Bangil - persis.or.id, Ketua Umum Ikatan Alumni Pesantren Persis Bangil (IKAPB) Muhammad Nadir Umar di tengah kegiatan pembukaan Reuni Pesantren Persis Bangil ke empat (4) menyampaikan kepada persis.or.id bahwa program IKAPB konsen kepada ukhuwah dan dakwah Islamiyah serta berperan aktif untuk kepentingan pesantren Persis Bangil.
"Kami terus menerus melakukan berapa program yang terwujudnya visi misi yang kami bangun dalam mengelola organisasi tersebut", ungkapnya, Sabtu (21/12/2019).
Dia pun menegaskan, diantara program IKAPB tersebut dengan mengumpulkan ide-ide besar dari para alumni dan kemudian kami tuangkan dalam bentuk program yang berwujud nyata dipesantren.
“Misalnya dari beberapa alumni yang berada diluar pulau kami membuat program dakwah pesantren, seperti mengirimkan para santri pada dakwah Ramadhan, dakwah tahunan yang kami segaja lakukan itu bekerja sama dengan pesantren Persis Bangil untuk meluaskan dakwah Islam lewat pesantren”, tuturnya.
Ditanya mengenai dana dakwah yang selama ini digulirkan, beliau menjelaskan yaitu dengan cara mengambil dari infak seluruh para alumi. “Jadi pesantren Persis Bangil tidak mengeluarkan dana sedikitpun, dan selama diamanahi sebagai Ketua Umum IKAPB, saya melihat banyak peran aktif alumni dalam perkembangan pesantren”, imbuhnya.
Diakuinya juga bahwa alumni itu sendiri yang kita harapkan punya manfaat, dan pada setiap tahunnya alhamdulillah bisa mengumpulkan dana dari alumni untuk kepentingan kesejahteraan para asatidz dan asatidzah, baik berbentuk zakat, infak, dan sadaqoh.
Menurut Nadir, para alumni juga banyak membantu bangunan fisik pesantren yang direnovasi. “Alhamdulillah dari kepedulian para alumni serta sumbangsih mereka terwujud disini untuk merenovasi bangunan fisik pesantren” terangnya.
Reuni dalam pandangan Ketua PW. Persis tersebut diharapkan agar para alumni bisa melihat langsung kondisi fisik pesantren yang pernah membesarkannya, dan selama tiga hari dua malam tersebut mereka bisa merasakan kembali bagaimana rasanya menjadi santri pada masa lalu yang sart dengan berbagai kekurangannya, walaupun tentu saja keadaan mereka saat ini berasal dari latar belakang skehidupan yang berbeda. Dengan mereka melihat langsung keterbatasan fisik pesantren dengan begitu para alumni berkontribusi dan IKAPB menjadi kanalnya.
Ketika ditanya data alumni sampai saat ini, ust. Nadir menyanpaikan bahwa bertdasarkan catatan dan data yang ada di IKAPB, jumlah mereka sudaah mencapai 3.000.
Pembukaan reuni juga cukup meriah dengan hadirnya alumni angkatan pertama tahun 1955, yaitu ustadz Ahmad Afif dari Bogor yang saat ini sudah berusia 85 tahun.
Menurut data dari beberapa sumber, bahwa para alumni dari Bangil saat ini sudah tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tentunya pula banyak cara untuk mengumpulkan potensi ide maupun potensi finansial dan lain sebagianya, karena kita menggunakan kedekatan ukhuwah dan bertujuan untuk dakwah ini semua bisa diatasinya.
IKAPB juga sudah konsen dan berkontribusi untuk membantu korban bencana alam secara langsung dan bantuan tersebut sudah diterima oleh alumni-alumni kita yang berada didaerah yang terdampak bencana.
Dijelaskannya pula bahwa IKAPAB juga menjalin kerjasama dengan para alumni yang saat ini mempunayi pesantren, misalnya ustadz AD Daylami di Sapeken, ada juga pesantren Persis di Al-Ittihad Al Islamiyah di Camplong, Garut serta pesantren-pesantren Persis lainya. “Alumni kami tersebar seluruh Indoensia dan alhamdulillah siterima baik dimasyarakat bahkan diorganisasi-organisasi Islam lainhya diseluruh Indoensia”, tegasnya.
Salah satu programnya juga IKAPB karena banyak dari pada assatidz yang tertua masih ada yaitu ustadz Umar Fanany, kami in syaa Allah senantisa memperjuangkan kesejahteraan para asatidz dan tentu saja konsen untuk membantu perkembangan pesantren sekuat dan seoptimal yang isa kami lakukan. (HL/TG)