Bandung – persis.or.id, Ketua OC Muktamar XVI Persatuan Islam H. Haris Muslim, Lc., MA menyebutkan bahwa Soreang Kabupaten Bandung dipilih untuk tempat pelaksanaan Muktamar Oktober 2020 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Haris dalam paparan Soft Launching Muktamar. Ia menyebutkan bahwa dalam Bayan Muktamar sebelumnya tahun 2015, mengamanatkan untuk menyelenggarakan Muktamar di Bandung.
“Atas dasar amanat itu, kita memiliki kebebasan untuk memilih tempatnya, asalkan di Bandung”, ungkap Haris, Sabtu (15/02/2020).
Setelah melakukan survey dan mempertimbangkan berbagai hal, akhirnya muncul opsi tempat di Soreang – Kabupaten Bandung yang dinilai presentatif dan mampu menampung ribuan peserta Muktamar.
Kendati telah menyebutkan nama Soreang Kabupaten Bandung, secara jelas letak tempat Muktamar Persis itu masih belum dipublikasikan.
Haris Muslim dalam kesempatan press conference, mengungkapkan bahwa Muktamar XVI Persatuan Islam kali ini akan sangat meriah dan penuh antusias.
“Kita tau bahwa Kabupaten Bandung merupakan basis terbanyak jamaah Persatuan Islam, dipastikan akan sangat meriah dan antusias”, ujar Haris.
Ia mengajak seluruh elemen di jamiyyah Persatuan Islam untuk menggembar-gemborkan Muktamar ini di berbagi media dan kesempatan.
Dalam Qanun Asasi (QA) BAB VII pasal 19 ayat 2, disebutkan bahwa Muktamar adalah pemegang kedaulatan tertinggi dalam jamiyyah Persatuan Islam. Keputusan-keputusan strategis ada di Muktamar. Penetapan QAQD, program jihad dan juga paling krusial memilih ketua umum baru, ada di Muktamar.
Tema yang diusung dalam Muktamar XVI ini ialah Transformasi Gerakan Dakwah Persis untuk mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin dalam Bingkai NKRI.
Haris menyampaikan, yang terpenting dari Muktamar ini ialah ruh dan semangat dari Islam itu hadir dalam hati. Dalam waktu dekat, akan dijadwalkan sosialisasi Muktamar ke tiap Pimpinan Daerah (PD).
Terakhir, Ketua Pelaksana Muktamar XVI itu berpesan bahwa tak ada kepentingan-kepentingan yang muncul, melainkan kepentingan Kemajuan Dakwah Persis kedepannya yang mampu bertransformasi dan merespon perkembangan sains dan teknologi.
“Tidak ada yang lebih penting daripada Persis itu sendiri”, pungkas Haris. (HL/TG)