Mekah, persis.or.id - Salah satu unsur tenaga yang terlibat dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi adalah adanya tenaga pendukung.
Biasanya terdiri dari para mukimin yang berasal dari kota-kota di Arab Saudi seperti Jeddah, Mekah, dan Madinah, serta mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Mesir, Sudan, dan negara lainnya.
Para tenaga pendukung ini akan bergabung dengan PPIH Arab Saudi yang berasal dari Indonesia, yang sering disebut sebagai petugas non-kloter, yang ditempatkan di Daerah Kerja Makkah, Madinah, atau Bandara, serta berbagai sektor baik di Mekah maupun Madinah.
Setiap petugas PPIH Arab Saudi, baik yang berasal dari Indonesia maupun tenaga pendukung, memiliki tugas dan fungsi (Tusi) yang bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.
Antara lain meliputi layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, konsultasi dan pembimbingan ibadah, serta tugas-tugas lainnya.
Untuk tahun ini (1444 H/2023 M), terdapat Tusi khusus dalam bentuk layanan lansia (lanjut usia) mengingat banyaknya jamaah lansia saat ini.
"Keberadaan para tenaga pendukung diharapkan dapat membantu petugas dari Indonesia, terutama dalam melakukan komunikasi dengan pihak muassasah dan fihak maktab (Syarikah) dengan kemampuan bahasa Arab mereka yang cukup memadai serta pengetahuan lokasi sekitar haramain," jelas H. Acep Saefuddin, salah satu petugas PPIH Arab Saudi, Sabtu (10/06/2023)
Salah satu tenaga pendukung yang mencurahkan pengabdiannya adalah Galih Pribadi Andika, seorang mahasiswa yang baru saja lulus dari International University of Africa Sudan, dengan jurusan Aqidah wa Fikrul Islam.
Galih merupakan alumni Pesantren PERSIS 34 Cibegol Kabupaten Bandung dan merupakan putra dari Ustadz H. Wahyu AS.
Ia menjelaskan alasan dirinya bergabung sebagai tenaga pendukung adalah untuk dapat berkontribusi dalam melayani tamu-tamu Allah dari Indonesia, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.
Galih yang juga aktif di PCI PERSIS Sudan mengungkapkan bahwa dari 156 pendaftar di kampusnya, hanya 18 orang yang dinyatakan lulus, termasuk dirinya.
Saat ini, ia ditempatkan di Daerah Kerja Bandara (KAA Jeddah dan AMMA Madinah) dengan tugas menerima kedatangan jamaah baik saat gelombang pertama yang menuju bandara AMMA Madinah maupun gelombang kedua yang menuju bandara KAA Jeddah, sehingga kesibukannya sangat padat.
"Kami ucapkan selamat atas tugas mulia yang diemban dan semoga dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan mendapat haji mabrur," ungkap H. Acep Saefuddin.
Dalam pelaksanaan ibadah haji ini, kerjasama antara petugas PPIH Arab Saudi dan tenaga pendukung sangat penting guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada jamaah haji Indonesia.
Semoga kehadiran Galih Pribadi Andika serta para tenaga pendukung lainnya dapat memberikan kontribusi positif dalam memperlancar pelaksanaan ibadah haji dan menjadikan pengalaman para jamaah haji Indonesia lebih berkesan. (/AS)
[]