Mantapkan Kesuksesan Muktamar XVI, PP Persis Lakukan Sosialisasi dan Serap Aspirasi

oleh Reporter

13 Desember 2020 | 13:08

Bandung – persis.or.id, Muktamar XVI Persatuan Islam semakin dekat waktunya. Oleh karena itu, Panitia melakukan sosialisasi ke setiap wilayah dan daerah, seperti pada Sabtu 12 Desember 2020 bertempat di Markaz Dakwah Al-Asma PD Persis Kab. Sumedang, diadakan sosialisasi Muktamar XVI Persis yang pesertanya terdiri dari utusan PD dan PC Persis yang meliputi Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Kuningan serta tentu utusan dari tuan rumah PD dan PC Persis yang berada di Kab. Sumedang.

Sebagaimana yang tertuang dalam Qanun Asasi, bahwa Muktamar merupakan pemegang kedaulatan tertinggi dalam jamiyah Persis, diharapkan Muktamar kali ini berjalan dengan sukses tanpa ekses. Mengingat pelaksanaannya di tengah situasi pandemi covid-19 yang diperkirakan belum mereda, serta eskalasi suhu menjelang Muktamar sepertinya cukup menghangat.  

Pada kegiatan sosialisasi Muktamar tersebut, Panitia yang hadir diwakili oleh Ust. Jeje Zaenudin, Ust.  Iman Setiawan Latief, Ust.  Tiar Anwar Bachtiar dan Ust.  Deni Solehuddin.

Pada kesempatan pembukaan, Ketua PD Persis Kab. Sumedang, Ust.  Saeful Bahri menghaturkan, “Selamat datang kepada semuanya yang telah hadir di Markaz Dakwah Al-Asma, juga berterima kasih kepada Panitia yang telah menunjuk PD Persis Kab. Sumedang menjadi tuan rumah dalam kegiatan sosialisasi ini. Harapannya semoga acara ini berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan”, ungkapnya.

Pada kesempatan pertama, Ust.  Jeje Zaenudin memaparkan tentang Muktamar XVI Persis yang mengusung tema: “Transformasi Gerakan Dakwah Persis Untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil-'Alamien Dalam Bingkai NKRI”.

Tema itu dipandang relevan untuk menyongsong abad kedua perjalanan Jamiyah Persis. Menurut beliau, jangan sampai Persis terjebak pada nostalgia dan euforia masa lalu, tetapi mesti melakukan perubahan (transformasi) dari tajdid al-fikr (pembaruan yang bersifat gagasan) ke tajdid al-tathbiq (pembaruan yang bersifat aplikatif).

“Artinya Persis pada abad kedua ini harus memiliki visi jauh ke depan, tetapi tetap memiliki tradisi yang mengakar di tengah-tengah umat”, ujar Ust. Jeje.

Pada kesempatan berikutnya, Ust.  Iman Setiawan Latief menyatakan, bahwa sesuai dengan amanat dalam Qanun Dakhili, Muktamar diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat setiap 5 (lima) tahun sekali.

Seyogianya Muktamar XVI Persis diselenggaran sekitar Oktober silam, tetapi karena situasi pandemi covid-19, maka pelaksanaannya diundur menjadi 2-5 April 2021 di Bandung dan tentu dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

Beberapa kemungkinan bisa saja terjadi, tetapi Panitia berkomitmen pelaksanaan Muktamar jangan sampai diundur lagi. Oleh karena itu, ia mengingatkan, “Karena Muktamar ini kegiatan internal Jamiyah, maka pembiayaannya pun tentu mengandalkan infak dari anggota. Maka sesuai dengan ketentuan, bahwa kewajiban anggota Rp 20.000/bulan selama 10 bulan mudah-mudahan dapat lunas dan disetor seluruhnya ke Panitia paling lambat Januari 2021”.

Pada kesempatan selanjutnya, Ust.  Tiar Anwar Bachtiar memaparkan tentang acara-acara penyerta Muktamar. “Sekalipun dalam suasan pandemi covid-19, guna memeriahkan Muktamar, akan digelar beberapa even kegiatan penyerta Muktamar. Di antaranya Webinar tentang Pendidikan dan Kejamiyahan; kegiatan penerbitan dan diskusi buku bertema Menuju 1 Abad Persis: Merambah Dakwah Menata Wijhah yang ditulis oleh Dewan Tafkir PP Persis dan diterbitkan oleh PersisPers yang akan segera dilounching; juga diadakan Lomba Menulis Essay Piala Muktamar XVI Persis”.

Pada sesi tanya-jawab, dari peserta berkembang usulan dan harapan. Di antara harapannya supaya Muktamar tetap dapat digelar dengan meriah dan jangan sampai diundur lagi. Sementara usulan yang berkembang, perlu ada rasionalisasi tentang  peserta utusan dari PC yang rasionya terlalu tinggi. Juga peserta dari tasykil PP dan Dewan-Dewan perlu dirasionalisasi secara proporsional jangan sampai semuanya menjadi peserta yang memiliki hak bicara dan suara.

Selain itu, untuk menghilangkan kesan pertentangan yang tajam saat pemilihan, maka diusulkan yang dipilih dalam Muktamar adalah Ahl Halli wal Aqdi atau semacam Tim Formatur yang jumlahnya disepakati secara proporsional yang nanti mereka menentukan siapa Ketua Umum yang dipandang tepat. Ada juga usulan tentang kriteria calon Ketua Umum supaya dibuat lebih terukur dan mengakomodir kepentingan Jamiyah ke depan. Juga diusulkan supaya dibuat tagline Muktamar Sejuk.

Usulan-usulan tersebut tentu sah-sah saja dan menjadi masukan yang berharga bagi Panitia. Tetapi pada akhirnya semua akan berpulang pada keputusan dan kesepakatan pada forum Muktamar XVI Persis yang akan digelar 2-5 April 2021 di Bandung. Semoga Muktamar berlangsung meriah, berkualitas dan sukses tanpa ekses. [/Laporan Dudung AR]

Reporter: Reporter Editor: admin