Oleh. Prof. KH. Maman Abdurrahman.
Tahun 2020, dunia Internasional dihebohkan dengan se-rangan virus “Corona” dari daerah Wuhan, suatu kota di dataran China. Penyakit tersebut terus menyebar luas di kota tersebut, bahkan sudah menyebar ke negara-negara lain yang diperkirakan sekitar 24 negara yang terjangkit virus corona dan sudah memakan korban hingga beratus ribu. Melalui komunikasi, tansportasi yang menghubung- kan antara negara-negara luar dengan negara China, dan bahkan termasuk melalui produk-produk tertentu Virus Corona Wabah nCoV menjalar ke berbagai negara.
Implikasi dari wabah tersebut menyebabkan hubungan antara negara-negara luar dengan negara China menjadi terganggu, bahkan ekspor dan impor dari dan ke berbagai negara pun terannggu. Sehingga hal tersebut menyebabkan kondisi ekonomi pun terganggu, dan bisa saja membawa pada ketidak-stabilan atau kelemahan.
Para pakar di dunia belum menemu-kan secara pasti kenapa virus tersebut bermula dari Wuhan?. Meskipun ada prediksi virus tersebut diakibatkan dari produk-produk makanan tertentu yang menyebabkan tumbuh dan merebaknya Corona. Namun yang pasti, implikasi dari penyakit tersebut tentu akan membawa kelemahan dalam sistem kehidupan manusia atau yang sering disebut Wahan.
Dalam konteks wabah penyakit dari Wuhan yang selanjutnya membawa Wahan (kelemahan) bagi kehidupan manusia, baik secara fisik maupun psikologis karena ketakutan masyarakat di dunia. Misalnya, aktivitas penerbangan dari dan ke China ditangguhkan, dan orang dari China ditolak ketika hendak masuk ke negara lain, kecuali sesudah melalui pemeriksaan yang ketat, bahkan bila perlu rehabilitasi dengan karantina yang membutuhkan waktu minimal 14 hari.
Wahan itu maknanya ialah “Lemah”. Di dalam Alquran disebutkan sebanyak 9 kali dengan berbagai Shighat, yaitu dalam Surat Maryam/19: 4, Ali Imran/3: 146, an-Nisa/4: 104, Nuhannad/47: 35, Luqman/31: 14, al- Ankabut/29: 41, dan al-Anfal/8: 18. Namun, adakalanya Wahan berarti lanjut usia, seperti pada Surat Maryam ayat 14 itu, “Dan (Zaka- riya), ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku”.
Kelemahan atau Wahan Nabi Zakariya As adalah karena ketuaannya. Namun, Wahan ini dapat saja terjadi karena berba- gai macam kejadian, seperti ibu hamil yang membawa beban berat dari bulan ke bulan atau gambaran kelemahan menghadapi orang kafir atau peperangan, bahkan dikatakan bahwa selemah-lemahnya rumah adalah lah sarang Ankabut (lebah). Namun, yang paling penting ialah dalam hal apapun ma- nusia yang beriman tidak boleh ada kelemahan, termasuk karena dihadang musuh dan atau penyakit yang menyerang.
Penyakit yang senantiasa meng- ganggu dan bahkan menyerang manusia kapanpun dan di mana pun dapat menyerang manusia, bahkan dalam Alquran dinyatakan para Rasul pun kena penyakit yang melemahkan fisiknya, seperti Nabi Ibrahim, Musa, Ayub As, dll, bahkan Nabi Muhammad Saw dan diceritakan oleh Ibu Aisyah r.a tentang sakitnya Rasulullah Saw. dan beliau mengingatkan agar tidak mendatangi daerah yang ada wabah penyakit dan yang dari derah kena wabah jangan dulu mendatangi tempat lain yang masih aman dari wabah pemyakit. Manusia biasa seperti pada umumnya, juga sejak zaman para sahabat Rasulullah juga amat hati-hati dalam menghadapi penyakit yang terjadi.
Adapun fenomena Wuhan, dilihat dari aspek konsumsi makanan masyarakat di daerah tersebut, boleh jadi berawal mula penyakit ini merebak yang disebabkan oleh binatang-binatang tertentu, baik yang merayap ataupun yang terbang yang diharam- kam dalam Alquran dan alam Hadis Rasu- lullah Saw. Seperti Rasul Saw mengingatkan agar tidak makan binatang yang bertaring, hidup di dua alam.
Oleh karena itu, sejak awal Islam mengajarkan agar makanan yang dikomsumsi adalah yang Halalan Thayyiban. Sampai di beberapa negara, termasuk di Asean label Halal yang sedang membumi dan mendunia saat ini. Di negara Asean tertentu, seperti Singapura, masyarakatnya banyak belanja ke Toko-toko yang Muslim dan berlabel Halal. Kehalalan itu wajib adanya, malahan sekarang ada yang disebut wisata halal, dsb.
Wabah virus Corona juga bisa jadi ada kaitannya dengan makanan yang yang dilarang oleh agama. Petunjuk Alquran ini yang sudah ribuan tahun lalu demi memelihara kesehatan manusia, baik secara fisik maupun psikologis. Dalam berbagai surat
F IK R A H
dan ayat dijelaskan tentang berbagai makanan minuman yang diharamkan secara eksplisit dan ini ada kaitannya dengan kesehatan yang akan memelihara ketahanan fisik tersebut.
Dalam Alquran banyak juga ayat bicara pnyakit dan Rasul-rasul yang sakit itu. Atau dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari r.a, penyakit dan pengobatannya disebut sebanyak 141 hadis. Ini artinya bahwa penyakit itu akan ada dan selalu ada selama hayat dikandung badan atau kehidupan umumnya, baik makhluk cicing (diam), makhluk nyaring (hidup), apa lagi makhluk eling (manusia-berfikir). Manusia sebagai makhluk berfikir, menemukan dan mencari obatnya, sebagaimana sabda Rasu- lullah Saw, “Kullu Da’in Dawa’un”. Obat-obat itu dicari dan ditemukan kecuali kematian. Wabah corona yang melanda dunia saat ini, suatu saat akan ditemukan pula obatnya yang “lebih mujarab dari yang ada sekarang”.
Dengan demikian, virus Corona yang melanda Wuhan dan tersebar ke seluruh dunia saat ini merupakan ujian baru dari Allah pada manusia. Bahwa manusia dan juga para penguasa negara tidak boleh an- gkuh dengan kepemilikan apapun termasuk kekayaan dan teknologi apapun karna Allah Maha Kuasa. Kita perlu mengambil Ibrah Quraniyah tarikhiyah yang tercantum dalam Alquran surat al-Fil yang dengan jelas ten- tara gajah yang datang akan mengahancurkan Kabah dihancurkan pula oleh Allah den- gan THAIRAN ABABIL (burung ababil) yang melempari tentara gajah yang amat kuat sampai jatuh tersungkur bergelimpangan bagaikan daun yang dimakan”.
Oleh karena itu, virus eperti ini akan datang kapapun dan di manapun. Ada yang menghancurkan kaum Muslim yang taat itu yang selalu dizalimi. Adalah amat jelas bah- wa Wahan kelemahan ke depan, dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekono- mi adalah amat terganggu dengan wabah ini. Insya Allah Indonesia tidak akan didata- ngi Corona ini. Mudah-mudahan.
Wabillahi musta’an. []
Dikutip dari Majalah Risalah No 12 THN 57 - Maret 2020
Kepesantrenan
19 Januari 2025 | 14:04
Daurah Al-Qur’an PPI 100 Banjarsari: Membangun Kecerdasan Spiritual Santri