Jakarta - persis.or.id, Terkadang kita merasa bingung, darimana kita mulai membangun generasi muda kita yang Islami mengingat begitu kompleksnya permasalahan dan tantangan yang dihadapi generasi muda kita.
Banyak teori dan analisis yang ditawarkan. Tapi saya mengajak kepada apa yang ditawarkan Islam itu sendiri dalam menyiapkan generasi.
Pertama, kesadaran dan tanggungjawab orangtua atas masa depan anak cucu mereka dengan merasa khawatir akan nasib generasi yang akan datang. Kekhawatiran mendorong usaha yang serius dan upaya kerja keras yang maksimal dalam mendidik mereka.
Al Quran menyatakan.
(وَلۡیَخۡشَ ٱلَّذِینَ لَوۡ تَرَكُوا۟ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّیَّةࣰ ضِعَـٰفًا خَافُوا۟ عَلَیۡهِمۡ فَلۡیَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡیَقُولُوا۟ قَوۡلࣰا سَدِیدًا)
" _Dan hendaklah orang orang (orang tua) khawatir jika mereka meniggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah Maka bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar" (An Nisaa: 9)
Kedua. Menanamkan kecintaan pada sholat. Taat melaksanakan sholat sangat baik, namun lebih baik lagi menanamkan kecintaan shalat. Mencintai sholat otomatis mencintai agama, karena sholat itu sendiri diantara tiang agama yang paling utama.
Dalam hadits sohih riwayat imam Ahmad diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Yang pertama sekali dihisab amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika beres sholatnya, maka akan beres semua amalnya. Jika rusak sholatnya maka rusak pula amal yang lainnya."
Umar bin Khothob berkata kepada para pejabanya, "Ketahuilah, sesungguhnya perkara kalian yang terpenting dalam pandanganku adalah sholat. Siapa yang menjaga sholatnya pasti ia menjaga tugasnya yang lain. Siapa yang menyepelekan sholatnya maka ia akan mudah menyepelekan perkara yang lain".
Al Quran bahkan mengingatkan dengan keras bahwa generasi yang akan tersesat dan binasa adalah generasi yang mengabaikan sholat dan cinta syahwat.
"Maka datanglah sesudah mereka satu generasi yang meninggalkan sholat dan mengikuti hawanafsu, maka niscaya mereka mengalami kesesatan kebinasaan" (Surat Maryam ayat 59)
Membangun kecintaan pada sholat sampai kemudian sholat menjadi amalan yang diutamakan dari apapun tidaklah mudah. Paling tidak ada beberapa tahapan yang harus ditempuh mencapai kesempurnaan sholat dan kemanfaatannya yang besar.
Tahap pertama adalah mendidik agar sholat dapat dipelihara kontinyuitasnya. Dalam bahasa Al Quran disebut sebagai tahapan mudawamah . "Mereka yang kontinyu atas shalat mereka".
Tahap kedua adalah tahap muhafazhah yaitu tahap menjaga waktu shalat, kaifiyat sholat, dan bacaan-bacaannya. "Mereka yang memelihara sholat mereka".
Tahap ketiga adalah tahap Al Khosyah, yaitu khusuk dalam sholat. "Mereka yang khusuk dalam sholat nya". Dan tahap terakhir adalah shalat sebagai prisai yang membentengi dari perbuatan keji dan munkar.
Mereka yang telah menjadikan sholat sebagai perbuatan yang paling dicintai daripada hanawafsunya. Jadi marilah menyiapkan generasi terbaik kita dimasa datang dengan menanamkan cinta pada sholat.
Hikmah Jumat Mubarokah.
12 Safar 1441.
Dr. KH. JeJe Zaenudin.