Makkah, persis.or.id - Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Khalilurahman, mengimbau kepada seluruh ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan, dan ketua regu dan setiap jemaah agar bertanggung jawab memastikan Nusuk tidak hilang. "Jangan sampai hilang.
“Saya meminta, kepada seluruh ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan, dan ketua regu dan setiap jemaah agar bertanggung jawab memastikan Nusuk tidak hilang,” kata Khalil kepada Media Center Haji di Makkah, Ahad (9/6/2024).
Nantinya, lanjut dia, kartu akan dibagikan oleh Kepala Sektor kepada ketua kloter dan diteruskan kepada ketua rombongan sebelum menjalankan ibadah di Kota Suci termasuk saat puncak haji yaitu wukuf di Arafah dan melontar jumrah di Muzdalifah dan Mina.
Kendati kartu tersebut hilang, Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan pengganti meski stoknya sangat terbatas.
"Pemerintah Arab Saudi hanya menyiapkan kartu cadangan maksimal 10 persen dari jumlah jemaah haji," ucap Khalil.
Ia menambahkan, kartu Nusuk yakni yang wajib dipakai oleh jemaah dengan cara dikalungkan ke leher dan kedua yang telah berbentuk digital dilengkapi oleh kode batang (barcode) dan kode respons cepat (Quick Response Code). Tawfiq menegaskan, kartu ini wajib dibawa oleh jemaah dari seluruh dunia termasuk Indonesia ketika menunaikan ibadah haji di dua Kota Suci, Mekkah dan Madinah.
Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi akan menolak setiap jemaah yang kedapatan tidak memakai atau tanpa dilengkapi Nusuk dan mencoba masuk ke Kota Suci. Setiap pelanggar akan dikenai sanksi sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah setempat mengenai pelanggaran peraturan dan instruksi haji. Penggunaan Nusuk juga berlaku bagi seluruh penyelenggara haji dari masing-masing negara tanpa terkecuali.
"Kartu ini akan membantu jemaah untuk mengetahui lokasi-lokasi yang ada di tempat pelaksanaan ibadah haji. Terdapat pula sertifikat selesai melaksanakan ibadah haji di dalam kartu ini sehingga bisa menjadi kenangan indah bagi setiap jemaah yang selesai berhaji," ujar Tawfiq seperti dilansir website Kementerian Agama RI beberapa waktu lalu.
Kartu Nusuk juga untuk mecegah masuknya jemaah yang memakai visa nonhaji ke Tanah Suci. Sehingga hanya jemaah dengan visa yang diterbitkan resmi oleh Pemerintah Arab Saudi saja yang bisa melakukan ibadah haji. Kementerian Agama sejak jauh hari telah mempersiapkan prosedur agar setiap jemaah patuh terhadap aturan ketat dari Pemerintah Arab Saudi tersebut.
Kartu pintar tersebut dominan warna cokelat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil setiap jemaah disertai kode batang dan QR Code. Jika dipindai (scan), akan diketahui data-data jemaah seperti nama, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jemaah di Mekkah.
Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) melaporkan.