Pembukaan Pembelajaran Markaz Tahun 2020-2021

oleh Reporter

15 Oktober 2020 | 16:04

Garut - persis.or.id, Markaz Khidmat al-Qur`an wa al-Sunnah melaksanakan pembukaan Tahun Ajaran 2020-2021. Acara ini dilaksanakan untuk menyambut santri baru yang telah lulus tes dan resmi menjadi santri di Markaz. Kegiatan yang betepatan dengan 27 Shafar 1442 ini, dilaksanakan di Masjid al-Muhajirin Komplek Bumi Anggrek. 

Acara pembukaan berlangsung setelah Asar sampai magrib. Alhamdulilah acara belangsung dengan lancar. Pembukaan ini dihadiri seluruh santri markaz baik yang baru maupun lama. Kegiatan juga dihadiri oleh ketua PD Persis Garut serta orang-orang yang menjadi perintis Markaz tersebut. 

Dalam sambutannya Ketua PD menyampaikan selamat kepada para mahasiswa baru Markaz. Dengan bergabungnya ini maka para mahasiswa menjadi Ahlullah. “Berbahagialah anda bergabung di Markaz ini. Dalam suatu hadits disampaikan bahwa: Ahlu al-Qur`an Ahlu Allah wa Khassatuh, ahli al-Qur`an adalah keluarga Allah dan tokoh-Nya,” jelas ustadz Ena.

Beliau pun mengutip penjelasan syaikh al-Dausari tentang kedekatan muslim dengan al-Qur`an sebagai ahli al-Qur`an. Mendengar, membaca, memahami, mengamalkan, dan mengajarkan merupakan lima ciri ahli al-Qur`an.

Sambutan kedua disampaikan oleh Dr. Daris sebagai Wakil Mudir Markaz. Pria asal Karangpawitan ini menyampaikan awal mula pendirian Markaz hingga hari ini. “Tujuan dari Markaz didirikan adalah untuk menyebarkan al-Qur`an dan al-Sunnah. Kemuliaan dari al-Qur`an dan al-Sunnah ini harus kita sebarkan secara luas kepada masyarakat luas,” kata ustadz Daris.

Di Markaz, di samping menghafal al-Qur`an juga dihafalkan matan al-Hadits. Program ini didukung para ustadz alumni timur tengah juga memegang sanad al-Qur`an dan al-Hadits.

Prakata terakhir dikemukakan ustadz Husen. Alumni Universitas Madinah ini menyoroti kemuliaan ahli al-Qur`an. Di samping itu beliau pun menyinggung mengenai bahaya dari ahli al-Qur`an yang tidak istikomah. Pengajar STAIPI Garut ini pun mengetengahkan posisi yang terlibat di Markaz dalam posisi amal.

“Dalam beramal itu ada mubasyir, musabbib, dan mu’in. Mubaysir adalah yang melakukan langsung. Musabbib ialah penyebab orang lain untuk beramal baik. Sedangkan mu’in ialah pembantu orang lain dalam beramal baik,” papar pengajar di Singapura. Di akhir pemaparan Ustadz Husen selaku ketua Markaz Khidmat al-Qur`an wa al-Sunnah membuka resmi perkuliahan. 

Setelah acara pembukaan selesai santri baru mulai menempati Markaz. Dengan demikian pembelajaran di Markaz pun segera bergulir. Para santri baru sangat antusias menempati markaz dan mengikuti rangkaian pembelajarannya. Santri baru ini akan menempati unit Bojong anggrek dan Haur panggung. (Markaz_@Santika)

Reporter: Reporter Editor: admin