Cianjur, persis.or.id - Sebagai bagian dari ikhtiar pemulihan pandemi Covid-19, Pesantren Persatuan Islam (PPI) 04 Cianjur tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (MI) menggelar vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.
Digelar di Kompleks PPI 04 Cianjur, Jalan Doktor Muwardi By Pass, kegiatan yang digelar pada Selasa (18/01/2022) tersebut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur yang diwakili oleh UPTD Puskesmas Muka sebagai pelaksana.
"Vaksinasi ini akan digelar untuk 2 dosis. Untuk dosis pertama hari ini, untuk yang kedua insya Allah akan dilaksanakan pada 2 minggu setelah ini," terang Ustaz Dede Buchory, S.Pdi sebagai Mudir MI kepada persis.or.id di sela kegiatan.
Dirinya menjelaskan, tujuan diselenggarakannya kegiatan vaksinasi tersebut agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka 100% dapat berjalan. Saat ini, penyelenggaraan KBM tatap muka baru dapat dilakukan oleh sebanyak 50% santri.
"Kita tahu bahwa vaksinasi juga program pemerintah, kemudian dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya kita melaksanakan vaksinasi ini demi berjalannya KBM tatap muka yang lebih baik," jelasnya.
Selain menjalankan program pemerintah dan mempertimbangkan KBM, pihaknya juga sekaligus menjalankan himbauan dari Pimpinan Pusat PERSIS terkait ikhtiar menghadapi pandemi ini.
Oleh karena itu, pihaknya mempertimbangkan beberapa hal dalam pelaksanaan, salah satunya terkait vaksin yang digunakan.
"Kami tanya dulu vaksin yang digunakan. Setelah tahu Sinovac, kami lebih yakin karena itu juga yang direkomendasikan oleh pimpinan pusat," tambahnya.
Menurutnya, perihal vaksinasi yang terkait dengan kesehatan itu sudah menjadi himbauan yang dilakukan oleh pemerintah. "Kami mendahulukan dalam segi syar'iyyah karena telah dihimbau oleh pimpinan pusat. Untuk efektifitas, itu sudah masuk ke ranah medis," jelas dia.
Kegiatan vaksinasi tersebut, kata dia, hanya bersifat imbauan dan tidak ada paksaan. Meski begitu, dirinya bersyukur karena mendapatkan respons yang positif dari para orang tua santri.
"Alhamdulillah lebih dari 60 persen memberi izin dan ada juga orang tuanya sendiri yang meminta untuk divaksin. Yang tidak ikut hari ini kebetulan sudah vaksin mandiri, atau kebetulan sakit, atau tidak diberi izin oleh orang tua karena penuh dengan kekhawatiran," paparnya.
Dari seluruh santri tingkat MI dari kelas 1-6 yang berjumlah sekitar 378 santri, yang mengikuti vaksinasi sekitar 234 orang atau 60 persen lebih.
Dalam pelaksanaannya, pihak sekolah juga mengundang para orang tua untuk mendampingi anak-anaknya. Para orang tua juga terlihat antusias membersamai anak-anaknya. "Secara psikologis ini juga akan membantu anak saat melakukan vaksinasi," tandasnya.
Melihat hal tersebut, pihak sekolah benar-benar berharap hasil yang maksimal, sehingga tujuan tatap muka 100% dapat segera terwujud.
Sebab selama pandemi, para guru mengaku kesulitan untuk melakukan penilaian kepada santri. Ditambah lagi hasil evaluasi akhir tahun yang menunjukkan bahwa KBM tidak berjalan dengan efektif.
"Ini juga terkait dengan sifat anak. Hasilnya masih jauh dari harapan, terutama saat 1 tahun pertama pandemi. Mudah-mudahan setelah ini kami bisa melaksanakan tatap muka secara full," harapnya.
Hal serupa diharapkan oleh Alien Rosmala, ibu dari Azkayla santriwati kelas 3 MI. Dirinya mengaku bahwa kegiatan vaksinasi ini tidak membuatnya khawatir, karena sebelumnya anaknya telah mendapatkan vaksinasi dasar lengkap.
"Biar anak-anak bisa sekolah lagi, karena kalau semua menolak, nanti malah jadi daring lagi. Yang penting anak-anak sehat, prokes berjalan. Mudah-mudahan tidak ada efek lainnya," kata dia.
Pelaksanaan vaksinasi tersebut berjalan dengan baik. Terlihat para guru mendampingi para santri dan orang tua murid dengan menunjukkan alur vaksinasi.
Mulai dari kelengkapan data, observasi, penyuntikan, hingga tahap setelah penyuntikan, kegiatan berjalan efektif efisien tanpa ada antrian yang mengular.
(FAR)