Jakarta - persis.or.id, Dunia kesehatan menemukan fakta kebenaran al-quran tentang penyapihan anak (pemberian ASI eksklusif, red) oleh ibunya. Seperti yang disampaikan oleh dr.Utami Roesli dalam Workshop "Peningkatan Kualitas Menyusui menuju Pembangunan Berkelanjutan" yang diselenggarakan Kementrian Kesehatan Indonesia pada hari kamis (11/8).
- Utami Roesli mengawali workshop dengan pertanyaan, Bagaimana jika ada seorang ibu yang sedang menyusui tetapi tangan dan perhatiannya terfokus pada telephone genggamnya?
Beliau menyampaikan bahwa ada perbedaan antara menyusui dengan memberikan ASI perah. "jika ini terjadi maka tidak ada kontak antara ibu dan anak, tidak ada bonding sama sekali", ungkap dr. Utami. Jika hampir terdapat 20 keterangan dalam al-Quran dan Hadist berarti menyusui adalah perintah Allah. "Artinya menyusui anak adalah bagian daripada ibadah maka pertama kerjakanlah seperti kita melaksanakan ibadah yang lainnya, konsentrasi pada apa yang kamu kerjakan, rangsang kelima panca indera, karena menyusui itu adalah bagian dari mendidik juga, Asah, Asih dan Asuh", jelas dr. Utami.
Ketika menyusui, diharapkan ibu mengelus-elus anaknya untuk melatih sensasi raba dan lihat matanya. "Kenapa Allah membuat payudara ada pada bagian dada? sebab ketika seorang ibu menyusui dapat memandang anaknya, jaraknya tidak terlalu jauh tidak pula terlalu dekat, Subhanalloh", imbuh dr. Utami. Ketika menyusui rangsang mata dan telinga anak dengan cara mendoakan dengan kata-kata yang indah.
- Utami juga menyebutkan bahwasanya menyusui itu bukan hanya persoalan memberi ASI, tetapi juga seorang ibu mesti memberikan rangsangan untuk tumbuh kembang yang benar. "Asah untuk perkembangan otaknya, ASIH untuk bounding, kasih sayang yang ditujukan bukan hanya pada ibunya atau pada ayahnya, tetapi juga pada Tuhannya akhirnya. Jika saat kita menyusui, bacakanlah ayat-ayat Allah, Juz ‘Amma atau do’a yang tentunya akan diijabah tentunya. Karena kata-kata yang baik tadi akan mengendap menjadi dasar untuk belahan otaknya", ucap dr. Utami.
Menyusui merupakan ibadah maka kalau ibu menyusui anaknya akan diberi kekuatan. Jika ada kesukaran dan malah makin sukar, maka artinya dia akan mendapatkan pahala yang lebih banyak. Jika ada masalah dengan payudara seorang ibu, maka sesuangguhnya Allah tidak akan memberi ujian diluar batas kemampuan dirinya sendiri, maka berusahalah, karena usaha itu yang kita inginkan.
Dalam workshop itu dr. Utami juga turut menyinggung hal yang sering terlupakan yaitu kegagalan dalam menyusui. Secara tegas beliau menyebutkan bahwa kegagalan menyususi adalah kegagalan ayahnya, keberhasilan menyususi adalah keberhasilan ayahnya.
Hal itu seperti yang diungkapkan dalam al-Baqarah: 233. Ayat tersebut menerangkan bahwa jika seorang menyusui, ayah harus memberikan sandang pangan (memberikan kenyamanan, red) dan yang teristimewa pada ayat ini adalah mengenai asbabun nuzul nya yaitu pada waktu itu ada seorang wanita membawa dan menyusui anaknya menghadap Nabi SAW kita dan bertanya; " Ya Rasul, bagaimana peran ayah anak ini terhadap kami berdua karena saya sudah diceraikan oleh ayah anak ini?" jadi ayat itu turun bukan ditujukan pada seorang suami tapi pada mantan suami yang harus membuat nyaman mantan istrinya, mantan istri bukan istrinya, maka dapat dikatakan bahwa keras sekali perintah Allah ini.
Sebagaimana disebutkan dalam ilmu kedokteran jika ibu menyususi dengan benar, sang ayah (suami) melindungi, mendukung istri untuk menyusui dengan benar keberhasilannya hampir 100%, 98,1% tapi jika sebaliknya maka hanya 26,9%. "Jika saya berpikir seperti hadist Rasul, dan ini indah sekali, hadist pertama dari Thabrani bahwa setiap sedotan susunya itu berpahala. Buat siapa? Ibu lah jawabnya. Kedua lebih jelas lagi, dari Ibnu as-Sakir : seorang ibu yang terbangun karena untuk menyusui anaknya pahalanya sama dengan memerdekakan 70 budak di jalan Allah, dan yang ketiga riyadu al-shalihin dimana jika seorang ibu selesai menyusui anaknya (Q.S al-Baqarah : 233, Lukman : 14) datanglah para malaikat yang menepuk punggung ibunya dan mengatakan berbahagialah ibu dosamu terampunkan.
Menakjubkan, kebenaran al-quran tentang penyapihan atau penyusuan anak yang disebutkan dalam al-quran hari ini bisa dibuktikan kebenarannya secara emipiris sesuai ilmu kedokteran dan kesehatan. Manfaat menyusui ternyata bukan untuk anaknya saja tapi untuk ibunya juga. Bukti ilmiah kedokteran bahwa menyusui dapat menghindari dari penyakit kanker. Seorang suami apabila menolong istrinya untuk menyusui dengan benar, maka resiko jelek istrinya dihari tua seperti kanker payudara, kanker Rahim, diabetes, dll itu akan kurang dari 2% bisa terjadi tapi jika sebaliknya maka kemungkinan lebih dari 73,1% resiko jelek itu bisa terjadi.
"Jadi bapak-bapak itu sadar tak sadar menentukan kualitas hidup 2 orang di dunia, dan ini indah sekali. Selain itu jika kita lihat an-Nisa ayat 11 bahwa anak adalah wasiat Allah, al-Anfal : 28 anak adalah amanah Allah, jika untuk ibu maka anaknya saja tapi untuk bapak maka anak dan ibunya adalah amanah Allah, dan terakhir yang paling menyedihkan al-Anfal : 27 dimana Allah berfirman : Jangan kau khianati titipan Aku padamu, nah maka janganlah kalau kau berkhianat pada titipan Allah, jangan sampai juga tidak menjaganya dengan benar apalagi mendzoliminya", pungkas dr. Utami. (IH & TG)