TANDA-TANDA FASIQ
Oleh: A. Zakaria
Pengertian Fasiq menurut bahasa:
فَسَقَ الرُّطَبُ إِذَا خَرَجَ عَنْ قَشْرِهِ.
“Kurma itu fasiq apabila telah lepas dari kulitnya.”
وَسُمِّيَتِ الْفَأْرَةُ فُوَيْسِقَةُ.
“Tikus disebut Fuwaisiq, karena tikus itu jahat.”
Seseorang disebut fasiq apabila keluar dari ketentuan syara’.
Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَـٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ ٢٧
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka Itulah orang-orang yang rugi.” (Q.S. al-Baqarah: 27)
ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلْمِيثَـٰقَ ٢٠ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلْحِسَابِ ٢١
“(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Q.S. ar-Ra’d: 20-21)
عَهْدُ اللهِ ; secara harfiah artinya: Apa-apa yang harus menjadi perhatian.
‘AHDUN itu ada dua macam:
‘AHDUN FITHRI; ialah akal.
‘AHDUN DÎNÎ; ialah agama.
Dua hal ini adalah anugrah Allah yang harus diperhatikan oleh manusia.
Apa yang diperintahkan Allah untuk dihubungkan itu ada dua;
1.صِلَّةُ الرَّحْمِ;
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَحْسِنْ إِلىَ مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ. -ابن النجار-
Rasulullah SAW bersabda: “Hubungilah orang yang memutuskan hubungan denganmu, dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat salah kepadamu dan katakanlah yang hak itu walau itu berar atas dirimu.” (H.R. Ibnu Najjâr)
2.صِلَّةُ الدَّلِيْلِ إِلىَ اْلمَدْلُوْلِ ;
Yaitu menghubungkan akibat kepada sebabnya.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍۢ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍۢ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَـَٔايَـٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَعْقِلُونَ ١٦٤
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. al-Baqarah: 164)
Ada dua hal inti penyebab kerusakan di muka bumi;
- إِفْسَادُ هِدَايَةِ الْعَقْلِ ; Merusak petunjuk akal.
- إِفْسَادُ هِدَايِةِ الدِّيْنِ ; Merusak petunjuk agama.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌۭ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌۭ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌۭ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَـٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَـٰفِلُونَ ١٧٩
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mem-punyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. al-A’râf: 179)
BACA JUGA:DIANTARA TANDA-TANDA HUSNUL KHÂTIMAH