Disamping para santri pesantren Persis 69 terus ditempa dengan hafalan Al-Quran, supaya mereka lebih dekat dan mencintai pedoman utamanya, juga mereka dilatih untuk senantiasa melaksanakan anjuran Nabi saw diantaranya membiasakan shaum sunnah Senin Kamis. Namun yang patut kita berikan apresiasi adalah justru yang menyediakan bahkan “melayani” para santri dalam santap sahur maupun buka bersama adalah para asatidz dari 69. Mereka dengan suka rela mengumpulkan dana ataupun makanan untuk menyediakan para santrinya.
Ketika ditanyakan kepada Mudir Aliyah al-Ustadz Drs H. Beben Mubarok MA, beliau meng-iyakannya. Menurutnya hal ini semata-mata untuk memaksimalkan para santri, juga diharapkan para asatidz lebih dekat dengan santri, sehingga terjalin keharmonisan seperti halnya orang tua terhadap anaknya. Disamping itu lanjutnya untk memberikan gairah menghafal kepada para santri, bahwa mereka merasakan bagaimana perhatian para guru dalam mengarahkan anak didiknya bukan hanya sebatas pelajaran, melainkan juga perhatian.Sebab katanya kita akan bangga dengan keberhasilan mereka, dan mereka pun sebagaimana kita akan merasa diperhatikan penuh oleh kita.
Ketika disinggung kelanjutan dari tahfidz yang hanya mentargetkan paling sedikit 5 juzz dalam seminggu ini, ustadz Beben menjelaskan bahwa in syaa Alloh khusus untuk kelas 12 akan dilanjutkan nanti diakhir Agustus untuk menyelesaikan 30 juzz, yang akan bekerja sama dengan PD. Persis Kota Tangerang. Kenapa hanya kelas 12 terlebih dahulu, karena diharapkan mereka alumni pertama yang dari 69 yang menjadi hafidz/hafidzah.
Sementara diantara peserta tahfidz dalam satu minggu ini sudah ada yang mencapai target bahkan ada yang melebihi target. Semoga saja hal ini berkesinambungan. Doakan saja pungkasnya. (Abu Alifa)