Oleh Ahmad Buldani, M. Ikom. - Mudir Madrasah Ibtidaiyyah PPI 45 Rahayu
Kita diajarkan konsep hidup yang sangat mumpuni dalam menyikapi keadaan apapun yang kita hadapi yaitu dengan Syukur dan Sabar
Masjid tidak sama dengan pasar, bagi saya pribadi bahkan terkesan sangat tidak etis memperbandingkan masjid dengang pasar, dalam keadaan normal tidak ada satupun narasi yang kita dengar untuk meninggalkan masjid
Umat yang beriman semuanya sepakat untuk menyuburkan rumah Allah dengan beragam kegiatan ibadah, bahkan bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun tempat terbaik dimuka bumi ini selain masjid, hanya dimasjid pintu-pintu rahmat Allah terbuka sangat lebar, dan hanya mereka yang senantiasa menyuburkan masjid yang berhak memohon agar Allah menganugerahkan sebagian fadhilah karunia-Nya untuk bekal kita menjalani hidup
Keistimewaan ini tentu saja tidak akan didapat oleh mereka yang tidak pernah menginjakkan kakinya ke masjid.
Namun demikian, tak lepas dari rahmat dan kasih sayang-Nya Allah memberi kita kemudahan bahwa dalam keadaan tertentu segala kegiatan yg biasa kita lakukan di masjid tetap bisa kita laksanakan di tempat tinggal kita masing-masing sudah terlampau sering kita dengar bahwa generasi awal umat beriman pernah meninggalkan masjid ketika "sesuatu yg tidak normal" menghampiri kehidupan mereka, seyogianya ini menjadi contoh teladan bagi kita hingga terbetik kesadaran bahwa Islam adalah segudang solusi terbaik agar kehidupan manusia tetap bergerak pada sistem edar yang seharusnya
Islam itu mudah, Islam itu fleksibel, Islam itu damai, Islam itu agama tengah, Islam itu untuk semua, Islam itu sangat mempesona, Islam itu sejuk menyegarkan laksana oase dipadang pasir.
Jadi tersenyumlah! sampaikan agama ini dengan penuh kasih sayang agar pesonanya memancar ke seluruh alam, jangan kita bersikap antipati, ekstrim, egois, anarkis, rentan berselisih, mudah diadu domba, dan lain sebagainya hingga akibat sikap dan tindakan yang tidak penting ini berpotensi meredupkan cahaya, kita semua ditugasi untuk memastikan air itu mengalir mulus ke seluruh penjuru dunia, jangan biarkan sesuatupun menghambat alirannya
Bersyukurlah masjid tdk bernasib sama dengan pasar, jika pasar menjadi episentrum penyebaran wabah wajar, karena orang berkerumun disitu, sementara masjid tetap kita jaga kesuciannya dari tudingan tempat penyebaran wabah.
Dan bersabarlah dari ibadah di rumah yang tidak biasa ini, karena inilah ikhtiar yang kita bisa untuk turut menunjang percepatan berakhirnya periode wabah, dan agar kerinduan kita untuk kembali ke masjid dapat segera terwujud
Wallaahu A'lam
Kepesantrenan
19 Januari 2025 | 14:04
Daurah Al-Qur’an PPI 100 Banjarsari: Membangun Kecerdasan Spiritual Santri