Gaza Utara, persis.or.id – Dr. Saeed Joda, satu-satunya ahli ortopedi di Gaza Utara, tewas akibat serangan drone quadcopter Israel saat menuju Rumah Sakit Al-Awda untuk merawat pasien pada Kamis (12/12). Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi insiden ini, yang semakin memperburuk krisis medis di wilayah tersebut.
Dr. Joda tengah dalam perjalanan dari Rumah Sakit Kamal Adwan, yang sebelumnya menjadi target serangan Israel, menuju RS Al-Awda. Seorang sopir ambulans yang menyaksikan kejadian tersebut mengungkapkan bahwa dr. Joda ditembak di kepala ketika mencoba menyelamatkan pasien luka parah untuk menjalani operasi darurat.
Kematian dr. Joda memperburuk situasi kesehatan di Gaza Utara, yang kini kehilangan ahli ortopedi terakhirnya. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, sebanyak 1.057 tenaga medis telah terbunuh. Serangan sistematis terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan ini adalah bagian dari kampanye yang dilakukan oleh militer Israel, menyasar infrastruktur vital untuk memperburuk penderitaan warga Gaza.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Memburuk
Selain serangan mematikan, warga Gaza kini menghadapi blokade logistik dan air bersih yang memicu krisis pangan dan penyebaran penyakit mematikan. Situasi ini telah menciptakan ancaman kelaparan dan wabah yang merenggut nyawa warga sipil, terutama anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Kehilangan tenaga medis seperti dr. Joda semakin menegaskan dampak genosida yang menargetkan tidak hanya infrastruktur kesehatan, tetapi juga nyawa para profesional medis yang berjuang untuk menyelamatkan korban.
BACA JUGA: Harga Bahan Pokok di Gaza naik 1000 Persen