Palu, persis.or.id - Pembinaan keanggotaan merupakan kata dan istilah sangat penting dalam kehidupan berjamiyyah atau berorganisasi.
Terlebih lagi jika para anggota dari jamiyyah merupakan orang-orang baru dengan heterogenitas latar belakang.
Hal tersebut menjadi dasar pelaksanaan Safari Jam'iyyah Bidang Jamiyyah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), yang saat ini menargetkan Pimpinan Wilayah (PW) PERSIS Sulawesi Tengah.
Program tersebut menargetkan pembinaan dasar kepada para anggota, selain peresmian pimpinan jam'iyyah baru dan mengikuti berlangsungnya Musyawarah Wilayah IV PW PERSIS Sulawesi Tengah.
Pembinaan Kejamiyyahan dilakukan pada Sabtu (15/07/2023) di Kompleks Pendidikan Terpadu PERSIS Sulawesi Tengah, Kota Palu. Pembinaan yang dilakukan difokuskan pada tigal hal mendasar.
Yakni urgensi hidup berjamiyyah, pengenalan dan penjelasan identitas PERSIS dari sudut historis, dan Nnidzam-bidzam jamiyyah.
Ketiga focus materi tersebut dipaparkan oleh kepada tiga narasumber; Ustaz H. Erdian selaku Sekretaris Bidang Jamiyyah, Ustaz H. Beben Mubarok sebagai Bidgar Hubanglog, dan Ustaz H. Muslim Nurdin selaku Bidgar Pengembangan Jamiyyah.
Dalam paparannya, Ustaz H. Erdian menyampaikan identitas-identitas jam'iyyah PERSIS. Mulai dari visi, misi, khittah jam'iyyah dan ruang lingkup jihad jam'iyyah PERSIS.
Ustaz Erdian yang merupakan salah seorang asatidzah di PPI 24 Linggar, Rancaekek ini mengawali paparannya dengan filosofi telur yang menetas dan telur yang pecah.
"Eksistensi jamiyyah yang baru dibentuk diharapkan tidak terbentuk, tetapi dapat berkembang," ujarnya.
Sementara itu, Ustaz H. Beben Mubarok menyampaikan salah satu pesan tokoh yang juga Ketum PERSIS, Allahu yarham KH. Aceng Zakaria terkait analogi jari-jari tangan.
“Kun Kalyad walaatakun kal udunain, jadilah seperti tangan (jari-jari tangan). Janganlah seperti kedua telinga," ujar Beben yang juga mudir Aam PPI 69, Kramat Asem.
Menurutnya, jari-jari tangan manusia menggambarkan hubungan kuat antara satu dan lainnya.
Antara satu bagian dan bagian lainnya saling membantu dan menguatkan, sehingga melahirkan kekuatan saat bersama.
"Sementara itu, berbeda dengan kedua telinga. Eksistensinya ada namun tidak pernah saling 'berkunjung' antara sutu dan lainnya. Itulah urgensi hidup berjamiyyah dalam Persatuan Islam," paparnya.
Dalam materi selanjutnya, Ustaz H. Muslim Nurdin menguraikan latar belakang lahir dan berkembangnya PERSIS secara global.
“Pengenalan identitas PERSIS ini sangat penting diketahui dan dipahami oleh seluruh anggota PERSIS," tutur Ustaz Muslim yang juga salah seorang pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Persatuan Islam ini.
Pengenalan terhadap “rumah baru”, kata dia, sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak baik atau bersebrangan dengan identitas “rumah baru” tersebut.
Kegiatan pembinaan kejamiyyahan berlangsung cukup hangat. Sejumlah pertanyaan muncul dari para peserta.
Namun karena keterbatasan waktu, maka konsultasi kejamiyyahan dilakukan secara non-formal.
Bahkan, salah satu narasumber menyampaikan bahwa konsultasi kejamiyyahan dapat dilakukann secara daring jika masih ada hal-hal yang penting untuk disampaikan.
[]
Kontributor: PP PERSIS/Muslim Nurdin