Demak – persis.or.id, Wakil Ketua Umum PP Persis, KH. Dr. Jeje Zaenudin, dalam kesempatan safari dakwah di PW Persis Jawa Tengah, menyampaikan tausiyahnya.
Jeje menyampaikan bahwa para juru dakwah diamanahi Allah sebagai umat nabi Muhammad SAW. Baginda Nabi merupakan pembawa risalah Islam akhir zaman yamg tidak ada lagi nabi setelah beliau.
“Kita adalah umat pewaris risalah dakwah terakhir. Karena itu dakwah merupakan tugas dan misi kolektif kita”, ujarnya, Sabtu [8/8/2020]
Jeje menegaskan dalam menjalankan dakwah, kita wajib mengikuti sunnah Nabi. Baik sunnah fi'liyahnya, qauliyah, maupun taqririyahnya. Baik dalam tatacaranya, materinya, maupun tahapan - tahapannya. Di antara fi'liyah nabi dalam dakwah tercermin dari shirah dakwahnya.
“Dakwah itu mengharuskan adanya tahapan tahapan”, ujar Jeje.
Ia melanjutkan, itulah sebabnya dalam sejarah dakwah nabi kita dapati ada tahapan dakwah periode Mekah dan periode Madinah. Pada periode Mekah saja ada dua tahapan. Tahapan sirriyah atau dakwah sembunyi-sembunyi dan tahapan terang-terangan. Materi dakwah masa di Mekah sebagai basis bagi materi dakwah periode Madinah. Karakter dan metode dakwahnya juga berbeda sesuai dengan perbedaan karakter masyarakatnya.
Karena itu Rasulullah menasihati para juru dakwah agar memahami karakteristik mad'u alias masyarakat yang didakwahinya. Sebagaimana sabdanya kepada Muadz ketika diutus dakwah ke Yaman, "Hai Muadz, kamu akan datang kepada kaum dari Ahli Kitab, maka hendaklah yang pertama kamu serukan kepada mereka adalah agar bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Rasul Allah. Jika mereka sudah taat tentang hal itu kepadamu maka ajarkanlah bahwa Allah perintahkan mereka Shalat lima waktu sehari semalam..."
“Jadi para juru dakwah wajib memperhatikan siapa masyarakat yang didakwahinya, lalu harus menguasai materi dakwahnya”, sambungnya.
Wakil Ketua Umum PP Persis itu pun, menyebutkan bahwa dakwah perlu memperhatikan fikih aulawiyaat atau fikih prioritas. Maksudnya mendahulukan menyampaikan dakwah yang pokok-pokok dulu sebelum yang cabang-cabang.
“Para da'i wajib menyadari bahwa keberhasilan dakwah hanyalah karunia Allah. Tetapi faktor ikhtiar yang paling menentukannya adalah pribadi da'i dan juga para lembaga dakwah. Karena dari semua rukun dakwah maka kedudukan juru dakwah memiliki peran sentral”, ungkapnya.
Maka Al Quran menggambarkam betapa peran sentral Nabi Muhammad. "Wahai Nabi, sesungguhnya Aku mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan sebagai penyeru manusia kepada agama Allah dengan izin-Nya, dan menjadi lampu penerang".
Sebagai da'i, Nabi SAW telah menjadi saksi dan bukti keagungan ajaran Islam dengan keindahan akhlaknya. Demikian juga kehadiran beliau selalu menjadi kabar gembira dan membawa harapan bagi umat yang didakwahinya. Datang dengan membawa solusi atas berbagai penderitaan masyarakat. Namun beliau juga membawa kabar peringatan dan ancaman bagi orang yang menentangnya.
Setelah itu baru beliau mengajak manusia ke jalan Islam dan beliau berperan laksana lampu penerang yang membimbing para musafir dalam perjalanan panjang di waktu malam.
Apa yang telah beliau lakukan itu, kata Jeje, itulah yang beliau nasihatkan dengan indah kepada para juru dakwah. "Hendaklah kalian memberi kabar gembira, Jangan membuat orang lari dari Islam! Berilah kemudahan, jangan mempersulit!, bekerjasamalah jangan berselisih!".
“Sekali lagi, kita semua harus mengingatnya dengan baik, bahwa diantara faktor terpenting keberhasilan dakwah Islam adalah karena kemuliaan akhlak Nabi SAW sebagai da'i”, jelas Jeje.
Menurutnya, semua da'i yang paling terlebih dahulu diperhatikan ialah kewajiban dalam meneladani kemuliaan akhlak Nabi SAW. Demikian juga para aktivis lembaga dakwah paling bertanggungjawab mewujudkan kemuliaan Islam dalam kehidupan lembaga dakwahnya.
"Materi dakwah itu penting. Tapi metode dakwah lebih penting dari materi itu. Metode penting tapi kehadiran da'i lebih penting. Kehadiran da'i penting, tetapi ruh dan spirit da'i lebih penting lagi”, ujar Jeje Zaenudin.
Jeje lebih menekankan aspek pembentukan karakter dan ruhiyah da'i, sebab itulah yang pertama kali ditanamkan Allah kepada Rasulnya.
"Wahai orang berselimut, bangunlah, dan berilah peringatan. Hanya Tuhanmu yang kamu agungkan. Bersihkan pakaian lahir dan batinmu. Segala dosa tinggalkanlah. Jangan suka memberi tapi mengharap kembalian lebih banyak. Dan hanya karena Tuhanmu kamu bersabar!".
Semoga Allah membimbing kita menjadi pribadi pribadi da'i yang berakhlak mulia dan semoga Jamiyah kita menjadi Jamiyah ideal yang meneladani jamaahnya Rasulullah brrsama para sahabatnya yang tercinta. [*]