Bandung - persis.or.id, Di dunia ini banyak hal yang kita anggap mustahil. Salah satunya adalah yang dirasakan pasien gagal ginjal. Banyak di antara pasien gagal ginjal yang menganggap bahwa gagal ginjal mustahil disembuhkan. Hal ini disebabkan secara medis penyakit ini tidak ada obatnya dan tidak mungkin sembuh. Silakan tanya ke dokter manapun, jawabannya saya yakin akan demikian. Ditambah lagi, sampai saat ini secara faktual belum ada orang yang divonis gagal ginjal sembuh dari penyakitnya. Kalaupun ada cerita orang yang sembuh dari gagal ginjal, itu semua isapan jempol belaka.
Karena itu, tidak jarang di kalangan pasien gagal ginjal yang malas berikhtiar, termasuk malas berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
"Males berdo'a juga. Kan dokter bilang penyakit kita tidak bisa disembuhkan." begitu alasan seorang pasien saat berbincang di sela-sela cuci darah.
Mungkin, di moment Djulhijjah ini, kita bisa meneladani Nabi Ibrahim, termasuk dalam berdo'a. Di dalam al-Quran dikisahkan, Nabi Ibrahim memboyong anak dan istrinya ke sebuah lembah yang gersang, kering, dan tidak ada kehidupan. Tidak ada pepohonan dan juga sumber air.
Tapi seperti apa do'a Nabi Ibrahim?
"Ya tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya." (QS. 2: 126)
Sepertinya, mustahil di lembah yang gersang tersedia makanan dan buah-buahan untuk konsumsi penduduknya. Tapi apa yang terjadi, ternyata di sana terdapat sumber air yang berkah, sumur zam-zam, yang kelak menjadi mata air yang menjadikan negeri ini ramai didatangi orang. Dan kini, negeri tersebut menjadi negeri yang aman sentosa, makmur, kaya raya, yakni kota mekkah.
Dari sini kita bisa belajar, bahwa berdo'alah kepada Allah untuk mendapatkan kebaikan, meskipun hal itu mustahil di mata manusia. Kemustahilan adalah keterbatasan manusia. Sedangkan Allah adalah Zat yang Maha-tak terbatas.*
Oleh Yadin Burhanudin (Dosen STAI Persis Bandung)
17 Agustus 2018