Tafsir Al-Furqon Surat An-Nisa Ayat 1-10

oleh Asep Sofyan Nurdin

06 Maret 2025 | 10:17

Tafsir Al-Furqon Surat An-Nisa Ayat 1-10

سورة النساۤء

SURAT AN-NISA

(PEREMPUAN-PEREMPUAN)

Surah ke 4; 177 Ayat

Diwahyukan di Madinah

Ayat 1-10



﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١ ﴾


1. Hai manusia! Berbaktilah kepada Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu dari pada satu diri.490) dan Ia jadikan dari pada jodohnya,491) dan Ia bangkitkan daripada mereka berdua, laki-laki yang banyak dan perempuan-perempuan, dan takutlah kepada Allah yang kamu berminta-mintaan dengan (nama)Nya.492) dan (peliharalah) keluarga, karena sesungguhnya Allah itu Pengawas atas kamu.


﴿ وَاٰتُوا الْيَتٰمٰىٓ اَمْوَالَهُمْ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيْثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَهُمْ اِلٰٓى اَمْوَالِكُمْ ۗ اِنَّهٗ كَانَ حُوْبًا كَبِيْرًا ٢ ﴾


2. dan berikanlah kepada anak-anak yatim itu harta-harta mereka, dan janganlah kamu menukar sesuatu yang jelek dengan yang baik, dan janganlah kamu makan harta-harta mereka ke harta kamu, karena sesungguhnya yang demikian itu adalah dosa yang besar.493)


﴿ وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَلَّا تَعُوْلُوْاۗ ٣ ﴾


3. Dan jika kamu takut, bahwa kamu tidak bisa berlaku adil tentang perkawinan kamu dengan anak-anak yatim, maka kawinlah beberapa perempuan yang kamu sukai: dua-dua, dan tiga-tiga, dan empat-empat; tetapi jika kamu takut bahwa kamu tidak bisa berlaku adil (pula) maka (kawinlah) seorang saja, atau hamba-hamba yang dimiliki oleh tangan-tangan kanan kamu. Yang demikian itu, lebih hampir buat kamu terhindar dari berlaku aniaya.494)


﴿ وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـًٔا مَّرِيْۤـًٔا ٤ ﴾


4. Dan berikanlah kepada Perempuan-perempuan itu maskawin-maskawin mereka sebagai satu pemberian yang wajib. Tetapi jika mereka berikan kepada kamu sebagian daripadanya, dengan ridla hati mereka, bolehlah kamu makan dia dengan senang sentosa.


﴿ وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا ٥ ﴾


5. Dan janganlah kamu berikan kepada mereka yang tidak beres pikiran itu, harta-harta yang telah Allah jadikan pokok penghidupan bagi kamu, tetapi berilah mereka makan padanya dan berilah mereka pakaian, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang baik,495)


﴿ وَابْتَلُوا الْيَتٰمٰى حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَۚ فَاِنْ اٰنَسْتُمْ مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوْٓا اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ ۚ وَلَا تَأْكُلُوْهَآ اِسْرَافًا وَّبِدَارًا اَنْ يَّكْبَرُوْا ۗ وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۚ وَمَنْ كَانَ فَقِيْرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ فَاِذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ فَاَشْهِدُوْا عَلَيْهِمْ ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا ٦ ﴾


6. Dan hendaklah kamu periksa anak-anak yatim, apabila sampai (umur buat) kawin; maka kalau mereka nampak kecerdikan pada mereka, hendaklah kamu serahkan kepada mereka harta-harta mereka; dan janganlah kamu makan dia dengan boros dan dengan cepat sebelum mereka besar, dan barangsiapa kaya hendaklah dia berjauh diri; dan barangsiapa miskin, bolehlah dia makan dengan patut. Maka apabila kamu serahkan harta mereka, hendaklah kamu adakan saksi-saksi atas mereka; dan Allah itu cukup sebagai Pengira.496)  


﴿ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَۖ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ اَوْ كَثُرَ ۗ نَصِيْبًا مَّفْرُوْضًا ٧ ﴾


7. Laki-laki dapat bagian dari apa yang ditinggalkan oleh ibu-bapa dan keluarga yang hampir; dan perempuan-perempuan dapat dari apa yang ditinggalkan oleh ibu-bapa dan keluarga yang hampir, dari (peninggalan) yang sedikit atau banyak, (yaitu) satu bahagian yang sudah ditentukan.

﴿ وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا ٨ ﴾


8. Dan apabila keluarga yang hampir dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin yang hadir waktu pembagian (harta), maka hendaklah kamu berikan kepada mereka dari (harta) peninggalan itu dan katakanlah kepada mereka perkataan yang baik.497)


﴿ وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ٩ ﴾


9. Dan hendaklah berhati-hati orang-orang yang jika meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, mereka akan khawatir kecelakaan atas mereka. Lantaran itu, hendaklah mereka takut kepada Allah dan hendaklah mereka berkata perkataan yang betul.498)


﴿ اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا ࣖ ١٠ ﴾


10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan aniaya itu, tidak lain melainkan menelan api ke perut-perut mereka, dan mereka akan masuk di api yang bernyala-nyala.


______________________________


490) Dari pada Adam.


491) Ia jadikan Hawa daripada Adam.


492) Yaitu seperti perkataan Orang: “Dengan nama Allah saya minta tuan tolong.....”


493) Berikanlah kepada anak-anak Yatim yang sudah baligh itu, harta-harta mereka yang ada di dalam penjagaan kamu, dan janganlah kamu menukar hak mereka yang baik dengan hak kamu yang jelek, dan janganlah kamu campurkan harta-harta mereka di harta-harta kamu buat kamu makan dengan luas sebagaimana kamu makan harta-harta kamu sendiri, karena yang demikian itu adalah satu dosa yang besar.


494) Sekiranya kamu takut bahwa kamu tidak bisa berlaku jujur dalam perkawinan kamu dengan anak-anak yatim yang di dalam penjagaan kamu atau yang lainnya, yang perlu diurus dengan sebaik-baiknya, umpama kamu takut bahwa kamu akan makan harta-harta mereka dan sebagainya, maka tinggalkanlah anak-anak yatim itu, dan berkawinlah dengan perempuan-perempuan yang lain yang bukan anak yatim, sebanyak yang kamu sukai: sekali dua, atau sekali tiga, atau sekali empat. Tetapi dalam perkawinan banyak dengan perempuan-perempuan yang bukan anak-anak yatim ini (pula), kalau kamu merasa tak bisa adil juga, maka janganlah kamu kawin melainkan seorang saja, atau kamu pakai hamba-hamba perempuan yang di dalam milik kamu. Yang demikian itu, satu cara yang menjauhkan kamu daripada berlaku aniaya kepada diri-diri kamu.


495) Kalau kamu ada mempunyai anak atau istri atau lain-lain tanggungan kamu yang belum beres atau tidak beres pikirannya, umpama suka boros, atau suka belanjakan harta diperkara-perkara tidak baik, maka janganlah kamu kasih harta atau yang kamu kepada mereka, tetapi hendaklah kamu beri nafkah mereka dengan secukupnya, seperti makan, pakaian dan hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka dengan perkataan yang baik supaya mereka jadi beres dan jadi pandai mengurus uang dan harta.


496) Hendaklah kamu periksa dan perhatikan anak-anak yatim yang dalam peliharaan kamu. Jika mereka sudah cukup umur buat berkawin dan ada kecerdikan buat mengurus harta, maka hendaklah kamu serahkan harta mereka. Sementara mereka belum balig, janganlah kamu makan dan beri mereka makan dengan boros dan cepat, takut kalau-kalau habis mereka sebelum besar. Tetapi barang siapa kaya, hendaklah ia berjauh diri daripada memakan harta anak yatim yang di dalam penjagaannya; dan barang siapa miskin, bolehlah ia makan dari harta itu dengan sepatutnya. Apabila kamu serahkan harta itu kepada anak-anak yatim yang sudah balig, hendaklah kamu adakan saksi. Sesungguhnya Allah itu cukup buat jadi Pengira. Lantaran itu, hendaklah kamu berjaga diri.


497) Maksudnya, berikanlah kepada mereka sedikit dari harta itu dan katakanlah perkataan yang menggirangkan mereka, supaya mereka mendo’akan kamu.


498) Orang-orang yang khawatir meninggalkan anak-anak yang lemah itu, hendaklah hati-hati dan hendaklah takut kepada Allah, dan jangan sampai habis harta itu dibelanjakannya, dan hendaklah mereka berkata perkataan yang sudah dijaga dengan betul-betul, jangan sampai mendermakan atau membikin wasia yang mana akan menjadi kekurangan bagi anak-anak yang mereka akan tinggalkan.


BACA JUGA:

Tafsir Al-Furqon Surat Ali Imron Ayat 190-200