Ana Muslimun Qabla Kulli Syai’in: Identitas yang Tak Bisa Ditawar
Cepi Hamdan Rafiq, S.Th.I.
Siapa Kita? Saya Muslim, Sebelum Segala Sesuatu
Di tengah era digital yang cair dan budaya serba instan, satu pertanyaan mendasar perlu dijawab: siapa kita sebenarnya?
Di saat banyak anak muda hanyut dalam tren tanpa arah, kader Pemuda Persis teguh memegang prinsip:
“Ana Muslimun qabla kulli syai’in” – Saya Muslim sebelum segala sesuatu.
Ini bukan sekadar semboyan. Ini adalah identitas, arah perjuangan, dan kompas hidup setiap kader.
Makna Semboyan: Bukan Kata, Tapi Komitmen
Prinsip ini menegaskan bahwa:
- Islam adalah identitas utama, bukan sekadar label administratif di KTP.
- Islam adalah cara berpikir dan bertindak, bukan sekadar ritual.
- Setiap pilihan hidup – dari pendidikan, karier, hingga sikap sosial – dipandu nilai-nilai Islam.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An‘ām: 162)
Kepedulian Umat: Prioritas, Bukan Pilihan
Menjadi Muslim bukan urusan privat. Kita bagian dari ummatan wahidah – satu tubuh yang saling merasakan.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang dan kepedulian mereka adalah seperti satu tubuh...” (HR. Muslim)
Ketika Palestina diserang, ketika moral pemuda dilemahkan, kader Pemuda Persis tak boleh diam. Mendahulukan kepentingan umat adalah bagian dari iman.
Pesan Ulama: Islam Dulu, Baru yang Lain
Imam Ibn Taymiyyah menegaskan:
“Seorang Muslim tidak boleh loyal kepada apa pun selain agama Allah.”
(Majmū‘ al-Fatāwā, 28/16)
Hasan al-Bashri mengingatkan:
“Islam bukan dengan angan-angan, tapi dengan keyakinan yang dibuktikan oleh amal.”
Artinya, identitas Muslim harus nyata: dalam pilihan karier, gaya hidup, sikap politik, bahkan selera hiburan.
Muhasabah Diri: Sudahkah Aku Menjadi Muslim Sebelum Segalanya?
- Saat memilih jurusan kuliah, apakah nilai Islam menjadi pertimbangan?
- Saat aktif di media sosial, apakah kita membawa pesan dakwah?
- Saat berorganisasi, apakah Islam yang kita prioritaskan?
Jika jawabannya “tidak”, mari benahi niat dan arah. Kembalilah ke prinsip dasar: Ana Muslimun qabla kulli syai’in.
Bagi Pemuda Persis, Ini Tiga Komitmen Pokok:
- Identitas Ideologis: Muslim sejati dengan amanah akidah, ibadah, dan akhlak.
- Prioritas Hidup: Kepentingan Islam di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
- Sikap Sosial dan Dakwah: Aktif menyuarakan Islam dan membela umat.
Penutup
Di tengah gempuran identitas palsu dan gaya hidup liberal, Pemuda Persis hadir sebagai gerakan ideologis. Bukan sekadar organisasi, tapi barisan kader yang menjadikan Islam sebagai poros hidup—dalam akidah, syariat, dan akhlak.
Dengan "Ana Muslimun qabla kulli syai’in", kita tegaskan kembali:
Aku Muslim. Sebelum jadi siapa pun, dan sebelum melakukan apa pun.
Marāji’ (Referensi):
- Ibn Taymiyyah. Majmū‘ al-Fatāwā, vol. 28.
- Muslim ibn al-Hajjaj. Sahih Muslim.
- Sayyid Qutb. Fi Zilal al-Qur’an.
- Al-Tabari. Jāmi‘ al-Bayān.
- Al-Nawawi. Al-Arba’in an-Nawawiyyah.
BACA JUGA: TITN Ke-14 Pemuda Persis 2024: Mewujudkan Kepemimpinan dan Dakwah Berkelanjutan melalui Kompetisi Nasional