Menyingkap Fenomena Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

oleh Reporter

09 Februari 2016 | 15:03

Oleh: Syarief Ahmad Hakim[1] Gerhana matahari terjadi saat sinar matahari yang menyinari bumi terhalang oleh bulan. Jika saat puncak gerhana, seluruh piringan mataharinya tertutup piringan bulan maka akan terjadi gerhana matahari total. Umumnya gerhana matahari lebih sering terjadi dibanding gerhana bulan, namun karena hanya menyapu sebagian kecil permukaan bumi dan letaknya senantiasa berubah, menyebabkan sedikit manusia yang bisa menyaksikannya. Sementara apabila terjadi gerhana bulan, maka gerhana tersebut dapat disaksikan semua orang yang mengalami malam pada saat itu atau lebih dari setengah permukaan bumi mengalami gerhana bulan. Sehingga menimbulkan kesan bahwa gerhana bulan lebih sering terjadi dari pada gerhana matahari. Pada tahun ini akan terjadi 5 kali gerhana. Terdiri dari 3 gerhana bulan dan 2 gerhana matahari. Gerhana bulan akan terjadi pada tanggal 23 Maret, 18 Agustus dan 16 September. Ketiganya termasuk jenis gerhana bulan penumbra dan dapat disaksikan di Indonesia. Dinamakan gerhana penumbra karena bulan hanya melewati bayang-bayang penumbra (semu) bumi. Pada saat gerhana penumbra, piringan bulan masih tampak jelas dalam penglihatan kita seperti bulan purnama biasa, karena mata kita tidak bisa membedakan apakah saat tersebut sedang terjadi gerhana atau tidak, kecuali kita pakai alat bantu semisal teropong atau teleskop. Karena gerhana tersebut tidak terlihat maka tidak ada syariat shalat gerhana pada saat tersebut. Inilah alasan mengapa di almanak Persis data untuk gerhana penumbra tidak pernah dicantumkan, meskipun terjadi saat malam hari di wilayah Indonesia sebagaimana ketiga gerhana bulan di atas. Adapun 2 gerhana matahari akan terjadi pada tanggal 9 Maret dan 1 September, yaitu untuk tanggal 9 Maret adalah gerhana matahari total yang akan terjadi setelah terbit matahari, sedangkan tanggal 1 September adalah gerhana matahari sebagian yang akan terjadi menjelang matahari terbenam. KEISTIMEWAAN GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 Bagi Indonesia, gerhana matahari total yang akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 merupakan gerhana yang sangat istimewa. Keistimewaan ini terutama dilihat dari segi wilayah yang terkena gerhana, yakni Indonesia merupakan satu-satunya negara yang wilayah daratannya dilalui oleh bagian total dari gerhana di atas. Terjadinya peristiwa ini sangat langka. Terakhir kali dialami Indonesia pada tanggal 11 Juni 1983, itupun kalau yang jadi acuan persamaannya karena terkena bagian totalnya, namun jika yang jadi unsur perbandingannya adalah area, jalur gerhana dan totalnya, yang lebih mirip dengan gerhana sekarang adalah gerhana tanggal 7 April 1502, dan akan dialami lagi pada tanggal 19 Februari 2501 mendatang. Keistimewaan lainnya adalah luas cakupan dan banyaknya kota dan kabupaten yang dilewati oleh Jalur total gerhana. Ada 45 kota dan kabupaten di 12 provinsi yang akan terkena totalnya. Kedua belas provinsi tersebut ialah: Sumatra Barat bagian Selatan, Bengkulu, Jambi bagian Selatan, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Meskipun disebutkan terlewati gerhana total bukan berarti seluruh wilayah di provinsi di atas tertutupi total, namun ada area yang hanya terkena gerhana sebagian. Selain 12 provinsi di atas akan mengalami gerhana matahari sebagian. Disamping itu gerhana ini akan terjadi bertepatan dengan hari libur nasional, yakni hari raya Nyepi, hari rayanya umat Hindu. Ini merupakan peristiwa yang sangat langka sekali, bahkan sepengetahuan penulis baru kali ini gerhana matahari total yang melintasi Indonesia bertepatan dengan hari raya nyepi. Tentu saja moment yang sangat langka ini akan dimanfaatkan oleh para ilmuwan dan para astronom untuk penelitiannya, demikian juga para pengemar astronomi akan berbondong-bondong ke tempat yang strategis untuk dapat mengamatinya. Bahkan lembaga pemerintah seperti LAPAN, BMKG, Boscha IBT dll. juga kementrian terkait seperti Kementrian Pariwisata, Kominfo demikian pula Kemenag sudah merancang dan menyiapkan kegiatan dalam menyambut moment istimewa ini. Tak luput pemeritah daerah pun yang wilayahnya terlewati gerhana totalnya bekerja sama dengan biro-biro perjalanan memfasilitasi kegiatan para wisatawan. Seperti Palu -berdasarkan siaran pers pemerintah daerahnya- akan kebanjiran wisatawan. Menurutnya, sudah terkonfirmasi melalui hotel-hotel yang telah dipesan, sekitar 3000 wisatawan manca negara akan datang ke Palu. DATA GERHANA MATAHARI 9 MARET 2016 Perhatikan gambar peta gerhana berikut ini! gerhana Gambar 1. Peta Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 Gambar di atas menunjukkan bayangan bulan yang bergerak melintasi permukaan bumi. Pergerakan bayangan bulan dimulai dari arah Barat, tepatnya saat matahari terbit disamudra Hindia (kira-kira 1.300 km sebelah Barat pulau Sumatra) menuju arah Timur di samudra Pasifik (sekitar 1.800 km sebelah Timur Laut kepulauan Hawaii), yaitu saat matahari terbenam dengan kecepatan sekitar 2.000 km/jam. Rentang perjalan tersebut menempuh jarak sekitar 14.500 km. Garis hitam yang diapit oleh garis berwarna abu-abu adalah bayang-bayang inti (umbra) bulan yang lebarnya sekitar 156 km. Area yang terkena bayang-bayang inti inilah yang akan menyaksikan gerhana matahari total. Bayang-bayang semu (penumbra) digambarkan dengan garis berwarna abu-abu. Lebar penumbra ini sekitar 8.000 km. Setiap orang yang berada di jalur penumbra akan dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian. Di luar garis peta gerhana, gerhana tidak akan terlihat. Dilihat dari peta gerhana di atas ternyata seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana, baik yang penampakkan gerhana mataharinya total atau hanya gerhana matahari sebagian. Lamanya waktu (durasi) total saat puncak gerhana akan bervariasi bagi setiap titik di permukaan bumi. Durasi maksimumnya mencapai 4 menit 9 detik (yang terlama 7 menit 32 detik) terjadi di lautan Pasifik dekat equator, yaitu sekitar 1.300 km sebelah Timur dari kepulauan Indonesia. Semakin ke Timur dan ke Barat dari tempat ini maka nilai durasi totalnya semakin mengecil. Durasi total terlama di Indonesia akan terjadi di provinsi Maluku Utara dan yang tersingkat akan dialami provinsi Sumatra Selatan. DATA GERHANA DI IBUKOTA PROVINSI SE-INDONESIA Berikut data gerhana matahari total 9 Maret 2016 untuk ibukota provinsi se-Indonesia. Hal ini penting diketahui untuk dijadikan pedoman dalam waktu pelaksanaan shalat gerhana di masing-masing kota/daerah tersebut.
NO. NAMA KOTA MAGNITUDO(PENAMPAKKAN) WAKTU KONTAK GERHANA DURASI TOTAL/ SEBAGIAN
1 Kota Banda Aceh 0,761 (Sebagian) Pertama   : 6.47.34 WIBPuncak     : 7.22.27 WIB Keempat : 8.24.55 WIB Total       : -Sebagian: 1j 37m 21d
2 Kota Medan 0,818 (Sebagian) Pertama   : 6.33.38 WIBPuncak     : 7.22.24 WIB Keempat : 8.27.34 WIB Total       : -Sebagian: 1j 53m 56d
3 Kota Padang 0,958 (Sebagian) Pertama   : 6.25.30 WIBPuncak     : 7.20.19 WIB Keempat : 8.27.12 WIB Total       : -Sebagian: 2j 1m 42d
4 Kota Pekanbaru 0,911 (Sebagian) Pertama   : 6.22.11 WIBPuncak     : 7.21.46 WIB Keempat : 8.29.21 WIB Total      : -Sebagian: 2j 7m 10d
5 Kota Jambi 0,979 (Sebagian) Pertama   : 6.21.00 WIBPuncak     : 7.21.45 WIB Keempat : 8.30.49 WIB Total       : -Sebagian: 2j 9m 49d
6 Kota Palembang 1,009 (Total) Pertama   : 6.20.27 WIBKedua       : 7.20.45 WIB Puncak    : 7.21.41 WIB Ketiga       : 7.22.37 WIB Keempat : 8.31.22 WIB Total       : 1m 52dSebagian: 2j 10m 55d
7 Kota Bengkulu 0,982 (Sebagian) Pertama   : 6.19.56 WIBPuncak     : 7.19.48 WIB Keempat : 8.27.39 WIB Total       : -Sebagian: 2j 7m 43d
8 Kota Bandarlampung 0,931 (Sebagian) Pertama   : 6.19.43 WIBPuncak     : 7.20.46 WIB Keempat : 8.30.08 WIB Total       : -Sebagian: 2j 10m 25d
9 Kota Pangkalpinang 0,998 (Sebagian) Pertama   : 6.21.03 WIBPuncak     : 7.23.07 WIB Keempat : 8.33.55 WIB Total       : -Sebagian: 2j 12m 52d
10 Kota Tanjungpinang 0,901 (Sebagian) Pertama   : 6.22.45 WIBPuncak     : 7.23.53 WIB Keempat : 8.33.32 WIB Total       : -Sebagian: 2j 10m 47d
11 Kota Jakarta 0,905 (Sebagian) Pertama   : 6.19.49 WIBPuncak     : 7.21.29 WIB Keempat : 8.31.39 WIB Total       : -Sebagian: 2j 11m 50d
12 Kota Bandung 0,880 (Sebagian) Pertama   : 6.19.52 WIBPuncak     : 7.21.40 WIB Keempat : 8.31.58 WIB Total       : -Sebagian: 2j 12m 6d
13 Kota Serang 0,908 (Sebagian) Pertama   : 6.19.43 WIBPuncak     : 7.21.04 WIB Keempat : 8.30.49 WIB Total       : -Sebagian: 2j 11m 6d
14 Kota Semarang 0,875 (Sebagian) Pertama   : 6.20.34 WIBPuncak     : 7.23.54 WIB Keempat : 8.36.10 WIB Total       : -Sebagian: 2j 15m 36d
15 Kota Surabaya 0,861 (Sebagian) Pertama   : 6.21.20 WIBPuncak     : 7.25.52 WIB Keempat : 8.39.37 WIB Total       :-Sebagian: 2j 18m 17d
16 Kota Yogyakarta 0,848 (Sebagian) Pertama   : 6.20.30 WIBPuncak     : 7.23.29 WIB Keempat : 8.35.15 WIB Total       : -Sebagian: 2j 14m 45d
17 Kota Denpasar 0,808 (Sebagian) Pertama   : 7.22.25 WITAPuncak     : 8.27.40 WITA Keempat : 9.42.08 WITA Total       : -Sebagian: 2j 19m 43d
18 Kota Mataram 0,807 (Sebagian) Pertama   : 7.22.53 WITAPuncak     : 8.28.40 WITA Keempat : 9.43.47 WITA Total       : -Sebagian: 2j 20m 54d
19 Kota Kupang 0,720 (Sebagian) Pertama   : 7.28.24 WITAPuncak     : 8.37.13 WITA Keempat : 9.55.23 WITA Total       : -Sebagian: 2j 26m 59d
20 Kota Pontianak 0,937 (Sebagian) Pertama   : 6.23.08 WIBPuncak     : 7.27.08 WIB Keempat : 8.40.28 WIB Total       : -Sebagian: 2j 17m 20d
21 Kota Palangkaraya 1,012 (Total) Pertama   : 6.23.35 WIBKedua       : 7.29.09 WIB Puncak     : 7.30.20 WIB Ketiga       : 7.31.32 WIB Keempat : 8.47.06 WIB Total       : 2m 23dSebagian: 2j 23m 31d
22 Kota Banjarmasin 0,979 (Sebagian) Pertama   : 7.23.17 WITAPuncak     : 8.30.21 WITA Keempat : 9.47.25 WITA Total       :-Sebagian: 2j 24m 8d
23 Kota Samarinda 0,978 (Sebagian) Pertama   : 7.26.20 WITAPuncak     : 8.35.26 WITA Keempat : 9.55.03 WITA Total       :-Sebagian: 2j 28m 43d
24 Kota Tanjung Selor 0,879 (Sebagian) Pertama   : 7.29.26 WITAPuncak     : 8.38.41 WITA Keempat : 9.58.26 WITA Total       : -Sebagian: 2j 29m 0d
25 Kota Manado 0,966 (Sebagian) Pertama   : 7.34.07 WITAPuncak     : 8.49.11 WITA Keempat : 9.15.16 WITA Total       : -Sebagian: 1j 41m 9d
26 Kota Palu 1,005 (Total) Pertama   : 7.27.52 WITAKedua       : 8.37.53 WITA Puncak     : 8.38.52 WITA Ketiga       : 8.39.51 WITA Keempat : 10.00.39 WITA Total       : 1m 58dSebagian: 2j 32m 47d
27 Kota Makassar 0,903 (Sebagian) Pertama   : 7.25.19 WITAPuncak     : 8.34.46 WITA Keempat : 9.54.32 WITA Total       : -Sebagian: 2j 29m 13d
28 Kota Kendari 0,921 (Sebagian) Pertama   : 7.28.10 WITAPuncak     : 8.40.10 WITA Keempat : 10.02.50 WITA Total       : -Sebagian: 2j 34m 40d
29 Kota Gorontalo 0,982 (Sebagian) Pertama   : 7.31.30 WITAPuncak     : 8.45.02 WITA Keempat : 10.09.34 WITA Total       : -Sebagian: 2j 38m 4d
30 Mamuju Tengah 0,999 (Sebagian) Pertama   : 7.26.48 WITAPuncak     : 8.37.19 WITA Keempat : 9.58.29 WITA Total       : -Sebagian: 2j 31m 41d
31 Kota Ambon 0,889 (Sebagian) Pertama   : 8.33.49 WITPuncak     : 9.49.44 WIT Keempat : 11.16.12 WIT Total       : -Sebagian: 2j 42m 23d
32 Kota Sofifi 1,012 (Total) Pertama : 8.36.10 WITKedua       : 9.51.46 WIT Puncak     : 9.53.14 WIT Ketiga       : 9.54.44 WIT Keempat : 11.21.12 WIT Total       : 2m 58dSebagian: 2j 45m 2d
33 Kota Manokwari 0,918 (Sebagian) Pertama   : 8.42.51 WITPuncak     : 10.03.58 WIT Keempat : 11.34.50 WIT Total       : -Sebagian: 2j 51m 59d
34 Kota Jayapura 0,782 (Sebagian) Pertama   : 8.52.01 WITPuncak     : 10.15.15 WIT Keempat : 11.45.58 WIT Total       : -Sebagian: 2j 53m 57d
  Tabel di atas memuat tentang penampakkan gerhana saat puncak gerhana, waktu kontak pertama sampai terakhir gerhana dan durasi gerhana total dan sebagiannya di 34 ibu kota provinsi se-Indonesia. Penampakkan gerhana bisa dilihat pada kolom magnitudo. Magnitudo ialah perbandingan antara piringan matahari yang terkena gerhana dengan piringan matahari secara keseluruhan pada saat puncak gerhana. Bila nilai magnitudonya 1 atau lebih dari 1 berarti untuk kota tersebut mengalami gerhana total, namun bila nilai magnitudonya kurang dari 1 berarti kota tersebut hanya mengalami gerhana sebagian. Misalnya di kota Bandung magnitudonya 0,880, berarti piringan matahari yang tertutup piringan bulan sekitar 88 %, dengan demikian piringan matahari yang memancarkan sinarnya dan terlihat dari kota Bandung sekitar 12 %.     gerhana1   Gambar 2. Ilustrasi magnitudo gerhana matahari Waktu gerhana adalah saat piringan luar bulan mulai menyentuh piringan luar matahari. Pada tabel di atas disebut pertama (kontak pertama). Kontak kedua saat piringan bulan bersentuhan dan menutupi piringan matahari bagian dalam menuju puncak gerhana. Puncak gerhana saat posisi titik pusat piringan bulan dan titik pusat piringan matahari berada dalam satu bujur ekliptika yang sama. Kontak ketiga ialah saat piringan bulan bersentuhan dan menutupi piringan matahari ketika meninggalkan puncak gerhana dan kontak keempat ialah ketika piringan luar bulan bersentuhan dengan piringan luar matahari saat mengakhiri gerhana. Pada saat memasuki fase keempat inilah proses berakhirnya peristiwa gerhana sedang terjadi. gerhana2   Gambar 3. Ilustrasi proses Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 Durasi total terjadi saat mulai kontak kedua sampai berakhirnya kontak ketiga sedangkan durasi sebagian adalah rentang waktu dari saat mulai kontak pertama sampai berakhirnya kontak keempat. PENUTUP Gerhana matahari total 9 Maret 2016 adalah gerhana yang sangat istimewa bagi Indonesia, karena seluruh wilayah daratan Indonesia terkena gerhana ini. Peristiwa ini sangat langka terjadi. Oleh karena itu hal yang wajar apabila instansi pemerintah dan swasta menyambut dengan antusias dan menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka penelitian dan wisata edukatif. Bagi kita umat Islam, peristiwa gerhana nanti merupakan pembuktian ketaatan umat Islam terhadap sunah Rasulullah saw. Apakah akan lebih banyak orang yang berkerumun di tempat terbuka untuk menyaksikan gerhana dan meninggalkan shalat gerhana ataukah yang melaksanakan shalat gerhana di masjid-masjid. Namun demikian, bukan berarti orang yang melaksanakan shalat gerhana tidak boleh menyaksikan gerhana, silahkan dilakukan tetapi tuntunan syariat Islam harus diprioritaskan. Terakhir, jangan sekali-kali mengamati gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang karena dapat menyebabkan kebutaan, terutama saat peralihan antara gerhana total ke gerhana sebagian. Gunakanlah filter atau penyaring cahaya matahari yang direkomendasikan. Wallahu A’lam Bi ash-Shawwab. Jakarta, Januari 2016 syarif [1] Wakil Ketua Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis dan anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI
Reporter: Reporter Editor: admin