Belajar Dari Paus, Manfaat Sampai Akhir Hayat
Ridwan Rustandi
(Sekum PP Pemuda Persis)
Ikan Paus merupakan mamalia darat yang hidup di perairan asin. Paus termasuk mamalia, karena bernafas menggunakan paru-paru bukan insang. Berdasarkan penelusuran melalui mesin pencarian Google, Paus diperkirakan telah hidup sekitar 55 juta tahun yang lalu. Ikan Paus yang terbesar adalah Paus Biru yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 33 meter dengan bobot massanya bisa mencapai 180 ton lebih. Paus merupakan hewan yang terbesar yang beratnya bisa setara dengan 24 gajah dewasa atau sekitar 150.000 kilogram.
Selain Paus Biru, Paus Bungkuk memiliki keunikan tersendiri karena karakteristiknya yang aktif dan akrobatik. Paus jenis ini dikategorikan sebagai Paus besar atau mamalia lautan yang melakukan migrasi terjauh di dunia, mereka bisa bermigrasi sejauh 5000 mil atau setara dengan 8000 kilometer. Paus lainnya adalah Paus Sperma yang dipandang sebagai hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai 16 meter dengan panjang kepalanya bisa mencapai sepertiga dari panjang tubuhnya. Paus jenis ini memiliki kemampuan menyelam hingga 2.250 meter ke kedalaman laut. Selain itu, otak Paus Sperma adalah yang terbesar di antara semua hewan dengan beratnya bisa mencapai 4,2 kilogram. Organ spermaceti di kepala Paus Sperma dapat memiliki volume hingga 2.000 liter dan panjangnya lebih dari 40 persen dari panjang tubuh paus.
Fenomena Whalefall
Semasa hidupnya, Paus menyerap sekitar 33 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya, yang setara dengan emisi dari sekitar 8 juta mobil. Kotoran Paus yang kaya zat besi sangat cocok untuk pertumbuhan fitoplankton, yang menangkap sekitar 40 persen dari semua CO2 atau empat kali lipat jumlah yang ditangkap oleh hutan hujan Amazon. Fakta ini menunjukkan bahwa Paus mendukung sirkulasi ekosistem laut yang berdampak pada keberlanjutan organisme lainnya.
Saat meninggal, Paus besar akan mengalami fenomena Whalefall atau runtuhan Paus yang terjadi ketika terjatuhnya Bangkai Paus yang berukuran besar hingga ke kedalaman lebih dari 1000 meter. Whalefall adalah istilah umum untuk bangkai paus, proses jatuhnya, dan ekosistem laut dalam yang terbentuk. Fenomena ini terjadi pada beberapa jenis Paus besar seperti Paus Biru, Paus Bungkuk dan Paus Sperma.
Fenomena ini menciptakan siklus alami yang membentuk ekosistem Whalefall. Di mana, Bangka Paus yang terjatuh menjadi cadangan sumber makanan bagi organisme yang berada di laut dalam. Bangkai Paus ini dapat mendukung ekosistem sirkular yang didominasi dekomposisi hingga 100 tahun. Prosesnya dimulai dengan pemangsa bergerak seperti Hiu dan Krustasea yang memakan jaringan lunak Paus, kemudian organisme lebih kecil menghuni area tersebut dan memperoleh manfaat dari daging yang membusuk, dan akhirnya bakteri menguraikan lemak di tulang Paus, membentuk lapisan tebal yang menarik kehidupan laut yang lebih beragam.
Fenomena inilah yang menampilkan akhir baik kehidupan seekor Paus besar yang masih memberikan manfaat sekalipun sudah menjadi bangkai. Namun sayangnya, berdasarkan data terkini, fenomena ini mulai jarang terjadi seiring dengan penurunan populasi global, bahkan mencapai 70 persen akibat perburuan di masa lampau.
Akhir Baik
Paus dalam perspektif al-Qur’an bukan hanya makhluk biasa, tetapi menjadi bukti mukjizat Allah Swt dalam kisah nabi Yunus. Ketika nabi Yunus berdakwah kepada kaum Ninawa yang menyembah berhala, dikisahkan adanya penolakan sehingga beliau meinggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Singkat cerita, saat ia berlayar dengan kapal besar, ia terlempar dan akhirnya di makan ikan besar. Di dalam perut ikan besar tersebut, ia tidak dimakan, melainkan berada didalamnya beberapa malam sampai akhirnya ia menyadari kesalahannya karena ketidaksabarannya dalam berdakwah. Ia bertaubat, hingga akhirnya Allah Swt memerintahkan ikan besar tersebut untuk mengeluarkan nabi Yunus dari perutnya. Kisah ini diabadikan dalam al-Qur’an Surah As-Saffat ayat 139-148, Surah Al-Anbiya ayat 87-88, dan Surah Yunus ayat 98. Para mufassir menjelaskan bahwa yang dimaksud ikan besar dalam kisah ini bila ditarik pada kondisi yang ada adalah ikan Paus. Karena ikan Paus merupakan mamalia terbesar di perairan laut sejak puluhan juta yang lalu.
Cara kehidupan Paus mengajarkan kepada kita agar memiliki semangat kebermanfaatan sepanjang hayat bahkan sampai akhir hayat. Semasa hidupnya Paus membangun ekosistem kebaikan yang berdampak tidak hanya bagi kehidupannya sendiri, tetapi juga berkelanjutan bagi ekosistem kehidupan laut lainnya. Bahkan dalam kondisi telah menjadi bangkai, Paus besar yang mengalami whalefall memberikan legacy atau warisan yang bertahan lama sebagai keabadian dalam kebaikan. Paus menciptakan tahapan atau siklus regenerasi kepemimpinan yang terstruktur, di mana bangkai yang terjatuh ke kedalaman 1000 meter secara bertahap dimanfaatkan oleh makhluk-makhluk di sekitarnya, mulai dari yang besar seperti Hiu, sampai dengan yang terkecil yang menguraikan tulang dan jaringan lunaknya.
Episode kehidupan Paus ini mengajarkan kepada kita sebagai pejuang jamiyyah untuk tidak pernah berputus asa dalam memberikan manfaat bagi sesama. investasi kebaikan yang kita lakukan dalam bentuk amal-amal jamiyyah, sekecil apapun akan bernilai dan berdampak bagi keberlangsungan ekosistem. Berjamiyyah berarti membentuk mindset dan mentality yang bukan sebatas berpikir untuk kesendirian, kesementaraan dan kesenangan saja. Melainkan bagaimana memastikan segalanya diawali dengan kebaikan dan berakhir dengan kebaikan. Berjamiyyah berarti membangun mashlahat untuk umat sekalipun kita telah sirna. Kalau ada ungkapan yang menyatakan Gajah mati meninggalkan belalai, Harimau mati meninggalkan belang, maka semestinya manusia yang berjuang dalam sebuah jamiyyah meninggalkan warisan kebaikan yang abadi.
BACA JUGA:PERSISTRI Tandatangani Rencana Tindak Lanjut Kemitraan Direktorat PAUD untuk Dukung Pendidikan Anak Usia Dini