‘Ad; Kaum Kuat Yang Dilaknat

oleh Redaksi

09 Januari 2025 | 12:42

Ad Kaum yang dilaknat

Da’wah Nabi Hûd As


Al-Qur’ân menyebutkan da’wah Nabi Hûd As kepada kaum ‘Âd, antara lain,


a. Beribadah hanya kepada Allâh swt,


وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلاَ تَتَّقُونَ.


Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Âd saudara mereka, Hud. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allâh, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?[26].


b. Menyatakan dirinya utusan Allâh swt,


قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولُُ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ.


Hud berkata: Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Rabb semesta alam[27].


c. Aku menyampaikan risalah Tuhanku,


أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاَتِ رَبِّي وَأَنَا نَاصِحٌ أَمِينٌ.


Aku menyampaikan amanat-amanat (risalah) Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu[28].


d. Aku hanya pemberi nasehat,


أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاَتِ رَبِّي وَأَنَا نَاصِحٌ أَمِينٌ.


Aku menyampaikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu[29].


Shawi dalam hal ini menjelaskan perbedaan uslub yang digunakan Allâh ketika menjelaskan Nabi Hûd As dan Nabi Nûh As. Pada kisah Nabi Hûd As Allâh swt menggunakan jumlah ismiyyah, yaitu pada kalimat[30],


أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاَتِ رَبِّي وَأَنَا نَاصِحٌ أَمِينٌ.


Aku menyampaikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu[31].


Sementara pada kisah Nabi Nûh As Allâh swt menggunakan  jumlah fi’liyyah,


أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاَتِ رَبِّي وَأَنصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَالاَتَعْلَمُونَ.


Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allâh apa yang tidak kamu ketahui[32].


Ini menunjukkan bahwa Nabi Hûd As memberi nasehat dengan perlahan-lahan (Nashûhan ma’a al-Tarâkhiy), sedangkan Nabi Nûh As memberi nasehat dengan berulang-ulang,


نُوْح كَانَ مُكَرِّرًا لِلنَّصْحِ وَالْفِعْلِ لِلتَجَدُّدِ.


karena bentuk fi’il menunjukkan pada pekerjaan berulang-ulang. Berkaitan dengan kata nashihah, al-Maraghi mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim[33].


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلدِّيْنُ اَلنَّصِيْحَةُ, قُلْنَا لِمَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ ِللهِ وِلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَتِهِمْ.


Rasûlullah Saw bersabda, Agama itu nashihah. Kami bertanya, Bagi siapa wahai Rasûlullah? Beliau menjawab, Bagi Allâh, Rasûl-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan rakyatnya[34].


Dari ayat di atas dapat dikatakan bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Nûh, Nabi Hûd, juga Nabi Shalih ‘alaihim al-salam disebut nashihah. Sementara yang dibawa oleh Nabi Ibrâhîm, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya’qub ‘alaihim al-salam dalam al-Qur’ân disebut millah.


e. Menyuruh kaum ‘Âd agar mensyukuri nikmat,


أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَآءَكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَآءَ مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَصْطَةً فَاذْكُرُوا ءَالآءَ اللهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.


Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Rabbmu yang dibawa oleh seorang laki-laki diantaramu untuk memberi peringatan kepadamu. Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allâh menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nûh, dan Rabb telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nûh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allâh supaya kamu mendapat keberuntungan[35].


f. Hûd As memberi ancaman atas kekufuran kaum ‘Âd,


قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَآءَ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّانَزَّلَ اللهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُم مِّنَ الْمُنْتَظِرِينَ.


Ia berkata: Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa adzab dan kemarahan dari Rabbmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenekmu menamakannya, padahal Allâh sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu. Maka tunggulah (adzab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu[36].


g. Da’wah Nabi Hûd As tidak meminta upah,


يَاقَوْمِ لآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلاَّ عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلاَ تَعْقِلُونَ.


Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allâh yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?[37].


Menurut al-Maraghi, maqalah (tema pembicaraan) yang diungkap-kan Nabi Hûd As sama dengan maqalah-nyaNabi Nûh, Shalih, Luth, dan Syu’aib As[38].


h. Hûd As meminta agar kaumnya beristigfar dan bertaubat, serta jangan berpaling dan berbuat dosa,


وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَتَتَوَلُّوا مُجْرِمِينَ.


Dan (dia berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa[39].


i. Bertawakkal kepada Allâh swt,


إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَّامِن دَابَّةٍ إِلاَّهُوَ ءَاخِذٌ بِنَاصِيَتِهَآ إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ.


Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allâh Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus[40].


j. Jika kaum ‘Âd berpaling, Allâh akan mengganti mereka dengan kaum yang lain,


فَإِن تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُم مَّآأُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلاَتَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌ.


Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Rabbku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Rabbku Maha Pemelihara segala sesuatu[41].


k. Taqwa kepada Allâh dan taat kepada-Ku,


فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ.


Maka bertaqwalah kepada Allâh dan taatlah kepadaku[42].


______________________

[26] Qs. al-A’râf [7]:65.

[27] Ibid, 7:67.

[28] Ibid, 7:68.

[29] Ibid, 7:68

[30] Shawi, Op. Cit. II:100.

[31] Qs. al-A’râf [7]:68.

[32] Ibid, 7:62.

[33] Al-Maraghi, Op. Cit. III:90.

[34] HR. Muslim.

[35] Qs. al-A’râf [7]:69.

[36] Ibid, 7:69

[37] Qs. Hûd [11]:51.

[38] Al-Maraghi, Op. Cit. IV:86.

[39] Qs. Hûd [11]:52.

[40] Ibid, 11:56.

[41] Ibid, 11:57.

[42] Qs. Al-Syu’ara [26]:126.

BACA JUGA:

Ayyub AS Sosok Hamba Teruji Dalam Al-Quran

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon