Penyusun: Dian Hardiana,M.Pd.I
Dai pada hakikatnyanya selalu mengajak pada kebaikan dan melarang pada kemungkaran.
Hal tersebut telah jelas dikabarkan di dalam Al-Quran.Zaman Rasulullah beserta para sahabatnya merupakan generasi terbaik. Islam berada di puncak kejayaannya. Penyebaran dakwah Islam telah sampai ke seluruh negeri.
Hingga saat ini, kita telah merasakan dakwah para dai dan ulama terdahulu. Tentu estafeta dakwah dari para da’i dan ulama jangan sampai putus.Kemajuan teknologi dan informasi menjadi kemudahan dalam penyebaran dakwah.
Hal yang dikhawatirkan seiring dengan kemajuan teknologi adalah banyak yang mengaku dirinya menjadi da’i, tapi justru ia keluar dari fungsinya sebagai da’i.
Hal itu memang sudah dikabarkan dahulu oleh Nabi.
فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا، قَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا»..-رواه البخاري، بَابٌ: كَيْفَ الأَمْرُ إِذَا لَمْ تَكُنْ جَمَاعَةٌ-
Apakah setelah Kebaikan itu ada keburukan? Rasul Menjawab:Ya, Da’i-da’i yang berdakwah keneraka Jahannam, siapa yang memenuhi seruannya, mereka lemparkan dia keneraka jahannam. Aku berkata:sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami. Rasul menjawab:Kulit mereka sama dengan kita, dan sama bicaranya dgn kita.. -, HR. Bukhari, bab Apa yg harus dilakukan jika tak ada Jama’ah-
Penggalan hadits ini mengabarkan akan adanya da’i atau Ustadz-ustadz yg berdakwah namun menjerumuskan pengikutnya ke neraka jahannam.
Hal yang perlu kita waspadai, jangan sampai kita atau saudara kita terjebak dan berakhir dengan penyesalan di akhirat, sebagaimana Firman Allah di QS. Al-Ahdzab:66
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”.
Akibat mereka taqlid, ikut-ikutaan kepada pemimpin dan ulama-ulama yang menyesatkannya. Mereka menyesal karena tidak berpegang Teguh pada qur’an sunnah.
Celakanya, dizaman keburukan itu, da’i yang nabi sebut dari kalangan kita dengan bahasa yang sama dengan kita,
Dalam hadits lain di jelaskan mereka pintar baca Qur’an namun tak sampai ke tenggorokannya. Ibnu Abbas mensifati mereka golongan tahrif al-Qur’an, yaitu menafsirkan bukan pada tempatnya.
Ali bin Abi Thalib menjelaskan: Kalimatnya (ayat yang dibacanya) benar namun kesesatan yang diinginkannya. itulah kenapa banyak orang terjerumus ke jahannam karena dakwah kelompok ini, karena menganggap mereka ini ahlinya, padahal tidak, itulah sebabnya ciri kiamat adalah ketika ilmu diserahkan bukan kepada ahlinya, yaitu mereka yang menggunakan logika dalam menjelaskan Qur’an atau Hadits.
Semoga Allah selamatkan kita dri keburukan mrk dan zaman fitnah ini. Wallahu ‘Alam.