Sumedang, persis.or.id – “Santri zaman sekarang tidak cukup hanya fasih berdakwah secara lisan, tetapi juga harus mampu berdakwah lewat tulisan,” ujar Ustaz Firman Solihin, M.Ag, pimpinan Pesantren PERSIS Al-Asma, Sumedang.
Pernyataan tersebut menjadi penegasan visi dakwah berbasis literasi dalam kegiatan Pelatihan Dakwah Bil-Kitabah yang dilaksanakan di Pesantren Persis Al-Asma sejak 12 April hingga 21 Juni 2025. Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), hasil kolaborasi Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) dan Institut Agama Islam PERSIS Bandung (IAI PERSIS).
Ustaz Firman menekankan bahwa keterampilan menulis adalah bekal penting bagi santri menghadapi era digital dan dunia akademik.
“Santri harus cakap secara teknis dalam menulis, mulai dari struktur tulisan, sitasi ilmiah, hingga manajemen data dan penyampaian gagasan. Kami berharap, pelatihan ini mendorong lahirnya tulisan-tulisan yang mencerahkan umat,” tambahnya.
Pelatihan ini mengusung metode hybrid (tatap muka dan daring), menghadirkan narasumber kompeten:
- Agus Susilo Saefullah, S.Pd., M.Pd. (struktur artikel dan OJS)
- Previo Prince Caesar Aslah (penggunaan Mendeley dan Google Scholar)
- Abdul Hakim, S.Fil., M.Pd. (refleksi pentingnya menulis bagi santri)
- Lau Han Sein, S.Ag., M.Pd. (teladan ulama klasik dalam dakwah tulisan)
- Abdul Azis, S.Hum., M.Pd. (narasi Islam moderat di ruang digital)
Beberapa karya santri yang berhasil disusun dalam pelatihan ini antara lain:
- “Keteladanan Ulama dalam Tradisi Menulis: Suatu Kajian Historis”
- “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Sejak Dini dalam Perspektif Kaderisasi Ulama Turats”
- “Revitalisasi Fungsi Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam”
- “Makna Istithā‘ah sebagai Syarat Kewajiban Haji dalam Perspektif Hukum Islam”
Artikel-artikel tersebut diarahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berbasis Open Journal System (OJS), bahkan beberapa karya santri terdahulu telah terbit di jurnal terindeks SINTA.
“Kami bersyukur atas antusiasme para santri dan dedikasi tim dosen dari UNSIKA dan IAI PERSIS. Kegiatan ini membuktikan bahwa tradisi menulis para ulama bisa dihidupkan kembali oleh generasi santri hari ini,” ujar salah satu panitia.
Pesantren PERSIS Al-Asma sendiri telah menorehkan prestasi literasi dengan menerbitkan tiga buku karya santri, puluhan artikel ilmiah, dan ratusan tulisan populer yang telah dimuat di berbagai media.
Dengan pelatihan ini, para peserta merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menulis. Harapannya, akan lahir kader ulama dan dai PERSIS yang tak hanya pandai berbicara, tetapi juga tajam dalam menulis, membangun peradaban melalui pena.
Tim Infokom Pesantren
BACA JUGA:37 Santri Pesantren PERSIS Siap Ikuti Daurah Bahasa Arab di Mesir 2025