Sapeken, persis.or.id – Berawal dari undangan mengisi Ma’ruf, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam (PP Pemuda PERSIS) Ibrahim Nasrulhaq Al-Fahmi mendatangi PC Pemuda PERSIS Sapeken. Selain itu, dalam kesempatan ini pihaknya juga akan memetakan potensi dan peluang di daerah Jawa Timur.
Ibrahim menjelaskan mengenai maksud kedatangannya ke PC Sumenep, “Awalnya kami (PP) diundang secara pribadi, saya diundang oleh PC Sapeken untuk mengisi Ma'ruf,” jelasnya kepada persis.or.id melalui pesan singkat, Rabu (19/5/2021).
Menurutnya, jika dilihat dari sudut pandang atau kultur Jawa Barat yang sudah mapan jam'iyyahnya, pasti akan ada pertanyaan mengapa pimpinan pusat langsung mengisi Ma'ruf di tingkat PC yang bisa dilakukan oleh tim dari tingkat PD atau PW.
Sebenarnya, kata dia, di Sapeken sendiri memiliki pimpinan daerah dan juga pimpinan wilayah. Namun pihaknya ingin memberi suntikan semangat dan kreativitas, sebagai salah satu solusi mengatasi sedikitnya kegiatan di wilayah tersebut.
“Jadi ini bentuk perhatian dari Pimpinan Pusat. Kami juga datang merespon permintaan PW Pemuda PERSIS Jawa Timur ketika Muktamar kemarin, untuk dibina kejamiyyahannya, keilmuannya, dan lain-lainnya,” terang dia.
Selain mengisi Ma’ruf, pembinaan jam’iyyah juga dilakukan dengan memetakan peta kondisi, potensi dan peluang di daerah tersebut. Selain Ibrahim, hadir juga Ahmad Taufik Nurdin sebagai sekretaris Bidang Jam'iyyah PP Pemuda PERSIS.
“Nanti kepentingan beliau ini akan memetakan potensi dan peluang. Yang pertama potensi perkembangan pemuda persis Jawa Timur di PD yang ada di sekitar Madura, Pamekasan, dan Sumenep. Apalagi, Sumenep yang dikabarkan sedang kurang aktif, (jadi beliau hadir untuk) dapat menggali potensi yang ada di PC Sapeken itu sendiri,” tambahnya.
Setelah memetakan hal tersebut, dirinya bersama tim akan menginisiasi pembentukan Pimpinan Wilayah Pemuda Persis di Provinsi Bali. Dengan hadirnya PP Pemuda Persis ke Sapeken, diharapkan akan meningkatkan ghirah berjam'iyyah para Pemuda PERSIS khususnya di Sapeken dan umumnya di Jawa Timur.
"Walaupun tidak cukup satu kali kunjungan, ini harus beberapa kali karena intensitas pembinaan perlu dilakukan," tandasnya. (AMR/FAR)