Waketum PP Persis Sampaikan Tausiyah di PW Persis Jawa Tengah.

oleh Reporter

09 Agustus 2020 | 22:34

Demak - persis.od.id, Saudaraku para aktivis dakwah. Kita diamanahi Allah sebagai umat nabi Muhhammad Saw. Nabi muhammad nabi pembawa risalah Islam akhir jaman yamg tidak ada lagi nabi setelah beliau. Artinya kita adalah umat pewaris risalah dakwah terakhir. Karena itu dakwah merupakan tugas dan misi kolektif kita. Sebagaimana firman Allah. "Hendaklah kalian menjadi umat yang berdakwah kepada kebaikan , beramar majruf dan bernahyi munkar. Merekalah orang orang yang beruntung". ( Ali Imran : 103).
Dalam menjalankan dakwah kita wajib mengikuti sunnah Nabi. Baik sunnah fi'liyahnya, qauliyah, maupun taqririyahnya. Baik dalam tatacaranya, materinya, maupun tahapan - tahapannya.
Di antara fi'liyah nabi dalam dakwah tercermin dari sierah dakwahnya.
Pertama. Dakwah itu mengharuskan adanya tahapan tahapan. Karena itu dalam sejarah dakwah nabi kita dapati ada tahapan dakwah periode Mekah dan periode Madinah. 
Pada periode Mekah saja ada dua tahapan. Tahapan sirriyah atau dakwah sembunyi-sembunyi dan tahapan terang-terangan. Materi dakwah masa di Mekah sebagai basis bagi materi dakwah periode Madinah. Karakter dan metode dakwahnya juga berbeda sesuai dengan perbedaan karakter masyarakatnya.
Karena itu Rasulullah menasihati para juru dakwah agar memahami karakteristik mad'u alias masyarakat yang didakwahinya. Sebagaimana sabdanya kepada Muadz ketika diutus dakwah ke Yaman, "Hai Muadz, kamu akan datang kepada kaum dari Ahli Kitab, maka hendaklah yang pertama kamu serukan kepada mereka adalah agar bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Rasul Allah. Jika mereka sudah taat tentang hal itu kepadamu maka ajarkanlah bahwa Allah perintahkan mereka Shalat lima waktu sehari semalam..."
Jadi para juru dakwah wajib memperhatikan siapa masyarakat yang didakwahinya lalu harus menguasai materi dakwahnya. Kemudian harus melakukan dakwah dengan memperhatikan fikih aulawiyaat atau fikih prioritas. Maksudnya mendahulukan menyampaikan dakwah yang pokok-pokok dulu sebelum yang cabang-cabang.
Yang kedua. Para da'i wajib menyadari bahwa keberhasilan dakwah hanyalah karunia Allah. Tetapi faktor ikhtiar yang paling menentukannya adalah pribadi da'i dan juga para lembaga dakwah. Karena dari semua rukun dakwah maka kedudukan juru dakwah memiliki peran sentral.
Maka Al Quran menggambarkam betapa peran sentral Nabi Muhammad. "Wahai Nabi, sesungguhnya Aku mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan sebagai penyeru manusia kepada agama Allah dengan izin-Nya, dan menjadi lampu penerang". 
Sebagai da'i Nabi telah menjadi saksi dan bukti keagungan ajaran Islam dengan keindahan akhlaknya. Demikian juga kehadiran beliau selalu menjadi kabar gembira dan membawa harapan bagi umat yang didakwahinya. Datang dengan membawa solusi atas berbagai penderitaan masyarakat. Namun beliau juga membawa kabar peringatan dan ancaman bagi orang yang menentangnya.
Setelah itu baru beliau mengajak manusia ke jalan Islam dan beliau berperan laksana lampu penerang yang membimbing para musafir dalam perjalanan panjang di waktu malam.
Apa yang telah beliau lakukan itu, itulah yang beliau nasihatkan dengan indah kepada para juru dakwah. "Hendaklah kalian memberi kabar gembira, Jangan membuat orang lari dari Islam! Berilah kemudahan, jangan mempersulit!, bekerjasamalah jangan berselisih!".
Sekali lagi kita semua harus mengingatnya dengan baik bahwa diantara faktor terpenting keberhasilan dakwah Islam adalah karena kemuliaan akhlak Nabi sebagai da'i Oleh sebab itu semua para da'i yang paling terlebih dahulu wajib meneladani kemuliaan akhlak Nabi. Demikian juga para aktivis lembaga dakwah paling bertanggungjawab mewujudkan kemuliaan Islam dalam kehidupan lembaga dakwahnya. 
Sebagaimana dalam ungkapan bijak dikatakan. "Materi dakwah itu penting. Tapi metode dakwah lebih penting dari materi itu. Metode penting tapi kehadiran da'i lebih penting. Kehadiran da'i penting tetapi ruh dan spirit da'i lebih penting lagi." Karena itu pembentukan karakter dan ruhiyah da'i itulah yang pertama kali ditanamkan Allah kepada Rasulnya.
"Wahai orang berselimut, bangunlah, dan berilah peringatan. Hanya Tuhanmu yang kamu agungkan. Bersihkan pakaian lahir dan batinmu. Segala dosa tinggalkanlah. Jangan suka memberi tapi mengharap kembalian lebih banyak. Dan hanya karena Tuhanmu kamu bersabar!".
Semoga Allah membimbing kita menjadi pribadi pribadi da'i yang berakhlak mulia dan semoga Jamiyah kita menjadi Jamiyah ideal yang meneladani jamaahnya Rasulullah brrsama para sahabatnya yang tercinta..

Pucang Gading, Demak.
8 Agustus 2020

Reporter: Reporter Editor: admin