Bandung, persis.or.id - Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun kedua. Sejak 2020 lalu, aktivitas orang-orang di ruang publik dibatasi dengan tujuan untuk menekan angka penyebaran Virus Corona.
Hal ini menyebabkan banyak pekerjaan yang dilakukan di luar kebiasaan sebelumnya, tidak terkecuali dalam aspek agama. Salah satunya adalah prosesi pengurusan jenazah Covid-19.
Muncul kekhawatiran dari masyarakat muslim umumnya, dan jama'ah PERSIS khususnya, bahwa jenazah Covid-19 tidak diurus sesuai dengan aturan syar'i.
Melihat fenomena tersebut, PERSIS tidak tinggal diam, berbagai diskusi dan kajian pun dilakukan untuk menjawab keresahan yang terjadi pada umat muslim. Dalam hal ini, pengurusan jenazah Covid-19 sebagaimana yang dituturkan oleh dr. Sony selaku Ketua Bidgar Sosial PP Persis.
"Yang melatarbelakangi pelatihan pemulasaran jenazah, khususnya Covid-19, mengingat kemarin bulan Juni-Juli banyak jama'ah yang wafat. Kemudian ada juga beberapa kekhawatiran dari jama'ah ketika jenazah di rumah sakit tidak dimandikan sesuai dengan syar'i", tutur dr. Sony.
Atas latar belakang tersebut, lewat Bidang Maliyahnya, Bidgar Sosial PERSIS bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Achmad Yani mengadakan pelatihan pengurusan jenazah Covid-19 secara online.
Meskipun pandemi sudah memasuki tahun kedua, tidak ada kata terlambat jika pelatihan baru diadakan saat ini. Mengingat pihak-pihak yang berwenang bisa mengatasi hal tersebut.
"Tidak ada kata terlambat untuk pemulasaran ini, karena di awal memang di rumah-rumah sakit kan tertangani, tapi ketika kemarin tidak tertangani karena saking banyaknya. Selain itu banyak di daerah yang tidak berani memandikan", jelas dr. Sony menambahkan.
Dengan adanya acara ini, PP PERSIS berharap jama'ah tidak lagi takut untuk memandikan jenazah di masa pandemi, karena memang sudah tahu ilmunya dan paham bagaimana melakukannya.
"Harapannya jama'ah tidak lagi takut untuk memandikan jenazah di masa pandemi karena sudah mengetahui ilmunya", pungkasnya. (IN)