Bandung - persis.or.id, Pelantikan Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Masa Jihad 2021-2026 mengambil tema “Rejuvenasi Gerakan Pemuda Persis sebagai Teladan Penyambung Peradaban untuk Menyongsong Generasi Emas 2045.
Tema ini dipilih untuk menggambarkan cita-cita, harapan dan do’a dalam membentuk kemandirian dan konsolidasi jamiyyah sebagai organisasi pengkaderan yang menjadi estafet pelanjut perjuangan Persatuan Islam dan kader-kader dengan komitmen kebangsaan.
Ketua Umum PP Pemuda Persis, Al-ustadz Ibrahim Nasrul Haq Alfahmi menyampaikan bahwa gagasan ini dengan mempertimbangkan berbagai aspek kejamiyyah.
Pertama, bahwa Pemuda Persis adalah organisasi otonom Persatuan Islam yang memiliki spirit tajdid: transformasi, rejuvenasi, perubahan, pembaruan, penyegaran baik pada lingkup keummatan dan kebangsaan.
Kedua, bahwa Pemuda Persis adalah organisasi pengkaderan yang mencetak kader-kader Taffaquh fiddin, ashabun wa hawariyyun, prototipe kader keummatan yang siap menjadi ulama, intelektual, intelegensia bahkan negarawan.
Ketiga, bahwa Pemuda Persis adalah bagian dari organisasi kepemudaan di bawah naungan negara Indonesia. Oleh karenanya dalam hal ini, konsolidasi keislaman di Indonesia menjadi isu strategis yang harus diterjemahkan ke dalam gerak jihad dan dakwah perjuangan Pemuda Persatuan Islam.
Selain itu, Fahmi menambahkan bahwa hasil muktamar ke-13 menetapkan produk Garis Besar Rencana Jihad Jamiyyah Pemuda Persatuan Islam. Dimana GBRJ menjadi acuan yang berisi cita-cita Pemuda Persis baik dalam lingkup kekaderan maupun keorganisasian untuk 20 tahun ke depan. Dimana pada tahun 2045 diharapkan jamiyyah Pemuda Persatuan Islam dapat mencetak kader-kader dakwah yang menjadi bagian dari Generasi Emas Jamiyyah dan Generasi Emas bangsa Indonesia.
“Muktamar ke-13 membangun kekuatan dan posisi bahwa Pemuda Persis harus menjadi Teladan Pembangun Peradaban. Tentunya ini bukan sebatas tema muktamar, tetapi ada cita-cita yang ingin menggambarkan narasi panjang peradaban Pemuda Persatuan Islam sampai 2045”, jelas Ketua Umum Pemuda Persis, Sabtu (01/05/2021).
Fahmi menambahkan bahwa pada 5 tahun ke depan merujuk pada GBRJ diharapkan dapat menguatkan konsolidasi keislaman di Indonesia dan kemandiri kader jamiyyah.
“Di Muktamar ke-14 nanti targetnya terbentuk kemandirian kader sebagai modal menguatkan kemandirian jamiyyah. Hal ini merujuk pada realitas bahwa kekuatan dan kemandirian dalam berbagai bidang, bukan hanya ekonomi, menjadi modal organisasi yang akan memperkuat bargaining position Pemuda Persis. Selain itu, Pemuda Persis diharapkan memberikan warna dalam kehidupan kebangsaan. Salah satunya dengan memperkuat konsolidasi keislaman keindonesiaan dengan corak Pemuda Persis. Sehingga, dakwah kebangsaan menjadi cita-cita dalam mewujudkan kehidupan keummatan yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman”, tambahnya.
Selanjutnya, berkaitan dengan dinamika, problematika dan tantangan kejamiyyah ke depan, Fahmi menuturkan berbagai problematika yang menjadi tantangan bagi Pemuda Persis.
”Dalam konteks kejamiyyah, penguatan aspek pengkaderan baik secara SDM maupun kelembagaan adalah tantangan yang harus dijawab. Hari ini Pemuda Persis sudah mulai merawat dan melaksanakan manhaj pengkaderan yang ideal, semoga di masa jihad ini akan lebih ideal dari sisi konsep dan pelaksanaan. Dalam konteks kebangsaan, Pemuda Persis dihadapkan dengan problematika sosiologis, teknologis dan ideologis yang dipandang mengancam keutuhan negara. Karenanya, menjadi keharusan bagi Pemuda Persis untuk membangun konsolidasi keummatan untuk mengisi ruang-ruang strategis dakwah kenegaraan. Hari ini harus mulai ditanamkan paradigma bahwa negara adalah ruang aktualisasi dakwah bagi kader-kader Pemuda Persis di berbagai level kepemimpinan”, jelasnya.
Selanjutnya, Fahmi mengungkapkan bahwa untuk menjawab tantangan tersebut, pada masa jihad 2021-2026 ada 12 agenda prioritas yang akan memperkuat konsolidasi dakwah dan kemandirian jamiyyah antara lain:
(1) Penguatan Pendidikan Profetik sebagai landasan pembinaan dan agenda kaderisasi formal;
(2) peningkatan Sumber Daya Da’I melalui lembaga turats, riset dan kajian serta studi literasi;
(3) membangun paradigma dakwah berkelanjutan dengan pola adaptif, partisipatif dan kolaboratif;
(4) melaksanakan dakwah berbasis data dari mulai proses perencanaan berbasis kebutuhan, pemetaan program jihad, dan evaluasi terukur dan terarah;
(5) membangun ekosistem dakwah digital melalui perangkat media dan teknologi;
(6) pemberdayaan dakwah berbasis mad’u (dakwah transformatif);
(7) kemandirian ekonomi jamiyyah melalui BUMJ;
(8) pemetaan dakwah berbasis lingkungan;
(9) Dakwah berkebangsaan dengan penguatan networking dan komitmen kader pemuda persis untuk umat dan bangsa;
(10) Dakwah berbasis sosial;
(11) Publikasi intelektual dalam bentuk jurnal, hasil riset dan lain-lain;
(12) Nasionalisasi Gerakan Jamiyyah Pemuda Persis.
“Dua belas agenda prioritas di atas adalah ikhtiar yang harus dilakukan oleh seluruh kader pemuda persis baik di level PP, PW, PD, PC bahkan PJ. Sehingga cita-cita kita untuk menjadi Teladan Pembangun Peradaban dapat diterjemahkan dalam berbagai lingkup gagasan, aksi dan kebutuhan keummatan”, pungkasnya. (*)