Garut, persis.or.id - Pimpinan Daerah Persatuan Islam (PD PERSIS) Garut menggelar acara pembinaan jamiyyah, serah terima jabatan, dan pelantikan Mudir Madrasaih Ibtidaiyah (MI), Mudir MTs, dan Mudir SMA PERSIS Pesantren Persatuan Islam (PPI) 94 Pakenjeng, Garut.
Acara digelar di komplek Pesantren Persatuan Islam (PPI) 94 Pakenjeng, Jl. Raya Bungbulang Garut, RT/RW 02/002, Desa Depok, Kec. Pakenjeng, Kab. Garut, pada Rabu (13/7/2022).
Selain acara tersebut, PD PERSIS Garut pada acara ini juga menggelar penyerahan wakaf tanah untuk pesantren dari Keluarga Aep Zaenudin, serta pembangunan lantai dua masjid Miftahul Ulum.
Acara dihadiri Ketua PD PERSIS Garut H. Ena Sumpena M.Pd.I., Ketua Bidang Garapan Pendidikan Dasar PP PERSIS Dr. Yusuf Tajri, staf Bidgar Dikdas Iwan Mulyana, S.Pd.I., Ketua PC PERSIS Pakenjeng Suherman, M.Si., dan Mudir 'Am H. Drs. Rahman Zaenudin, M.Pd.
Dalam sambutannya, Ketua PD PERSIS Garut H. Ena Sumpena mengingatkan bahwa Persatuan Islam (PERSIS) pada awal kedatangannya dimulai dari berdirinya madrasah atau lembaga pendidikan. Ia juga menyebut, PERSIS yang pada awal kedatangannya tidak diharapkan, perlu pelanjut perjuangan.
"Karena PERSIS punya tugas menegakan Al-Qur'an dan sunnah. Maka, estafet perjuangan harus terus dilanjutkan dari generasi ke generasi," kata H. Ena.
Langkah kongkritnya, lanjut H. Ena, adalah melalui pendidikan dan dakwah, jadikan misionaris jamiyyah menjalankan misi dan Visi.
"Kerjar akhirat, maka dunia akan ikut," tegas H. Ena
Selain itu, dakwah harus meluas dari pendidikan, lebih kepada menghidupkan ruhul jihad, ijtihad, dan tajdid.
“Hal ini untuk mewujudkan mujahid, mujtahid, mujadid dan muwahid,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua PD PERSIS Garut ini meminta kepada jamaah untuk meningkatkan ekonomi umat, dan menambah keahliannya melalui pelatihan-pelatihan.
“Yang terpenting adalah melatih diri untuk terus bersedekah, dan bersedekah jangan menunggu kita kaya,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti keberadaan pesantren dan jamiyyah yang menurutnya seperti hutan dan harimau, saling menjaga.
"Jamiyyah adalah gambaran hutan, kalau ditinggal harimau akan rusak, jika harimau keluar dari hutan akan hilang kewibawaannya,” tutupnya.
[]
Kontributor: HL
Editor: Dhanyawan