Sekum PERSISTRI Berharap Tema Muktamar XIII Terwujud oleh Tasykil Selanjutnya

oleh Reporter

24 September 2022 | 14:33

Bandung, persis.or.id – Tema "Transformasi Gerakan Dakwah PERSISTRI dalam Mewujudkan Keluarga Jam’iyyah sebagai Pondasi Ketahanan Umat dan Bangsa" yang diusung pada Muktamar XIII PERSISTRI kali ini, menggambarkan harapan adanya perubahan pada jam’iyyah ini ke depannya.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) PERSISTRI, DR. Hj. Taty Setiaty, M.Pd kepada persis.or.id di sela kegiatan tersebut.

“Kalau tema kita itu berkaitan dengan harapan akan adaya perubahan gerakan dakwah PERSISTRI terutama dalam ketahanan keluarga,” jelasnya di Hotel Horison, Sabtu (24/09/2022).

Dirinya mencontohkan hal tersebut dengan digelarnya kegiatan penyerta Muktamar pada Jumat (23/09/2022), yang mengangkat isu terkait ketahanan keluarga.

“Selama ini orang tua mendidik anak secara konvensional. Maka diharapkan ibu-ibu sekarang memahami bahwa pendidikan pada keluarga saat ini harus dilakukan dengan cara yang lebih kekinian. Misalnya bahasa lebih mudah dipahami hingga anak-anak yang lebih mudah menerima,” paparnya.

Bukan hanya pada pendidikan keluarga, para nggota PERSISTRI juga harus dibekali dengan cara untuk memelihara keharmonisan dengan pasangan namun dengan cara yang lebih kekinian.

Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa anggota PERSISTRI didominasi oleh kaum hawa yang berada di usia yang sudah tidak lagi muda. Hal ini berkaitan juga dengan upaya mewujudkan perempuan sebagai istri yang salihah.

“Hubugan suami istri bisa terhambat karena kondisi usia yang lanjut atau aktivitas yang luar biasa. Adanya rasa lelah bisa saja menimbulkan miss komunikasi. Jadi, bagaimana upaya memperbaiki itu dengan cara kekinian, agar menciptakan suasana yang tetap harmonis meski usia yang tidak lagi muda,” paparnya.

Pihaknya berharap agar dalam masa jihad selanjutnya, dapat membina para anggota untuk mendapatkan keseimbangan antara tugas sebagai perempuan dengan perintah dari islam syariat.

Dilihat dari segi organisasi, transformasi juga diperlukan dalam pemilihan program jihad. Misalnya dari sisi dakwah yang dilakukan oleh para da’iyyah.

“Nanti konteksnya tidak hanya berbicara fikih, tapi diharapkan ada nilai-nilai yang berkaitan dengan pandangan dari psikologi hingga hukum Islam,” tambahnya.

Slogan Al Mar’atush Shalihah, Al Umm Muhtarimah, Jaddah Saidah (istri salihah, ibu yang dihormati, nenek yang disayangi/diikuti) juga ikut digaungkan dalam Muktamar XIII PERSISTRI ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya dalam konteks berjam’iyyah harus ada gerakan yang lebih kekinian.

“Yaitu dengan dakwah online dan bukan seperti ceramah biasa, pembinaan dengan mencari cara yang tidak membosankan atau memberatkan,” tandasnya.

Hal lain yang menjadi perhatianya adalah bagaimana musyawirin menanggapi usulan program jihad yang telah dirancang sebelumnya.

“Di Muktamar ini program harus dimunculkan berdasarkan keinginan dari peserta. Kami dari PP PERSISTRI sudah membuat draft usulan,” terangnya.

Terkait dengan program, ada hal menarik yang diungkapkan oleh Hj. Taty. Yakni tentang bagaimana cara PERSISTRI agar membuat para anggotanya menjadi perempuan yang bahagia di usia senjanya.

Misalnya dibantu dengan program kesekretariatan yang terus mempublish program dan informasi dari PERSISTRI terkait dengan program yang dijalankan, untuk mewujudkan slogan yang diusung tersebut.

“Ada ide fresh dari kami, yakni membuat pesantren lanjut usia,” kata dia.

Di dalamya bukan hanya sekedar pengajian, kata dia, tapi juga mengungkapkan bagaimana meningkatkan kualitas hidup para anggota dan pimpinan PERSISTRI dengan cara-cara yang lebih dapat diterima dengan baik.

 

Kontributor: Kominfo Muktamar XIII PERSISTRI

Reporter: Dila F.Fatir

Editor: Fia Afifah

Reporter: Reporter Editor: admin