Selayang Pandang Siaga Bencana Persatuan Islam

oleh Reporter

02 Mei 2025 | 09:45

SIGAB: Strategi Persatuan Islam Hadapi Bencana Secara Kolektif

Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Australasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia serta Filipina. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat rentan secara geologis. Di samping terdapat kurang lebih 5.590 daerah aliran sungai dan 129 gunung api aktif, kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan risiko tinggi terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, dan gerakan tanah.


Selain itu, iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan karakteristik geografisnya yang membentang antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia memiliki tiga pola iklim dasar, yaitu monsunal, khatulistiwa, dan sistem iklim lokal, yang menyebabkan perbedaan pola curah hujan yang dramatis.


Kondisi ini semakin kompleks akibat pemanasan global dan perubahan iklim ekstrem, seperti kenaikan suhu dan permukaan air laut di wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa. Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologis seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan.


Setiap orang memiliki risiko terhadap potensi bencana, sehingga penanganan bencana merupakan urusan semua pihak, yang dikenal dengan istilah pentahelix.


Pentahelix merupakan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa dalam satu kerangka kerja dengan tanggung jawab dan keahlian yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu penanganan bencana. Dengan adanya kerja sama serta perubahan paradigma ini, diharapkan dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena bencana dapat diprediksi dan diminimalkan.

BACA JUGA:

SIGAB Basic Training 2025: Membangun Relawan Tangguh dan Mandiri Berkhidmat untuk Umat

Reporter: Reporter Editor: Taufik Ginanjar