Bandung - persis.or.id, At-thorikotu ahammu minal maddah wal mudarisu ahammu minat tharikoh wa ruhul mudaris ahammu minal mudarris”
Metode itu lebih penting dari pada Materi dan Guru lebih penting dari Metode dan Ruh (Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari gurunya sendiri”.
Syair di atas menjelaskan betapa pentingnya sebuah metode dan materi dalam pengajaran, namun ada yang lebih penting, yaitu Ruh (jiwa) seorang Guru.
Maksud dari ungkapan tersebut adalah suatu profesi akan sukses jika di jalani sesuai dengan bakat, jiwa dan hobi seseorang,
Karena berapa banyak sarjana yang di kukuhkan untuk menjadi sesorang guru namun setibanya di lapangan rasanya hati tak nyaman bertemu dengan banyak murid,
Jika bertemu murid yang nakal dan bodoh perasaan hati ingin marah dan kesal.
Maka berangkat dari sini lah mengapa di katakan jiwa guru itu penting untuk membentuk guru seutuhnya.
Menjadi seorang guru tentunya bukan perkara yang mudah, guru dituntut bukan hanya menghadirkan materi yang baik, juga bukan hanya menyuguhkan metode yang menyenangkan. Jauh dari itu, guru dituntut memberikan peran di sekolah sebagai pengganti orang tua.
Menjadi guru merupakan investasi kehidupan, menjadi guru yang baik berarti mendukung hak berpendidikan bagi siswa.
Berangkat dari tugas pokok seorang guru, maka dirasa penting bagi pondok pesantren PERSIS 50 Lembang untuk memfasilitasi para gurunya dalam program pelatihan guru.
Hal tersebut menjadikan landasan agar tercapainya citra para guru yang baik juga cita selayaknya guru.
Acara tersebut berlangsung pada hari Selasa 07 Juli 2020, bertempat di Gedung Kelas Mualimin lantai dua, dengan pemateri KH. A Zakaria selaku ketua umum PERSIS.
Agenda tersebut diikuti oleh para segenap civitas akademika PPI 50 Lembang. (HH/MA)
Kepesantrenan
19 Januari 2025 | 14:04
Daurah Al-Qur’an PPI 100 Banjarsari: Membangun Kecerdasan Spiritual Santri