Bandung – persis.or.id, Narasi gerakan kembali menghidupkan budaya Indonesia dengan seruan agar para perempuan Indonesia kembali mengenakan kebaya, dimanfaatkan betul oleh beberapa pihak yang tidak suka dengan syariat Islam.
Ramai-ramai mereka di media sosial membully para Muslimah yang menutup aurat dengan mengenakan jilbab syar'i dengan menyebut para Muslimah berbusana seperti itu sedang mempromosikan budaya Arab.
Menanggapi hal tersebut, ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia, Rita Hendrawaty Soebagjo, menyanyangkan ada pihak-pihak yang mencoba membenturkan kampanye mengenakan kebaya dengan para Muslimah yang mengenakan jilbab syar'i. Beliau mencurigai ada agenda terselubung dibalik kampanye kembali mengenakan kebaya namun di sisi lain menyerang para Muslimah yang berjilbab. Ungkap Rita.
"Ini yang saya sayangkan. Silahkan saja mengkampanyekan sesuatu karena ini kan negara demokratis di mana orang boleh beropini dan orang boleh berkampanye dengan cara apapun sesuai dengan pilihan-pilihannya masing-masing. Tapi kemudian dibalik kampanye kembali berkebaya ini ternyata ada hidden agenda lain salah satunya menyindir pilihan-pilihan berpakaian yang sekarang marak seperti gamis syar'i Muslimah, ini yang kita sesalkan,". Seperti dilansir voa-islam.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Rita, hal seperti inilah yang membuat pihaknya menilai ada target sebenarnya yang disasar dari kampanye kembali berkebaya tersebut.
"Saya agak curiga apakah memang ini murni hanya sekedar semangat kembali ke budaya lokal atau dibalik ini ada target tertentu untuk menyerang para Muslimah berpakaian syar'i? tanya Rita.
Bagi Rita, sikap seperti ini ambigu, di satu sisi mereka mengkampanyekan kebebasan bersikap serta berperilaku dan sebagainya tapi di sisi lain mereka juga mengkritisi pihak lain yang memilih selera berpakaian berbeda dengan mereka. (*)