Garut - Pimpinan Daerah Persis Garut menyelenggarakan Musyawarah Daerah VIII pada Sabtu - Ahad (15-16/02/20) di Auditorium Kampus STAI Persis Garut. Musyawarah Daerah VIII kali ini mengusung tema "Integrasi Jihad Jam'iyyah Untuk Memperkokoh Kemandirian Jama'ah Persis Garut". Sebelum pelaksanaan Musyawarah Daerah dilaksanakan acara penyerta yaitu Seminar Pemikiran Aliran Sesat dan Jalan Sehat Keluarga Besar Persis Garut.
Dalam acara pembukaan Musyawarah Daerah inipun, pihak panitia memberikan penghargaan khusus kepada Tokoh Perintis Persis Kabupaten Garut yang langsung diwakili oleh Keluarganya. Tokoh Perintis Persis Garut diantaranya adalah KH. Jamaluddin, KH. Syihabudin, KH. Komarudin, KH. Zaenudin.
H. Ena Sumpena, M.Pd.I Ketua PD Persis Garut dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Musyawarah Daerah ini sebagai bentuk rasa syukur juga ketaatan kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Musyawarah Daerah VIII ini berdasarkan hasil musyawarah makan diusung tema "Integrasi Jihad Jam'iyyah Untuk Memperkokoh Kemandirian Jama'ah Persis Garut".
"Musyawarah ini adalah bentuk syukur atas kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Musyawarah ini sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dengan memaksimalkan diri dalam rangka kemandirian sesuai dengan tema yang diusung. Sebagaimana yang diungkapkan Hadrotusyaikh KH. Hasyim Asy'ari bahwa kebahagiaan itu terletak dari adanya rasa tolong menolong dalam hidup". Jelasnya
Sesuai dengan tema jelas H. Ena bahwa integrasi ini memiliki makna keterpaduan, keutuhan, kesatuan dari seluruh pihak, kekuatan akan muncul jika ada kesatuan seluruh pihak. Persis yang fokus gerakannya dalam hal pendidikan, dakwah, ekonomi sosial dalam kesempatan musyawarah ini mengundang seluruh Ormas yang ada di Kabupaten Garut sebagai upaya membangun Garut secara keseluruhan Ormas yang berfaham Ahlul Sunnah wal Jama'ah.
Sementara Ketua MUI Kabupaten Garut KH. Sirojul Munir menyampaikan bahwa dalam sebuah organisasi Musyawarah Daerah ini menjadi hal yang harus dilakukan. Musyawarah ini adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat Kabupaten untuk menentukan bagaimana mengevaluasi kinerja pengurus dan bagaimana ke depan membangun perjuangan dakwah islam. Lebih lanjut menurut KH. Sirojul Munir bahwa dalam proses musyawarah itu tidak hanya sekedar memilih pengurus saja, tetapi ada rekomendasi perjuangan sebagai rancangan program kerja di masa yang akan datang.
"Kami atas nama MUI berdo'a semoga dakwah Persis lebih eksis dalam rangka ijul islam wal muslimin. Tanpa Persis di MUI, MUI akan pincang, tanpa Muhammadiyah MUI akan pincang pun dengan Ormas lainnya. Kita sebagai Organisasi Islam harus saling menghargai, menghormati". Jelasnya
Terakhir KH. Sirojul Munir menyampaikan bahwa tantangan Aktivis Islam ke depan akan semakin berat. Berbagai gangguan goncangan akan terasa berat terhadap aqidah umat islam, jangan sampai ideologi ahlu sunnah waljamaah mati. Selain itu beliau berpesan untuk senantiasa melakukan amar makruf nahyi munkar dengan jiwa independen dan merdeka kepada siapapun. (/Heri Kusmawan)
Jam'iyyah
20 Januari 2025 | 17:29
PD PERSIS & PERSISTRI Kota Tangerang Bahas Pendirian TK/PAUD dan Baksos Ramadan