Pengajian Malam Ahad di PC PERSIS Cimalaka: Menyadari Makna Lupa dan Melupakan dalam Kehidupan Beragama

oleh Ismail Fajar Romdhon

04 Oktober 2025 | 21:11

Pengajian Malam Ahad di PC PERSIS Cimalaka: Menyadari Makna Lupa dan Melupakan dalam Kehidupan Beragama

Cimalaka, persis.or.id – Suasana Masjid Al Furqon Mandalaherang pada Sabtu malam (4/10) terasa hangat oleh kehadiran jamaah yang mengikuti Pengajian Rutin Malam Ahad yang diselenggarakan oleh PC PERSIS Cimalaka.


Kegiatan yang telah menjadi agenda rutin setiap pekan ini menghadirkan Ustadz Budi Setiawan, S.Pd.I., sebagai penceramah dengan tema yang menarik dan reflektif: “Lupa dan Melupakan dalam Perspektif Islam.”


Ketua PC Persis Cimalaka, Ustadz Koko Kodier Al-Fadl, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas semangat jamaah yang terus istiqamah hadir dalam majelis ilmu.


“Kegiatan rutin seperti ini bukan hanya sekadar pengajian, tapi juga sarana menghidupkan dakwah dan menjaga ruh ukhuwah di tengah masyarakat. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk terus menghidupkan majelis dzikir dan ilmu,” ujarnya.


Ustadz Koko juga menekankan pentingnya mengisi malam Ahad dengan kegiatan yang bermanfaat.


“Banyak orang menganggap malam Ahad sebagai waktu santai, tapi bagi kita, ini kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di sinilah nilai khas Persis: menyeimbangkan ilmu, amal, dan dakwah,” tambahnya.


Dalam ceramah utamanya, Ustadz Budi Setiawan menguraikan bahwa sifat lupa adalah bagian dari fitrah manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia mengutip doa dalam QS. Al-Baqarah: 286: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.”


“Lupa memang manusiawi, tapi Islam mengajarkan kita untuk bijak dalam melupakan,” jelasnya.


Ia membedakan antara lupa yang dimaklumi, lupa yang positif, dan lupa yang berbahaya.


Menurutnya, lupa yang dimaklumi adalah ketika seseorang terlupa dalam ibadah atau perbuatan tanpa sengaja. Lupa yang positif adalah melupakan kesalahan orang lain atau melupakan kebaikan diri sendiri agar hati tetap bersih dari sombong. Sedangkan lupa yang berbahaya adalah ketika seseorang lalai dari mengingat Allah dan melupakan akhirat.


Ustadz Budi menegaskan firman Allah dalam QS. Al-Hasyr: 19: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.”


Ia mengingatkan bahwa melupakan Allah berarti kehilangan arah hidup.


“Kalau kita terlalu sibuk dengan dunia sampai melupakan dzikir dan kematian, maka kita sedang berada dalam kelalaian yang berbahaya,” tegasnya.


Kegiatan ditutup dengan doa bersama, disertai suasana khidmat dan renungan mendalam. Jamaah tampak terharu dan terinspirasi untuk lebih menjaga ingatan pada Allah di setiap langkah kehidupan.



Penulis: Mahdi

Bidang Garapan Pendidikan PC Persis Cimalaka Kabupaten Sumedang

BACA JUGA:

Pelatihan TAFHIM Putaran Kedua Digelar di Markaz Dakwah PD PERSIS Sumedang