tidak sama dengan yang di hotel," jelas Zaenal.

Setelah wukuf di Arafah kemudian mabit di Muzdalifah dan Mina, jamaah melontar jumrah aqabah di Jamarat pada 10 Dzulhijah, jemaah bisa melepas pakaian ihram. 

"Jemaah laki-laki bisa bisa berganti dengan sarung atau celana panjang dan pakaian biasa," kata Zaenal. 

Jemaah yang ambil nafar tsani bisa menyiapkan pakaian untuk 4 hari. 

“Karena yang nafar tsani akan tinggal di Mina sampai 13 Dzulhijah. Kalau yang nafar awal akan di Mina 10-12 Dzulhijah," katanya.

Zaenal juga mengimbau jemaah membawa tas yang simpel untuk membawa pakaian. Ia tidak menyarankan jamaah membawa koper kabin. Kecuali memang tidak ada tas lain yang lebih fleksibel. 

Mobilitas jamaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina akan sangat cepat. Dari Makkah, jamaah akan turun di Arafah untuk wukuf. Malamnya, jamaah harus naik bus lagi dan turun di Muzdalifah untuk mabit. Kemudian harus bergerak lagi dan turun di Mina untuk 2-3 hari. 

"Sehingga koper bisa menyulitkan pergerakan jamaah saat naik dan turun dari bus," ujar Zaenal.

Terkait akomodasi di Armuzna, menurut Zaenal, sudah siap 100 persen. Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq. Bidang akomodasi juga berkoordinasi dengan petugas sektor untuk menyiapkan akomodasi bagi jamaah yang tidak menginap di Mina dan kembali ke hotel. Terutama untuk jamaah yang tinggal di Syiyah dan Rawdah. 

"Kami sudah meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Dzulhijah," paparnya. 

Selain itu, lanjut Zaenal, pihaknya juga telah menyiapkan hotel transit untuk jamaah lansia nonmandiri. Lokasinya di Alawi, dekat Aziziah. Sengaja dipilih di sana karena dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). 

"Kami sediakan kamar untuk menampung 390 jamaah," tutup Zaenal. 

 

Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.

Reporter: Reporter Editor: admin