Bandung, persis.or.id - Pemerintah memberikan kelonggaran bagi daerah yang angka penularan Covid-19 sudah di bawah Level 3, atau penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 hingga Level 3, untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Kebijakan PTM tatap muka mendapat respon positif dari Ketua Program Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STAIPI Bandung Imas Karyamah M.Pd.
Menyikapi hal ini, Kaprodi PIAUD STAIPI Bandung mengucapkan rasa syukur dan berpesan supaya pembelajaran tatap muka dilakukan dengan penuh kehati-hatian, agar PTM ini tidak menjadi klaster baru Covid-19.
“Apalagi pembelajaran tatap muka untuk anak usia dini,” ucap Imas kepada persis.or.id.
Anak usia dini harus mendapat perhatian khusus dari orang tua murid dan para tenaga pengajar, serta komunikasi antara orang tua murid dan tenaga pengajar pun harus terjalin.
Imas menyoroti vaksinasi untuk anak usia di bawah dua belas tahun dan usia dini yang sampai saat ini persentasinya masih kecil.
“Kepada dinas terkait atau satgas Covid-19, untuk segera memberikan vaksinasi kepada anak di bawah dua belas tahun dan usia dini. Pasalnya, agar terbentuk herd immunity di kalangan anak,” ucap Imas.
Ia menilai, anak-anak sangat rentan tertular dan menularkan Covid-19. Dan para orang tua murid dan guru untuk jujur mengenai kondisi kesehatan. Imas mencontohkan, ketika anaknya atau guru agak demam atau flu, baiknya tidak usah berangkat ke sekolah.
"Kebersihan semua infrastruktur sekolah harus diperhatikan, kesehatan murid pun menjadi perhatian utama,” tuturnya.
Lebih lanjut Imas berharap PTM tatap muka berjalan lancar.
“Harapannya PTM ini berjalan lancar tanpa hambatan apapun dan insya Allah PTM ini bisa digelar di seluruh pelosok negeri tercinta ini,” pungkas Kaprodi PIAUD STAIPI Bandung tersebut.
(HL/SF)