Hukum Permainan Capit Boneka: Apakah Termasuk Maisir?

oleh Redaksi

18 Februari 2025 | 08:20

Hukum Permainan Capit Boneka: Apakah Termasuk Maisir?

Pertanyaan: Bagaimana hukum permainan capit boneka yang ada di toko-toko? Apakah termasuk maisir?


JAWAB:


Praktik capit boneka, awalnya customer membeli koin terlebih dahulu dengan harga variatif dimulai dari Rp. 1000/coin. Kemudian setelah coin dimiliki dia memasukkannya ke mesin capit boneka untuk dapat menjalankan mesinnya, untuk satu koin hanya berkesempatan satu kali capit. Jika customer berhasil mencapit boneka maka bonekanya menjadi miliknya jika gagal maka costumer tidak mendapatkan apapun.


Larangan Maisir


{ يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ} [البقرة: 219]


Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan, (Q.S. Al Baqoroh: 219)


{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [90] إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ} [91]


Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti? (Q.S. Al Maidah: 90-91)


Dengan dua dalil ayat ini maka jelas bahwa hukum maisir itu adalah haram 


وَقَالَ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: الْمَيْسِرُ هُوَ الْقِمَارُ. وَقَالَ الضَّحَّاكُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: الْمَيْسِرُ هُوَ الْقِمَارُ، كَانُوا يَتَقَامَرُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِلَى مَجِيءِ الْإِسْلَامِ، فَنَهَاهُمُ اللَّهُ عَنْ هَذِهِ الْأَخْلَاقِ الْقَبِيحَةِ. وَقَالَ مَالِكٌ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الحُصَيْن: أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ: كَانَ مَيْسِرُ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ بَيْعَ اللَّحْمِ بِالشَّاةِ وَالشَّاتَيْنِ. وَقَالَ الزُّهْرِيُّ، عَنِ الْأَعْرَجِ قَالَ: الْمَيْسِرُ وَالضَّرْبُ بِالْقِدَاحِ عَلَى الْأَمْوَالِ وَالثِّمَارِ.


Musa ibnu Uqbah telah meriwayatkan dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa maisir adalah judi. Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa maisir adalah judi yang biasa dipakai untuk taruhan di masa Jahiliah hingga kedatangan Islam. Maka Allah melarang mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk itu. Malik telah meriwayatkan dari Daud ibnul Husain, bahwa ia pernah mendengar Sa’id ibnul Musayyab berkata, "Dahulu maisir yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliah ialah menukar daging dengan seekor kambing atau dua ekor kambing."


Az-Zuhri telah meriwayatkan dari Al-A'raj yang mengatakan bahwa maisir ialah mengundi dengan anak panah yang taruhannya berupa harta dan buah-buahan. (Tafsir Ibnu Katsir)


Dengan keterangan-keterangan tersebut bahwa unsur dari maisir itu ada harta yang jadi taruhan untuk mendapatkan harta yang lebih besar nilainya.


Perlu ditegaskan di sini kaidah maisir atau judi yang disepakati oleh ulama, yakni:


كُلُّ لِعْبٍ فِيْهِ قِمَارٌ فَهُوَ حَرَامٌ وَ القِمَارُ كُلُّ مَا لاَيَخْلُو اللاَّعِبُ فِيْهِ رِبْحٌ وَ خَسَارَةٌ وَهُوَ الْمَيْسِرُ الَّذِي قَرَنَهُ القُرْآنُ بِالخَمْرِ وَالأَنْصَابِ وَالأَزْلاَمِ. 


Setiap permainan yang padanya ada qimar, maka itu haram. Dan qimar itu adalah setiap permainan yang padanya mengandung keuntungan atau kerugian (gambling/untung-untungan). Dan itulah maisir yang disebutkan oleh al-Qur`an beriringan dengan khamr, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah (al-Halal wal-Haram fil-Islam). 


القِمَارُ كُلُّ لِعْبٍ يُشْتَرَطُ فِيْهِ أَنْ يَأْخُذَ الغَالِبُ مِنَ المَغْلُوْبِ شَيْئًا سَوَاءٌ كَانَ بِالوَرَقِ أَوْ غَيْرِهِ. 


Qimar adalah setiap permainan yang disyaratkan padanya pemenang mengambil sesuatu dari yang kalah, sama saja apakah dengan uang atau lainnya (al-Munjid).


Dalam kasus boneka capit ada unsur taruhannya yaitu berupa koin yang harus dibeli terlebih dahulu untuk mendapatkan boneka dengan cara dicapit yang berkemungkinan bisa didapat atau tidak. 


Kesimpulan

Capit boneka termasuk praktik maisir hukumnya haram.


BACA JUGA:

Keutamaan Shalat di Masjidil Haram: Berlaku di Seluruh Tanah Haram?

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon