IPP Kota Tasikmalaya Gelar Kajian INSAN: Integritas, Spiritual, dan Keilmuan untuk Kader Muda PERSIS

oleh Fawaz Raul Al Rusyid

24 Agustus 2025 | 07:24

IPP Kota Tasikmalaya Gelar Kajian INSAN: Integritas, Spiritual, dan Keilmuan untuk Kader Muda PERSIS

Tasikmalaya, persis.or.id - Ikatan Pelajar Persis (IPP) Kota Tasikmalaya kembali menyelenggarakan kajian rutin bulanan setelah beberapa waktu vakum. Kegiatan ini kini bernama INSAN (Integritas, Spiritual, dan Keilmuan), menggantikan nama sebelumnya, NGAJAMU, seiring pergantian ketua dan struktur kepengurusan baru.


INSAN bertujuan meningkatkan daya kritis, ilmiah, dan responsif kader, sehingga terwujud pribadi Ar-Rasikhuna fil ‘Ilmi serta berkarakter ‘Ibadurrahman.


Kajian yang digelar pada 22 Agustus 2025 di Waroeng Tansoe ini dihadiri 28 anggota dan tasykil PD IPP Kota Tasikmalaya, termasuk beberapa anggota baru. Peserta berasal dari berbagai sekolah dan pesantren, di antaranya PPI 07 Cempakawarna, PPI 67 Benda, PPI 91 Bantargedang, MA Ilmu Dakwah Daarunnahlah, SMKN 4 Tasikmalaya, SMK BPN, serta dari luar kota seperti SMAN 1 Sindangkasih dan PPI 109 Kujang. Hadir pula Ketua PD IPP Ciamis–Banjar.


Pemantik kajian adalah Rakanda Agis Wildan Solehudin, Bidang Organisasi dan Kelembagaan PW IPP Jawa Barat, dengan tema “Membahas Secara Tuntas Perihal Organisasi dan Ikatan Pelajar Persis.” Kajian dimoderatori oleh Ahmad Malik dari Bidang Organisasi dan Kelembagaan PD IPP Kota Tasikmalaya.


Di awal, Agis mengajak peserta mendefinisikan arti organisasi. Beberapa jawaban peserta antara lain:

  1. “Organisasi adalah sekumpulan individu dengan kemampuan berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama,” ujar Mahesa.
  2. “Organisasi diisi oleh individu yang memiliki tujuan yang sama,” tambah Zidni.
  3. “Organisasi adalah tempat berekspresi, dengan syarat tidak melenceng dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan QA-QD. Dalam organisasi kita bukan hanya mencapai satu tujuan, tetapi juga tumbuh bersama,” tegas Irsyad.


Agis kemudian mengapresiasi jawaban tersebut dan melanjutkan dengan pertanyaan, “Apa perbedaan organisasi dan komunitas?”

  1. “Organisasi memiliki struktur dan tujuan yang jelas, berbeda dengan komunitas yang tidak memiliki ketua atau struktur tertentu,” jawab Caesar.
  2. “Organisasi adalah wadah bagi individu dengan kemampuan berbeda, sedangkan komunitas hanya sekadar tempat berkumpul individu-individu,” ungkap Saepul.


Setelah sesi tanya jawab, Agis menyampaikan penjelasan berdasarkan tulisan “Menatap Masa Depan Ikatan Pelajar Persis” karya Muhammad Ryan Alvina. Ia menguraikan pentingnya organisasi, khususnya IPP, sebagai instrumen kaderisasi dalam tubuh Persatuan Islam.


Agis juga memaparkan sejarah IPP, mulai dari terbentuknya Rijalul Ghad di Pesantren Persatuan Islam, hingga forum majelis wacana pendirian IPP yang lahir dari kegelisahan Almarhum Ustadz Shiddiq Amin, Ketua Umum PP Persis periode 1997–2009.


Puncaknya, IPP resmi dideklarasikan pada 23 September 2010 di Garut, kemudian berkembang melalui kongres nasional dan berbagai dinamika perjalanan organisasi.

Lebih lanjut, Agis menegaskan pentingnya kaderisasi


“Organisasi jika ingin dinilai baik atau tidak, lihatlah kaderisasinya.” ujarnya.


Menurutnya, IPP sebagai organisasi pengkaderan di bawah naungan Persatuan Islam berperan sebagai lumbung kader. Sebab, ulama Persis tidak akan selamanya ada, sehingga perlu regenerasi melalui IPP untuk mempersiapkan kader umat dan bangsa yang berkarakter ‘Ibadurrahman.


Di akhir, Agis membuka ruang diskusi agar para santri dapat melatih dan meningkatkan daya kritisnya.


Kajian bulanan INSAN ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan anggota tentang organisasi dan kepemimpinan, serta menjadi wadah berbagi pengalaman. Semoga INSAN terus berlanjut dan memberi manfaat bagi kader IPP Kota Tasikmalaya. []

BACA JUGA:

Ketum IPP Tekankan 4 Peran Strategis Pelajar Islam Menuju Indonesia Emas 2045