ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Oleh: A. Zakaria
(PART 01)
Allah adalah Pemberi Rizki
Allah tidak hanya menciptakan manusia dan makhluk-makhluk lainnya, tetapi Allah juga menyiap-kan segala kebutuhan manusia baik kebutuhan sandang, pangan, papan atau perumahan dan juga kebutuhan yang lainnya. Demikian juga Allah tidak asal memberi rizki, tetapi Allah telah menyedia-kan rizki terbaik untuk manusia, hewan yang lain hanya ikut kepada manusia,
Ayam cuma ikut makan dedaknya
Kambing cuma ikut makan rumputnya
Anjing dan kucing cuma ikut makan tulangnya
Sapi cuma ikut makan jeraminya
Sementara rizki manusia adalah yang paling baik, paling banyak dan paling sempurna. Allah SWT berfirman:
وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُۚ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَظَلُومٞ كَفَّارٞ. (إبراهيم: 34)
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan-mu) dan segala apa yang kamu mohonkan ke-padanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S. Ibrâhîm: 34)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ. (البقرة: 172)
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Q.S. al-Baqarah: 172)
Ayat-ayat tersebut menggugah kita bahwa;
- Allah itu Maha Pemberi Rizki.
- Allah telah menyiapkan segala kebutuhan manusia.
- Allah juga memberikan rizki terbaik untuk manusia.
- Bersyukurlah atas limpahan nikmat dan anugrah dari Allah.
Allah Maha Kaya
Sekaya-kaya seorang konglomerat masih terbatas juga kekayaannya, paling hanya memiliki ribuan atau jutaan hektar kebun, sekian ribu sapi, sekian kilogram emas atau intan permata. Sementara kekayaan Allah tidak akan terhitung jumlahnya, langit dan bumi beserta seisinya adalah milik-Nya. Milyaran bintang adalah kepunyaan-Nya, samudera luas adalah kekaya-an-Nya, semua raja dan penguasa adalah makhluk-Nya bahkan para konglomerat pun berada di tangan kekuasaan-Nya. Allah SWT berfirman:
لِّلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ... (البقرة: 284)
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi...” (Q.S. al-Baqarah: 284)
...وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ. (المنافقون: 7)
“…padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” (Q.S. al-Munâfiqûn: 7)
وَلِلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ. (النور: 42)
“Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).” (Q.S. an-Nûr: 42)
...وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا. (الفتح: 4)
“…dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Fath: 4)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ. (فاطر: 15)
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak me-merlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Fâthir: 15)
Dengan ayat-ayat tersebut mestinya manusia sadar bahwa betapapun manusia kaya raya di-banding dengan kekayaan Allah, tidak setetes air dari samudera yang luas, betapapun kaya raya-nya seseorang ia masih butuh dengan bantuan orang lain, lebih-lebih bantuan dan pertolongan Allah. Bumi dan langit dan gudang-gudang kekayaan-Nya, raja dan penguasa, tentara langit dan bumi, seperti malaikat dan makhluk yang lainnya adalah kepunyaan-Nya dan berada di tangan kekuasaan-Nya, manusialah yang serba miskin dan Allah-lah yang Maha Kaya Raya lagi Maha Kuasa.
Carilah Rizki dan Karunia Allah
Allah telah menyiapkan segala kebutuhan manusia dengan cukup, baik bahan sandang, pangan, papan atau kebutuhan yang lainnya. Dalam Alquran Allah memerintahkan:
...إِنَّ ٱلَّذِينَ تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمۡلِكُونَ لَكُمۡ رِزۡقٗا فَٱبۡتَغُواْ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزۡقَ وَٱعۡبُدُوهُ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥٓۖ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ. (العنكبوت: 17)
“…sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka mintalah rizki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (Q.S. al-‘Ankabût: 17)
Ayat tersebut menjelaskan, bahwa;
- Mereka yang disembah (berhala) selain Allah tidak akan mampu memberi rizki kepadamu, demikian juga dukun dan paranormal.
- Mintalah rizki kepada Allah karena Allah Maha Pemberi Rizki.
- Beribadahlah dan bersyukurlah kepada Allah atas anugerahnya yang begitu melimpah.
- Ingat! bahwa kamu sekalian akan kembali kepada Allah dan akan diminta pertanggung jawabannya.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ. (الجمعة: 10)
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jumu’ah: 10)
Ayat tersebut memerintahkan untuk mencari karunia Allah, berarti dari mulai berangkat sudah diawali dengan niat karena Allah untuk mencari rahmat dan karunianya dengan berbekalkan tawakkal dan optimis untuk mencari rizki-Nya.
Dalam ayat lain Allah memuji mereka yang mencari rizki dan disejajarkan dengan mereka yang berperang di jalan Allah;
...وَءَاخَرُونَ يَضۡرِبُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَبۡتَغُونَ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَءَاخَرُونَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ... (المزمل: 20)
“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah…” (Q.S. al-Muzam-mil: 20)
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبۡتِغَآؤُكُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ. (الروم: 23)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (Q.S. ar-Rûm: 23)
Ayat tersebut menggugah kita bahwa perolehan rizki itu juga merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Buktinya, banyak orang Sumatera yang berhasil usahanya di Jakarta atau di pulau Jawa, sementara orang Jawa Barat berusaha di Sumatera. Ada seorang anak yang kaya raya sementara orang tuanya masih miskin, padahal ia dilahirkan oleh orang tuanya, diberi makan dan pakaian oleh orang tuanya. Dan banyak lagi keanehan-keanehan dalam peraihan harta, itu semuanya menunjukkan bahwa Allah-lah yang mengatur segala-galanya.
Jangankan Manusia, Binatang pun diberi rizki
Setiap yang hidup pasti mempunyai kebutujan hidup, apakah itu makanan, minuman, perumahan atau yang lainnya. Dalam hal ini Allah-lah yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagai-mana dalam firman-Nya;
وَمَا مِن دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلّٞ فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ. (هود: 6)
Allah SWT berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Q.S. Hûd: 6)
وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٖ لَّا تَحۡمِلُ رِزۡقَهَا ٱللَّهُ يَرۡزُقُهَا وَإِيَّاكُمۡۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ. (العنكبوت: 60)
Allah SWT berfirman: “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha mendengar lagi Maha me-ngetahui.” (Q.S. al-‘Ankabût: 60)
Ayat tersebut di atas menegaskan bahwa semua binatang melata Allah-lah yang bertanggung jawab memberi rizkinya, berapa banyak jumlah ikan yang ada di laut, mungkin melebihi jumlah manusia di dunia, ternyata ada rizkinya padahal tidak ada orang yang berpikir dan berusaha untuk memberi makan ikan di laut.
Demikian juga binatang yang ada di hutan belantara dengan jumlah yang banyak dan beragam, ternyata ada rizkinya. Seharusnya manusia tidak perlu cemas dan khawatir dengan kebutuhan hidupnya apalagi manusia diberi akal. Allah telah menyediakan dengan cukup segala kebutuhan manusia, tinggal manusia mau berusaha untuk mencarinya.
Carilah Rizki yang Halal
Dalam usaha mencari rizki, upayakan dengan cara yang halal. Allah telah mengingatkan kita dengan firman-Nya;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٖ مِّنكُمۡۚ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمٗا. (النساء: 29)
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang ber-iman, janganlah kamu saling memakan harta se-samamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu mem-bunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisâ: 29)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ. (البقرة: 168)
Allah SWT berfirman: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. al-Baqarah: 168)
BACA JUGA: Rumah Zakat Melalui Kafilah Du'at Persis Menyalurkan Fidyah Untuk 300 Orang Di Belitung