Khutbah Jumat: Pribadi Muslim Sejati
KH Agus Nurdin Rasyad, Ph.D.
Wakil Ketua I PW Persis DKI Jakarta
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
قال اللّه تعالى: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. .أمّا بعد:
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala
Di siang yang cerah, dalam suasana Jumat, tiada untaikan kata yang indah, tiada ungkapan yang penuh makna kecuali kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan, ridha, hidayah dan inayah-Nya kita dihantarkan beberapa pekan mendatang di bulan ramadlan. Patut kita syukuri karena di tahun ini insyaAllah kita masih dipertemukan dengan ramadlan, dan kita berharap dapat dipertemukan kembali dengan ramadlan di tahun yang akan datang.
Di tengah ketenangan beribadah, kita tetap merasakan keprihatinan yang dalam akan kondisi saudara-saudara kita di Palestina yang terus tanpa henti mendapat penindasan tidak berpri-kemanusiaan dan menjurus ke genosida yang dilakukan oleh la’natullah Zionis. Kita berharap semoga saudara-saudara di Palestina selalu mendapat perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Aamiin.
Rasulullah SAW 14 abad yang lalu telah memberikan sinyalemen, dan sinyalemen ini sudah dapat kita saksikan, dengarkan, dan rasakan bahkan tidak mustahil sinyalemen tersebut sudah merasuk menjadi paradigma dan karakter hidup kita. Sabda Rasulullah SAW yang diterima dari sahabat Abu Said Al-Khudri:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَن قَبْلَكُمْ شِبْرًا بشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بذِرَاعٍ، حتَّى لو سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ، قُلْنَا: يا رَسُولَ اللَّهِ، اليَهُودَ وَالنَّصَارَى؟ قالَ: فَمَنْ؟
“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Sampai sekiranya mereka masuk ke dalam lubang dhab (jenis kadal gurun) pun, kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Bukhari no 3456 dan Muslim no 2669).
Jamaah jumah rahimakumullah
Dari sinyalemen Rasulullah SAW tersebut, mari sama-sama mengamati hidup dan kehidupan yang kita hadapi dan jalani. Fakta pertama, apabila kita bertanya kepada anak, sanak saudara, kawan, sahabat bahkan diri kita masing-masing dengan pertanyaan: "Apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam hidup dan kehidupan ini?". Kita akan mendapat jawaban yang satu sama lain hampir sama, yaitu seseorang dikatakan berhasil manakala tabungan dan uangnya berlipat-lipat, rumahnya megah dan bertingkat-tingkat, mobilnya mewah yang mengkilat-kilat dan istrinya cantik yang memikat-mikat bahkan lebih dari empat. Fakta yang pertama ini menunjukkan paradigma, sikap, dan karakter seorang materialistik.
Fakta kedua, kita mengenali baik di kalangan awam atau intelektual, bahkan elit dan tokoh Islam banyak yang memiliki sikap dan memberikan statemen bahwa kalau menjalani hidup jangan bawa-bawa agama, karena agama itu tempatnya di masjid atau tempat-tempat ibadah, kalau bekerja, berniaga atau berbisnis, berpolitik dan bernegara jangan sekali-kali bawa-bawa agama.Fakta kedua ini menunjukan paradigma dan karakter seorang yang sekularistik, yang memisahkan agama dari kehidupan.
Fakta ketiga, kita sering dengar sikap dan statement atau pernyataan para tokoh, para elit bahkan para ulama yang dia mengaku beragama Islam bahkan sudah menunaikan ibadah haji, namun pernyataannya; mencela, menuduh serta menistakan Islam dan kaum muslimin. Masih pantaskah mereka yang seperti itu dikategorikan sebagai muslim? Sikap, karakter, dan statemen atau pernyataan seperti itu merupakan cerminan dari faham liberalistik.
Fakta keempat, masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya kaum muslimin sepakat mengusung demokrasi yang memiliki landasan apa yang disebut dengan "kedaulatan rakyat" yang mengakar kepada paradigma bahwa suara rakyat adalah suara tuhan, sehingga rakyat melalui perwakilannya berwenang untuk membuat perundang-undangan (aturan dan tatanan kehidupan bernegara). Kita dapat saksikan bersama bagaimana mereka menyusun perundang-undangan yang penuh dengan nuansa kepentingan masing-masing, sehingga prosesi pengesahan undang-undang ditetapkan oleh landasan menang-kalah bukan atas dasar benar-salah. Walaupun salah, merugikan dan menyengsarakan rakyat, manakala jumlah mereka mendominasi parlemen, undang-undang itu dapat disahkan.
Padahal kalau kita meneliti konsep Islam, bahwa undang-undang yang merupakan tatanan dan aturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat merupakan hak Allah, sehingga Islam memiliki konsep bahwa Kedaulatan di tangan syar'i. Jelas bahwa suara rakyat adalah suara tuhan bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam.
Fakta satu materialistik, kedua sekularistik, ketiga liberalistik, dan keempat demokratik memberikan indikator yang jelas kepada kita, bahwa masyarakat Indonesia yang di dalamnya mayoritas kaum muslimin telah masuk ke dalam jebakan kapitalisme, karena keempat fakta di atas merupakan empat pilar dari faham kapitalistik.
Artinya, kaum muslimin pada saat ini sudah bergeser orientasinya atau dilanda disorientasi dan kita sekarang sudah berdiri di rel atau track kapitalisme bukan di rel atau track Islamisme. Apa yang diprediksi "Rasulullah SAW" melalui sabdanya, walaupun itu disampaikan 14 abad yang lalu, fakta menunjukkan akurasi dan kebenaran prediksi Rasulullah SAW. Barakallahu li wa lakum.
Khutbah kedua
ألْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . أمّا بعد:
Jamaah sidang jumat yang dirahmati Allah,
Tempaan ubudiyah dengan kegiatan tarbiyahnya diharapkan mampu menempa kita, mensyibghah kita, mencelup kita untuk kembali menjadi pribadi-pribadi muslim sejati. Pribadi muslim sejati memiliki keunggulan-keunggulan yang luar biasa sehingga akan menjadi fondasi dan kekuatan untuk mempertahankan kualitas ketaqwaan. Muslim sejati minimal memiliki tiga aspek:
1. Aspek yang pertama, setiap pribadi muslim sejati memiliki orientasi hidup untuk ibadah. Sebagaimana firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az-Zariyat: 56).
Pribadi muslim sejati, memiliki orientasi hidup untuk beribadah kepada Allah SWT. Apa yang difikirkan, apa yang direncanakan, apa yang diusahakan, dan apa yang dilakukan semuanya memiliki nilai íbadah dihadapan Allah SWT. Semoga virus-virus kapitalistik mampu dienyahkan dari jiwa, mampu dibinasakan dari fikiran, mampu disirnakan dari hati, sehingga mampu kembali ke dalam fithrah yaitu kita diciptakan untuk beribadah atau menghambakan diri kepada Allah SWT. Sesuai firman Allah SWT:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al-An'am: 162).
Jamaah jumah rahimakumullah
2. Aspek yang kedua setiap pribadi muslim sejati memiliki cita-cita, asa, harapan, upaya, dan doá fid dunya hasanah, fil akhirati hasanah, waqinaa adzaabannar (kehidupan dunia sukses-bahagia, kehidupan akhirat sukses dan bahagia, yaitu surga dan dipelihara dari sika api neraka). Muslim sejati tidak hanya memikirkan keberhasilan hidup di dunia akan tetapi memikirkan juga akan keberhasilan dan kebahagiaan di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT yang diabadikan dalam Al-Quran:
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS Al-Baqarah: 201).
Dalam ayat lain Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18).
Esok seorang muslim sejati berbeda dengan besok umat manusia pada umumnya.
Jamaah jumah rahimakumullah
Seorang pemimpin yang cerdas, salah satu indikatornya adalah dia memiliki visi jauh ke depan, Hari ini, hari esok, hari lusa dan selanjutnya, bisa 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun ke depan. Maka pemimpin yang cerdas, ketika ia memimpin organisasi, memimpin suatu kaum atau memimpin suatu negara dia akan merancang 10, 20, bahkan 30 tahun ke depan. Namun perlu kita catat bahwa ternyata pribadi- pribadi muslim sejati memiliki visi jauh, jauh ke depan, tidak lagi 5, 10, 20, 30 tahun ke depan tetapi memiliki visi lintas alam, dari alam dunia sampai alam akhirat. Jadi setiap pribadi muslim sejati adalah pribadi yang cerdas karena dia memiliki visi jauh ke depan, dan dia menyongsong kehidupan abadi, mempersiapkan kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan yang tanpa batas.
3. Aspek yang ketiga setiap pribadi muslim sejati akan selalu dalam koridor syariat Islam. Pribadi muslim sejatii akan berusaha agar setiap sikap, ucapan dan perbuatan untuk selalu dalam koridor syariat Islam, ada dalam rel tatanan dan aturan Islam, ada dalam trek ketentuan, dan hukum Islam. Bisa kita bayangkan seandainya kereta api yang mampu berselancar di atas rel dengan lincah, cepat, dan gesitnya, apabila ke luar dari rel nya, maka tidak bisa kita bayangkan bagaimana kereta yang loss kendali akan menabrak sana dan menabrak sini, demikian pula apabila seorang manusia ke luar dari rel syariat Islam, dia akan menghalalkan segala cara, halal haram hantam yang penting bagaimana dia bisa menggapai apa yang diharapkan dan dapat meraih apa yang dia inginkan. Firman Allah SWT:
ثُمَّ جَعَلْنَٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ فَٱتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS Al-Jatsiyah: 18).
Syariat Islam mengatur tatanan hidup manusia dari sejak di dalam kandungan bunda sampai ke liang lahat, dari mulai melek mata (bangun tidur) sampai menutup mata (tidur) Kembali. Tidak ada celah dalam kehidupan manusia yang tidak diatur dalam tatanan syariat Islam, sebagaimana firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah: 208).
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Agar Rumah Tangga Diberkahi Allah