Mesir - persis.or.id, Salah satu negara di wilayah timur tengah yang menyimpan begitu banyak khazanah. Negeri ini memiliki banyak gelar seperti negeri para nabi, negeri para ulama, negeri seribu menara, ummu ad-dunya atau ibunda dunia, negeri piramida, negeri fir’aun (pharaoh) dan sejumlah gelar lainya yang selalu orang sematkan manakala mereka berkunjung ke Mesir.
Menurut badan cuaca setempat, rata-rata curah hujan di Mesir hanya satu inchi setiap tahunnya, cukup terasa kering bagi kami mahasiswa asing yang notabene berasal dari Indonesia yang beriklim tropis. Meski begitu, bukan berarti berkah yang ada di Mesir hanya sebesar rata-rata curah hujannya.
Bagi saya pribadi, pengalaman shaum Ramadan di Mesir ini merupakan debut perdana. karena ketika keberangkatan tahun 2017 lalu, kami berangkat pada bulan Muharram. Perbedaan suasana Ramadan antara Indonesia dan Mesir terasa sangat signifikan, dari cuaca yang panas, udara yang kering, juga durasi shaum yang lebih lama. Belum lagi, bagi mereka yang sudah terdaftar di Universitas, bulan Ramadan di musim panas ini bertepatan dengan ujian termin dua.
Momen Ramadan yang penuh berkah ini, tentunya dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Termasuk, rakyat mesir itu sendiri. Aktifitas kemahasiswaan yang tidak berhenti meski bulan Ramadan berlangsung, cukup membuat mahasiswa asing kelelahan. Beberapa aktifitas yang dilakoni oleh Mahasiswa Indonesia di Mesir (masisir) diantaranya; ujian musim panas, daurah, dan ada sebagian kecil yang berkecimpung di organisasi dan jual beli.
Sekelumit aktifitas di atas cukup menguras tenaga. Oleh karenanya, banyak waktu yang terpakai. Kadang kala aktifitas-aktifitas tersebut baru selesai di waktu petang. Ada fenomena unik yang tak lama ini marak terjadi, bagi mereka yang menjelang adzan maghrib masih berada di Jalan, atau belum sempat menyiapkan menu untuk buka, juga mereka yang tidak punya jadwal buka bersama. Rasanya tak usah khawatir.
Begal Ramadan berkeliaran selama jelang adzan maghrib. Kami menyebutnya dengan intilah ‘begal’ karena tindakan yang mereka lakukan mirip dengan begal di Indonesia, namun konotasinya sangat berbeda. Ketika begal di Indonesia melakukan tindakan kriminal, begal Ramadan di Mesir ini seketika memberhentikan kendaraan yang sedang kami naiki, kemudian mereka menghidangkan minuman-minuman dingin khas Mesir ditambah makanan ringan.
Hal ini terjadi di seluruh wilayah Mesir, dan sudah berangsung sejak lama. Belum lagi, jika kita melaksanakan shalat maghrib di Masjid, ada sesuatu yang disebut Maaidah ar-Rahman atau hidangan dari tuhan, makanan berat khas Mesir yang dijajakan gratis untuk mereka yang shaum. Juga, akan banyak ditemukan para Muhsinin yang memberi musa’adah atau bantuan berupa uang atau bahan makanan.
Ramadan Kareem, begitu orang Mesir menyebutnya. Bulan yang penuh berkah dan rahmat, semoga Allah memberi kita kekuatan untuk senantiasa memaksimalkan peran di bulan Ramadan ini.
Salam Ukhwah.
Ditulis oleh : Alfy Isya Muharam, Alumni Pesantren Persis 99 Rancabango.
Saat ini sedang menjalani kelas Bahasa untuk selanjutnya masuk Fak. Ushuluddin Universitas Al-Azhar Cairo