Level Ujian
Setiap manusia akan melalui banyaknya ujian selama kehidupannya di dunia tanpa terkecuali. Mulai dari para nabi dan rasul, orang-orang yang menyertai mereka, dan setiap manusia baik yang beriman maupun yang tidak akan mendapatkan ujian. Meskipun ujiannya merupakan sesuatu hal yang sama, baik itu ujian kebaikan maupun ujian keburukan, namun tetap ada yang membedakan antara ujian bagi para utusan Allah, atau ujian bagi manusia umumnya. Level ujian para nabi dan rasul akan lebih berat dan lebih tinggi daripada ujian Allah kepada manusia umumnya. Sehingga setiap orang di dalam kehidupannya akan diuji sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Tirmidzi, dikisahkan terjadi percakapan antara para sahabat dengan Rasulullah Saw tentang level ujian manusia. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ»
Hadis diterima dari Mus’ab ibn Sa’d, dari ayahnya ia berkata, aku bertanya: “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Rasulullah Saw menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan ujian hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (Sunan al-Tirmidzi, kitab al-Zuhdi, bab Ma Jaa fi al-Sabr ‘ala al-Bala, no. 2398)
Hadis ini menunjukkan bahwa ujian dari Allah SWT memiliki level dan tingkatan yang berbeda-beda, mulai dari yang paling tinggi dan berat adalah para nabi. Bahkan level ujian para nabi dan rasul pun berbeda-beda pula, mulai dari Ulul Azmi di antara para rasul, dan nabi-nabi lainnya yang tidak seluruhnya disebutkan di dalam al-Quran. Kemudian setelah itu orang-orang saleh, para ulama, dan seterusnya hingga seluruh manusia umumnya.
Kunci Jawaban Menghadapi Ujian
Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah Saw memberikan kunci jawaban kepada kaum muslimin supaya dapat menjalani ujian dengan baik dan bisa lulus dalam ujian tersebut. Kunci jawabannya hanya dua, yaitu syukur dan sabar. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
عَنْ صُهَيْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
Hadis diterima dari Suhaib ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya.” (Sahih Muslim, kitab al-Zuhd wa al-Raqaiq, bab al-Mukmin amruhu kulluhu khair, no. 2999).
Hadis ini memiliki beberapa belajaran berharga yang dapat diambil. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, hadis ini berisi mengenai penjelasan bahwa orang yang beriman memiliki keutamaan yang luar biasa, yang membuat Rasulullah Saw mengungkapkan betapa mengagumkannya urusan orang yang beriman;
Kedua, hadis ini berisi mengenai keterangan bahwa ketumaan yang luar biasa ini hanya dapat diraih oleh orang yang beriman, sehingga mereka mampu menghadapi dengan baik segala situasi dan kondisi yang dihadapinya, baik itu senang maupun susah, bahagia maupun sengsara, sehat maupun sakit, dapat nikmat maupun musibah dan lain sebagainya;
Ketiga, hadis ini mengajarkan kepada manusia bahwa kehidupan mereka selama hidup di dunia itu tidaklah selalu sama, melainkan selalu berputar, sehingga terkadang seseorang bisa berada di bawah, namun terkadang ia bisa berada di atas. Hal ini merupakan sunnatullah yang telah Allah tetapkan bagi hamba-hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman kepada-Nya;
Keempat, hadis ini berisi perintah dalam bentuk berita, yang adanya keharusan untuk bersyukur ketika seseorang sedang mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, nikmat, dan lainnya. Termasuk juga adanya keharusan untuk bersabar ketika ditimpa kesusahan, kesengsaraan, musibah dan lainnya;
Kelima, hadis ini berisi tentang penegasan bahwa setiap orang yang beriman memiliki kewajiban untuk selalu beribadah kepada Allah dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun juga.
Penutup
Setiap manusia selalu akan berada dalam ujian Allah SWT selama masa hidupnya di dunia. Mereka akan melwati ujian setahap demi setap mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Ketika seseorang lulus dalam ujian yang dihadapinya, maka ia akan melaku pada ujian berikutnya dengan tingkatan yang lebih tinggi, dan seterusnya. Karena tujuan dari ujian itu adalah untuk diketahui siapa orang yang paling baik amalnya selama ujian itu berlangsung.
Dengan kasih sayangnya, Rasulullah Saw memberikan kunci jawaban kepada umatnya agar dapat melewati ujian tersebut dengan baik. Ketika seseorang telah mengetahui kunci jawabannya, maka ia akan tenang melewati setiap ujian yang diberikan padanya. Kunci jawaban untuk setiap ujian pun hanya ada dua, yaitu syukur dan sabar.
الله يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير للإسلام والمسلمين
أنا مسلم قبل كل شيء
BACA JUGA:Apakah Pelaksanaan Qadha Shaum Dibatasi Dengan Ramadhan Setelahnya ?